Wednesday, June 1, 2016

Belajar Berenang Setelah Menjadi Mommy, Why Not?





Assalamu'alaikum wr wb.

Dear temans,


Suatu hari, aku bertemu dengan teman kuliah di sebuah mall di Semarang. Wah, sekarang makmur ya (sambil pegang perut)...bikin baper ya. Memang, semenjak menikah nih perut susah banget untuk dibikin kurus...sudah jalan-jalan tiap pagi, sudah mencoba mengurangi ngemil, belum juga turun BBnya. Dulu, sebelum menikah BB saya kisaran 45 an. Sekarang, lima puluh kiloan keatas.  

Kadang, pertanyaan-pertanyaan macam gini bikin cewek (ibu kaleeee) baper? Perlukah? Tak usah dibikin baper ya temans, karena mungkin ini wujud perhatian orang-orang ke kita. Berarti kita disayang ma teman-teman kita. 

Kalo kita memang baper, kita harus cepat-cepat singsing lengan olah raga.  Kayak aku nih.
Daripada manyun nungguin anak-anak pada renang, aku ikutan aja renang ma mereka. Biasanya, aku berangkatnya kalo pagi-pagi sekalian, kalo sore-sore sekalian.  Pagi, biasanya jam 07.00 aku dan keluarga udah sampai di kolam renang. Karena, kalau kesiangan sedikit, selain sudah panas juga anak-anak pasti tidak mau mentas. Tempatnya, juga tidak terlalu jauh dari rumah.  Aku kalau berenang pindah-pindah. Kadang di Semawis, kadang di Tamansari, Majapahit, Semarang. Anak-anak lagi pingin ke Tamansari, Majapahit. 

Sebenarnya baru 6 bulan ini aku bisa berenang, dulunya sama sekali tidak bisa berenang. Bisanya, gaya batu. he..he...
Namun, dalam kamusku tidak ada kata terlambat untuk belajar apapun termasuk dalam urusan berenang, meski usia saya tidak ABG lagi. Anak sudah 2. 
Aku belajar berenang, selain ingin berolahrga juga lantaran si Kakak Lala takut banget berenang. Si kakak sudah kelas 5 masih pake pelampung.  Sudah diajari ayahnya juga, masih saja takut. Disuruh les ga mau. Bikin mati gaya nih.

Trus, aku kepikiran gimana kalau aku belajar berenang aja, mungkin akan mendorong si kakak untuk mau belajar berenang.
Nah, tekat sudah bulat maka akupun belajar berenang dengan suami aja biar hemat. Kan temannya mak irits.
Untunglah, aku termasuk quick learner (suombong ya). Dalam waktu 3 bulan langsung bisa berenang. Sekarang, aku sudah bisa gaya katak dan kupu-kupu.
Mungkin melihat mamahnya semangat, si kakak jadi ikut semangat untuk bisa berenang.  

Berenang banyak manfaatnya buat anak-anak lho seperti :

  • Membuat jantung sehat
  • Menguatkan otot-otot tangan
  • Membuat anak pintar bersosialisasi, karena bila berenang di luar anak bertemu dengan banyak orang
  • Melatih pernapasan
  • Menghilangkan stress
Sedangkan untuk orang dewasa/lebih tua :

  • Menjaga agar tidak pikun
  • Mencegah stroke
  • Menjaga fungsi jantung dan paru paru
  • Membuat tubuh rileks
  • Mencegah kematian mendadak
  • Agar tidak mudah terserang penyakit
Jika, Anda ingin berenang di kolam renang perhatikan tips-tips berikut :

  • Lakukan pemanasan 10-15 menit
  • Memakai krim anti surya, supaya kulit tidak mudah terpapar sinar matahari
  • Membawa minyak kayu putih untuk anak-anak, sisir, peralatan mandi
  • Jika di kolam umum, bilas anggota tubuh setelah selesai berenang
  • Selain bilas, sebaiknya mandi dengan sabun dan air bersih pada saat selesai berenang.
My Two Angel 

