Wednesday, March 29, 2017

Bang, Jangan Duakan Cintaku



Hai Mams,
Selamat pagiiiiiii 😎😀
Pastinya Mams semua sudah menunggu kan postingan terbaruku kan? Maaf saya sampai lupa update blog, maklum emak-emak rempong. Kita membicarakan hal-hal yang ringan aja ya.

Mams, suka enggak sih membayangkan masa pacaran dulu dengan suami? Pastinya yang terbayang hal-hal yang indah ya. Hati selalu berbunga-bunga. Tiap detik dan menit yang terbayang hanya wajahnya. Kamu lagi apa? Kamu sudah makan belum? Kamu sudah tidur belum? Ibarat pepatah dunia milik berdua yang lain ngontrak. Apa yang menjadi kekurangan pasangan kita pura-pura menutup mata.

Nah, setelah menikah nih ketahuan semua belang pasangan seperti misalnya kalau tidur mengorok, suka menaruh handuk sembarangan, tidak suka sisiran dan hal-hal lain yang membuat kita jadi bete. Sedang kita juga mulai berubah misalnya kala kita masih berkenalan dengan calon suami kita suka nih dandan cantik eh setelah menikah kita jadi malas berdandan dengan alasan capek dengan pekerjaan rumah. 

Mulailah kita suka membanding-bandingkan pasangan kita dengan orang lain yang menurut kita lebih baik. Seperti misalnya suami kita bekerja dan ditempat kerja bertemu dengan teman sekantor yang suka dandan. Lalu tertanam dihatinya : Seandainya istriku seperti itu?  Atau istri suatu saat kala reuni bertemu dengan teman lama yang lebih sukses dibanding suaminya dan mulai membanding-bandingkan suaminya : Seandainya suamiku lebih sukses dari dia. Apalagi, selanjutnya sampai muncul rasa suka.Sudah pasti akan menimbulkan masalah baru yaitu  
S.E.L.I.N.G.K.U.H. 

Lupa sudah dengan janji suci pernikahan yang disaksikan juga oleh Allah SWT dan malaikat-malaikat yang berjanji untuk selalu bersama dalam suka dan duka. 
Lupa sudah dengan masa-masa awal membangun rumah tangga yang penuh perjuangan bersama istri pertama.


Tulips, Tulipa, Butterfly
diambil dari pixabay
Saya pernah membaca sebuah buku kalau pasangan kita memang hampir dipastikan memiliki watak yang berbeda dengan kita untuk saling melengkapi dan saling mengisi. Dan apabila kita merasa bahwa pasangan selingkuhan kita lebih baik dari pasangan semua itu adalah tipuan setan. Selain itu kita jangan lupa juga untuk selalu menjadi pasangan yang menyenangkan untuk dilihat suami. Tidak mudah cemberut dan selalu berdandan meski di rumah. Memang, menikah itu mudah namun untuk mempertahankannya butuh kerja keras dan perjuangan. Jangan mudah menyerah karena masalah. Semoga bermanfaaat ^_^.


















Monday, March 20, 2017

Pentingnya Membentuk Anak Lelaki Yang "Tangguh"


Hai..............
Beberapa hari yang lalu saya melihat berita infotainment atau lebih tepatnya acara gosip he.. he. Hari itu memang lagi kurang kerjaan. Namun, sayang beritanya kurang menggembirakan seperti perceraian Syahrul Gunawan (idola saya) dan Tommy Kurniawan yang kabarnya juga akan menyusul bercerai. Sayang seribu sayang padahal masing-masing sudah memiliki anak-anak yang masih di bawah umur dan parasnyapun cantik dan ganteng.

Sebenarnya perceraian bukan hanya monopoli artis saja, dalam kehidupan nyata saya sering juga menemukan kasus semacam itu. Bahkan,  ada teman dekat saya yang menjadi single parent karena perceraian. Sebut saya namanya X. Saya mengenalnya semenjak anak saya kelas 1 hingga sekarang anak saya kelas 6. Mereka berpisah karena perbedaan sifat yang sama-sama keras dan perbedaan agama. Awalnya mencoba bertahan tetapi tetap saja kandas ditengah jalan. Makanya, saya menghimbau agar muda-mudi yang hendak menikah alangkah baiknya apabila memiliki akidah yang sama. Mungkin awalnya tidak ada masalah, tapi selanjutnya pasti ada banyak masalah yang muncul. Apalagi, kalau mulai ada anak, pasti ada masalah lanjutannya.

