Showing posts with label Ibu. Show all posts
Showing posts with label Ibu. Show all posts

Wednesday, December 13, 2017

Menelpon Ibu Adalah Hal Sederhana Yang Membuat Seorang Ibu Bahagia



Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hai....
Beberapa hari yang lalu saya berulangtahun yaitu tanggal 3 Desember (hayo udah ngucapin belum? he3). Awalnya saya lupa tentang tanggal ultah saya. Aduh, kok bisa sih ya. Lantaran beberapa hari sebelum ultah saya jatuh di kamar mandi, karena lantainya agak licin dan lupa dikosek. Jadi, beberapa hari saya tiduran saja di rumah, tidak ngapa-ngapain.
Imbasnya  rumah sedikit berantakan. Biarlah. Yang penting kalau suami dateng udah rapi. Alhamdulilah, sekarang sudah sembuh setelah saya pijatkan. Tadinya, tulang belakang saya sakit banget. Memang, sehat itu mahal harganya ya.

Nah, sehabis subuh tanggal 3 Desember suami saya mengucapkan selamat ultah, begitu pula anak-anak. Saya dibelikan 2 coklat delfi yang lezat itu, dimakan pagi itu.

Kakak : "Wah enak ya Mamah ultahnya dua kali." 
Saya : "Lho, kok bisa kak? 
Kakak : "Iya dong, nanti tanggal 22 Desember hari Ibu, berarti nanti mamah ultah lagi dong.
Saya :"He..he...kok tahu sih kak.
Suami : "Kamu pingin dibelikan apa ?"
Saya : "Pingin baju."
Suami : "Ya, nanti tak beliin. 
Hmmm...suamiku baik banget deh. 

Alhamdulilah, saya sudah menikah dengan suami selama 13 tahun. Menjadi ibu dari 2 orang putri. Ternyata, menjadi ibu itu memang tugas yang mulia dan maha berat. Hal ini mulai saya rasakan semenjak memiliki anak-anak. Ketika mereka sakit atau kadang-kadang mereka mulai membantah, melawan. Atau sebaliknya ketika hilang kesabaran saya menghadapi mereka. Saya jadi membayangkan ibu saya, yang membesarkan 5 orang anak. Tentunya, lebih berat ketimba saya.  

Menimba air di sumur sambil menggendong saya, pergi ke puskesmas jalan kaki gendong adik saya dan menggandeng saya dan kakak. Waktu itu juga gaji ayah saya sebagai PNS masih kecil,  irit sana irit sini bahkan ibu saya cerita dulu anak-anaknya jarang dibelikan baju baru, lebih sering baju bekas. Untunglah, saya dan saudara-saudara saya masih kecil tidak bisa membedakan baju bekas atau tidak. Kalau melihat anak-anak tetangga lain itu pada sering dibelikan boneka dan mainan. Saya seumur-umur tidak pernah, begitu juga dengan saudara saya. Namun, dalam hati kami tidak pernah ada rasa iri. Ibu saya juga baru-baru ini saja menceritakan hal ini ketika saya sudah menikah dan punya anak. Beliau menceritakannya sambil menangis. Beliau bersyukur memiliki anak-anak yang selalu "nrimo" dan tidak pernah komplain apapun. 

Ibu saya adalah seorang yang setiti (bahasa jawa :hemat, pintar mengelola keuangan), beliau tidak suka hutang. Kalau memang butuh dia lebih suka membelinya cash. Kalau saya melihat lingkungan sekitar saya waktu itu, mayoritas ibu-ibunya suka berhutang kepada rentenir. Bahkan, ada yang sampai menjual rumah dan barang-barang berharga lainnya. Alhamdulilah, ibu saya tidak. Meski beliau adalah lulusan SD saja. Ibu saya juga banyak mengajarkan kepada saya agar pintar mengelola uang belanja dan menjaga nama baik suami. Itulah yang saya pegang sampai sekarang dan akan terus saya ajarkan kepada anak-anak saya. 


diambil dari Google Image 
Namun, ada kekurangan ibu kalau dalam 1 minggu tidak telepon beliau suka marah. He he. Pokoknya seminggu sekali harus ditelepon. Kata ibu ga usahlah kasih uang ke ibu asal suka menelpon aja ibu sudah senang. Mungkin beliau butuh perhatian ya. 
Kadang kesibukan saya membuat saya kadang lupa tidak telepon ibu. Biasanya ibu yang gantian telepon. Tapi ujung-ujungnya ibu bilang...ibu teleponnya sebentar aja ya nanti pulsanya cepet habis he he. Maklumlah, hp ibu saya bukan hape android yang bisa WA atau video call an. Jadi, hp ibu itu cukup bisa untuk telepon dan sms aja. Memang, semakin tua seseorang biasanya semakin butuh perhatian, meskipun ada kakak saya yang serumah, namun beliau tetaplah membutuhkan perhatian dari anak-anak yang lain. Kalau Anda udah telepon ibu tidak dalam minggu ini?. Jangan lupa pula ucapin Selamat Hari Ibu juga ya. Karena menelpon ibu bisa membuatnya sangat bahagia, melebihi diberi uang. Tak akan cukup langit dan lautan, jika harus menampung kasih sayang ibu kepada anaknya. Tulisan ini merupakan ide pemenang Arisan Blogger Gandjelrel yaitu mbak Chela dan Mbak Noorma . Selamat ya mbak-mbak kece. 😍





