Friday, November 10, 2017

Mati Air 7 Hari Gimana Rasanya ?



Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Pernahkah Anda merasakan segarnya mandi dengan air yang berlimpah di bak mandi Anda? Segar sekali bukan. Kala itu rasanya dunia milik sendiri. Byar..byur ..byar...byur. Entah habis berapa gayung/berapa liter air dalam sekali mandi. Jika satu gayung diasumsikan dengan 1 liter air. Maka rata-rata orang dalam satu hari menghabiskan 12 liter air untuk mandi saja. Itu belum termasuk keramas lho. Belum lagi untuk kebutuhan lainnya seperti mencuci baju, gosok gigi, minum, buang air kecil, buang air besar, mencuci mobil dan lain-lainnya. Tanpa makanan orang bisa bertahan seminggu atau lebih, tanpa listrik manusia tetap bisa beraktifitas meskipun terbatas, dan tanpa air manusia hanya bisa bertahan beberapa hari saja karena 70 % tubuh manusia adalah air.



Image result for mati air
Mati air deh 



Nah, inilah yang saya rasakan dalam beberapa hari ini. Tepatnya sudah 7 hari air PAM di komplek perumahan saya mati semenjak hari Sabtu. Sebenarnya sudah lama sekali air tidak mati dan selalu lancar setidaknya selama setahun ini. Mendadak sepulang dari aktivitas olah raga senam, saya mendapat kabar dari suami kalau airnya tidak nyala. Malam hari suami "menghadang" air datang. Keran dinyalakan semua. Tak setetes airpun masuk ke bak mandi kami. Dan, yang paling parah ternyata tandon juga sama sekali tidak ada air. Alamat tidak bisa mandi inih. Ya, udahlah solusi pertama adalah membeli air, mandi di mushola, atau mandi di tempat teman. Pada hari Minggu air juga belum mengalir, biasanya anak-anak semangat kalau diajak pergi ke rumah utinya di Banyumanik, namun kali ini mereka sedang pingin di rumah karena minggu kemaren sudah main ke mertua. Jadi, hanya suami saya saja yang pergi ke rumah mertua karena ada suatu urusan.

Biasalah kalau hari Minggu kami mandinya agak siangan. Saya melihat bak mandi masih ada air cuman 1 ubin. Pastilah, jumlah itu sangat minim untuk kebutuhan mandi. Entahlah waktu itu kok saya tidak kepikiran mandi di tempat mertua saja.  Menunggu mobil air lewat juga tidak kunjung datang. Karenanya saya kemudian berinisiatif untuk mandi di mushola tempat si kecil sekolah. Untunglah, sepi musholanya. Saya mengajak anak-anak mandi di mushola tersebut. Rasanya segar sekali.


Beginilah rasanya bila tidak ada air. Aktivitas rumah tanggapun jadi kacau. Hari 1 dan ke dua saya masih stress memikirkan air. Daripada stress, sayapun lama-lama terbiasa dengan air yg minim ini. Tiap hari saya membeli air sekitar 20-30 ribu sekali beli. Anggaran belanja jadi naik ini hufff. Kemudian baju-baju saya laundri. Menurut berita yang saya  dapat, matinya air di Klipang dan sekitarnya ini terjadi karena berkurangnya debit air, akibat musim kemarau. Sampai hari ke 4 air sama sekali tidak mengalir. Tetapi, untunglah selalu ada mobil air yang lewat untuk menawarkan air. Saya dan suami hanya bisa bersabar menunggu air mengalir. 


Alhamdulilah, tetangga-tetangga saya orangnya baik-baik. Ada tetangga sebelah rumah yang memiliki sumur dan beliau merelakan air dari sumurnya untuk disalurkan ke tetangga-tetangga yang membutuhkan. Namun, saya lebih memilih beli air saja, soalnya saya males angkat junjung ember dari depan ke belakang rumah. Meskipun mobil air biasanya dateng agak siangan sekitar jam 12 an. Hari ke 5 air mulai mengalir setetes demi setetes kemudian berhenti sampai sekitar jam 9. Setelah itu tidak mengalir lagi. Duh, sumpah kami sudah mau putus asa dan pingin pindah rumah saja. Dalam sholat saya sertakan doa semoga air segera mengalir. Di hari ke 6  alhamdulilah malam harinya turun hujan yang lebat, sehingga bisa menambah debit air. Sayapun tidak kelupaan untuk menadah air hujan. Lumayanlah bisa buat mengguyur setelah habis BAB dan BAK. 