Kalau menurut sudut pendekatan agama, perceraian adalah pintu darurat untuk menyelesaikan sebuah masalah rumah tangga namun itu sangat dibenci Allah SWT. Tetapi apabila rumah tangga sudah tidak harmonis dan tidak sehat ya mau tak mau itulah jalan yang ditempuh oleh banyak pasangan. Saya pernah membaca sebuah survei bahwa tingkat perceraian di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan ironisnya kebanyakan yang menggugat adalah pihak perempuan.

Apa saja sih penyebab orang bercerai itu mayoritas jawabannya adalah sudah tidak ada lagi kecocokan. Jika dirunut lagi ada beberapa kemungkinan seperti :

1. Masalah ekonomi
Masalah ekonomi merupakan salah satu pencetus masalah yang menjadikan alasan banyak orang untuk bercerai. Si suami bangkrut usahanya atau suami di PHK seringkali menjadikan seorang istri menggugat cerai. Ironis bukan? Lupa dengan janji pernikahan dulu bahagia dalam suka ataupun duka. 

2.  Perbedaan sifat, misi dan visi
Ini bisa berupa sifat yang sama-sama keras, sama-sama tidak mau mengalah. Aduh mah, susah banget kalau sudah seperti itu karena dulu saya juga memiliki sifat yang keras, tidak mau mengalah. Dari banyak membaca buku psikologi saya lambat lahun jadi mengurangi sifat keras saya. Jika suami lagi tensi tinggi saya lebih banyak merendahkan suara dan sebaliknya. Ya, itu menjadi komitmen kami sekarang. Selain itu juga perbedaan pola asuh anak-anak seringkali membuat masalah bagi beberapa pasangan.

3. Tidak mempunyai keturunan
Jika pasangan lama tidak punya keturunan terkadang hal itu menjadi "duri" dalam sebuah pernikahan. Bahkan, terkadang ada pasangan ada yang mengijinkan pasangannya untuk menikah lagi karena belum kunjung juga mendapat keturunan. Kenyataannya, banyak kok pasangan yang bisa hidup bahagia tanpa keturunan.

4. Selingkuh 
Selingkuh dalam sebuah pernikahan bisa menjadi awal ketidak percayaan bagi pasangan. Biasanya pasangan yang diselingkuhi akan sulit untuk mempercayai pasangannya lagi. Apalagi kalau selingkuh itu sampai berkali-kali dilakukan. Sudah pasti bisa mengancam keutuhan rumah tangga.

5. Kurangnya komunikasi
Pasangan suami istri yang sibuk dan sama-sama tidak meluangkan waktu untuk berkomunikasi bisa menjadi ancaman dalam sebuah rumah tangga. Apalagi dengan kemunculan aneka aplikasi handphone seharusnya makin mempermudah komunikasi dengan pasangan kita. Jadi, jangan sampai sepelekan komunikasi dengan pasangan Anda ya. Minimal menanyakan hal-hal ringan seperti sudah makan belum, macet apa tidak, atau anak-anak lagi apa?

Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang ada dalam pernikahan, saya rasa perlu juga kita mempersiapkan buah hati menjadi anak-anak yang tangguh baik secara fisik maupun mental. Menjadikan mereka bisa menggenggam dunia (sukses dunia) namun juga sukses di akhirat. Terutama sekali anak laki-laki yang kelak akan menjadi imam keluarga. Bukan berarti perempuan tidak lho, namun laki-laki tetap prioritas utama. Mengingat dia nantinya yang mencari nafkah,  pemberi rasa nyaman dalam keluarga dan tanggung jawabnya lebih berat. Sudah pasti dia harus memiliki mental baja. 

Dalam Q.S. An Nissa ayat 9 disebutkan :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Btw aku belum punya anak cowok lho. Pingin deh punya anak cowok. Kemaren pas di mall ketemu ma anak batita cowok yang lucu. Waktu itu dia digendong ma papahnya lagi menangis, mungkin sekitar usia 6 bulan. Eh, aku cilukba dianya langsung ketawa dan ga jadi nangis. Nggemesin deh. Apalagi wajahnya agak sipit-sipit gitu. Aku suka deh.

**********************************






Back to Top