Wednesday, May 31, 2017

Aku Kangen Umroh Bareng Ibu

Hai semua.....😙

Tidak terasa hari ini sudah hari kelima puasa. Bagaimana puasa Anda? Semoga lancar dan sehat selalu ya. Tema arisan link Blogger Gandjelrel kali ini cukup menantang yaitu tentang sesuatu yang dikangeni. Ini adalah ide dari Mbak-mbak yang namanya muncul di arisan blog tahap ke 3 yaitu Mbak Rizka Alina dan Mbak Alley. Aku kapan ya dapetnya ? Hu hu. Dengan adanya arisan ini cukup membantu terutama buat blogger kayak aku ini yang nulisnya masih datnyeng. Jujur kalau yang aku dan suami kangeni adalah THR he he...kalau kamu?.


Image result for umroh
Ibadah Umroh dan Haji di Mekah 


Ibuku, usia 70 tahun 
Nah, beberapa waktu yang lalu ibuku cerita kalau beliau ingin sekali pergi umroh karena tabungannya sudah cukup. Sebenarnya beliau kepingin berhaji, tetapi daftar tunggunya itu lama banget. Apalagi ibuku usianya sudah 70 tahun. Mumpung masih sehat katanya. Ibuku itu meski sudah 70 tahun tetapi semangat hidupnya tinggi. Pagi setelah sholat subuh biasanya beliau jalan-jalan berkeliling alun-alun di dekat rumah. Selain itu beliau juga rajin mengaji kemana-mana, meskipun tempatnya jauh. Terkadang, anak-anaknya yang was-was. Makanya, aku seringkali berpesan kalau tidak ada barengan yang menyebrangkan tidak usah berangkat. Maklum, tinggal di kampung itu sepertinya hampir setiap 3 hari sekali itu pasti ada pengajian/hajatan.

Menurut beliau, sebenarnya ada rombongan teman pengajiannya yang berangkat umroh dan beliau ingin bareng.  Namun, tentunya kami sebagai anak tidak tega melepasnya begitu saja. Sebelumnya saya bertanya-tanya dan cari informasi ke teman-teman yang sebelumnya sudah berangkat umroh. Mereka rata-rata berpesan jangan berangkat sendiri meski ada rombongan yang sama-sama pergi umroh. Karena, pernah ada kejadian ibu temanku itu waktu umroh sandalnya terlempar sampai jauh untunglah ada yang menemukannya. Seseorang yang berwajah Arab dan baik hati. Parasnya itu terlihat bukan seperti orang pada umumnya tampak bersinar dan bersih katanya. Meskipun teman saya tidak mengalami hal-hal yang merugikan bagi dirinya namun kejadian itu cukup membekas. Makanya, dia menyarankan agar ibu ada yang mendampingi.

Melihat ibu yang ngebet kepingin umroh tersebut aku jadi terharu, dan ingin juga berangkat umroh bersama ibu. Anak manapun pastinya ingin sekali membahagiakan orang tuanya. Apalagi, orang tuaku tinggal ibuku. Namun, tahun ini aku dan suami berencana untuk membangun rumah. Karena rumahku ukurannya lumayan besar jadi otomatis butuh uang yang banyak. Belum lagi kalau membangun rumah itu biasanya kan "mremen-mremen" kemana-mana.  Pingin perbaiki ini, pingin perbaiki itu. Sebenarnya, aku juga sudah punya tabungan khusus untuk umroh tetapi masih kurang  hiks..hiks...kok jadi curcol. Karena, kemaren-kemaren uang tabungan kita berdua untuk melunasi rumah. Mumpung, anak-anak masih belum terlalu butuh biaya besar. Sebenarnya ibuku punya tanah yang lumayan besar dan ibu sudah menyarankan untuk  dijual. Tetapi, kami keluarga masih eman-eman. Soalnya tanah tersebut juga lumayan menghasilkan, dan rencananya sih dijual kalau pas kepepet saja. 

Aku ingin sekali membuat ibuku bahagia dan menggandengnya tatkala mengitari Ka'bah. Semoga Allah SWT mendengar doaku dan mengabulkannya.  Amiiiin.

Back to Top