Hari ke 7 (hari ini) jam 4 pagi suami sudah membangunkan saya dan memberi kabar kalau air di keran depan rumah sudah mulai mengalir, meskipun tidak deras. Suami saya selanjutnya mengangsu air untuk dimasukkan ke bak mandi dan  dapat terkumpul 1 bak mandi.  Setelah sebelumnya hanya 1 bak yang terisi kini ada 2 bak mandi yang terisi. Kamipun jadi semangat. Sayapun mencuci baju-baju anak saya. Alhamdulilah rasanya penuh syukur kepada Allah SWT bisa mencuci baju dengan sukses. Mati air selama 7 hari memberikan pelajaran kepada saya untuk tidak suka membuang-buang air dan mematikan keran air bila tidak digunakan. Semoga air di rumah Anda lancar selalu yaa. 







Tuesday, October 31, 2017

Jalan-Jalan Ke Tol Salatiga-Bawen

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setiap sebulan sekali biasanya saya pulang kampung ke Salatiga, kota kelahiran saya. Kota kecil nan sejuk  tempat dimana saya dibesarkan dan juga merupakan rumah 2 kakak saya. Salatiga termasuk kota yang kecil. Kalau saya pulang ke Salatiga saya biasanya jalan-jalan pagi di alun-alun Salatiga yang disebut Pancasila. Disana pula saya bertemu tetangga-tetangga saya juga yang sedang jalan-jalan pagi. Di alun-alun Pancasila pada Minggu pagi biasanya dipadati oleh para penjual kaki lima yang berjualan Leker, Bubur Ayam, Gado-gado dan lain-lainnya. Untuk yang memiliki anak kecil di alun-alun tersebut juga ada persewaan mobil-mobilan, becak-becakan dan lain-lainnya. Kalau tidak di alun-alun Pancasila, kami suka jalan-jalan di Selasar Kartini. Belakang Selasar Kartini itu terdapat bangunan SD dan TK Negeri tempat saya dulu sekolah. Selasar Kartini dulunya adalah sungai kecil tempat masa kecil saya suka mencari ikan-ikan kecil disitu sepulang sekolah, namun sekarang sudah dibeton dan dijadikan tempat orang-orang hang out dan ruko-ruko. SD saya jadi tidak kelihatan he he. 
Image result for bakso salatiga semarang
Bakso Google Image 
Image result for bubur candil
Bubur Candil Google Image

Image result for leker
Leker Google Image 
Kuliner Salatiga adalah salah satu yang saya kangeni. Biasanya saya selalu rutin membeli Bakso Salatiga, Bubur Candil, Sambal Tumpangnya dan Bubur Kacang Ijonya. Selain enak juga murah harganya. Pokoknya kalau Anda ke Salatiga jangan lupa beli kuliner-kuliner ini ya. Jangan lupa pula beli Gethuk Ketheknya dan Enting-enting Gepuknya. Kayaknya sehari saja tidak cukup untuk berburu kuliner Salatiga. 

Nah, karena udah sering ke tempat-tempat tersebut maka suami saya mengajak untuk melihat jalan Tol Salatiga. Sudah dari bulan-bulan kemaren pingin sekali ke jalan Tol Salatiga yang konon merupakan salah satu tol terindah di dunia. Saya sarankan kepada Anda semua yang pingin melihat pemandangan indah tol ini untuk berangkat pagi-pagi, karena kalau tidak pemandangan gunungnya akan tertutup awan. 
Mungkin banyak dari Anda yang berpikir eh jalan tol ya pastinya gitu-gitu saja pemandangannya. Namun, Anda salah, karena di  sepanjang jalan tol Salatiga ini kita disuguhi pemandangan-pemandangan yang indah. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda lihat gambar-gambar berikut ini. 










Anak-anak juga sangat antusias sekali ketika diajak ke jalan-jalan ke tol yang baru ini. Namanya anak-anak, sepanjang perjalanan bercanda terus. Saya tidak sempat mengambil foto mereka, karena saya konsentrasi mengambil foto tentang tol tersebut. Sayangnya, kita tidak  dapat mengabadikan gambar foto tol yang ciamik dengan Gunung Merbabunya lantaran sudah tertutup awan. Yes, kita agak kesiangan pas berangkat ke sana. Tetapi kami punya video pendek tentang tol Salatiga tersebut. Maafkan bila agak ramai videonya n agak dangdutan  he he.
Sampai jumpa lagi di cerita saya selanjutnya ya......

XOXO Mama Lala 




Back to Top