Di kolam renang juga ketemu cemilan..hadehh



Belajar menyelam dan pernapasan di kolam pendek dulu ^_^










Senang sekali rasanya bisa berenang. Ternyata, untuk bisa berenang itu sangatlah mudah. Berenang sebenarnya lebih mengandalkan intuisi kita. Alhamdulilah, si kakak sekarang sudah bisa sedikit-sedikit berenang tanpa menggunakan pelampung.  Aku yakin sebentar lagi dia pasti bisa. Berenang sebaiknya dilakukan teratur untuk Anda yang ingin berat badannya turun.  Sebenarnya, ada banyak olah raga lain yang bila dilakukan secara teratur akan cepat menurunkan BB Anda seperti jalan cepat, badminton, senam, basket dll. Kuncinya, adalah teratur dan konsisten misalnya seminggu 2 kali secara terus menerus diiringi dengan pola makan yang banyak sayur namun sedikit karbohidrat.  

Salam hangat,



N.i.n.g.r.u.m














Saturday, May 28, 2016

Setuju Atau Tidak Setuju Bila Kaos Turn Back Crime Dikomersilkan

Image result for kaos turn back crime



Dear my lovely readers,

Anda tentu mengenal Bapak Polisi ganteng yang satu ini? yaitu Bapak Kombes Pol Krishna Murti. Kalau belum kenal ya, kenalan dulu dong ma saya,  saya kan mantannya.  Please, jangan muntah ya...
  
Bagi Anda yang belum mengenal Kombes Polisi Krishna Murti, beliau adalah Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirskrimum) Polda Metro Jaya. Beliau  menangani banyak kasus yang menyita perhatian publik,  seperti kasus pembunuhan Dirut PT. Asaba, kasus mahasiswa yang diduga tewas bunuh diri Akseyna, kasus Jessica "kopi beracun", kasus pembunuhan sadis Enno, seorang wanita muda buruh pabrik.  Kata beliau, selama beliau membidangi bagian kriminal kasus ini adalah kasus yang paling sadis.


Mau lihat aksinya ?? Lihat gambar-gambar di bawah ini.  Dalam beraksi dia dan anak buahnya menggunakan kaos yang berlogo TURN BACK CRIME
Sudah ganteng, jadi tambah ganteng pak.  Pasti deh ibu-ibu atau remaja-remaja yang pada lihat tayangan Bapak Kombespol pada ngeces....
Melihat sosoknya yang lumayan humoris, dan cekatan tak butuh waktu lama beliau menjadi salah satu sosok yang diidolakan banyak orang Indonesia (termasuk saya--> ngacung).

Saya jadi inget film-film tentang detektif kesukaan saya jaman dulu seperti Hunter, Mission Imposible, Remington Steel dll.  Ternyata, ada juga sosoknya di dunia nyata. Sejak dulu saya memang suka cerita-cerita detektif gitu, pingin juga jadi polisi atau polwan tapi kok tumbuhnya enggak ke atas tapi kesamping he..he...Selain itu aku juga suka baca buku-buku berbau detektif seperti LIMA SEKAWAN, AGATHA CHRISTIE, TINTIN. Kalau sudah baca buku-buku ini lupa segalanya deh.










Baru-baru ini kaos Turn Back Crime mendadak menjadi trending topic lantaran diperdagangkan secara bebas di masyarakat.  Sebenarnya apa sih arti dari Turn Back Crime? (Walah,  enggak tahu lagi??)
Oke sini tak bisikin.
Turn Back Crime artinya adalah "hilangkan kejahatan". Merupakan komitmen dari Polisi sebagai pengayom masyarakat untuk melindungi masyarakat dari kejahatan.


Sempat dilarang peredarannya oleh Bapak Kapolri Badrodin Haiti, kemudian diperbolehkan lagi beredar karena banyak pedagang yang komplain dengan omset penjualan yang merosot tajam.


Menurut saya sebagai seorang warga Indonesia, sah-sah saja kaos Turn Back Crime dikomersilkan atau diperdagangkan, namun untuk ukuran anak-anak saja. Anak-anak kan cenderung mengimitasi/meniru figur yang menurut mereka dan orang tua baik seperti profesi polisi misalnya.  Mereka jadi tahu tugas polisi yang mulia, memberantas kejahatan, narkoba dan lain-lain. Jadi, mereka memiliki role model untuk dicontoh seperti Bapak Kombespol Krishna Murti ini. Kalau untuk ukuran dewasa saya memiliki kekhawatiran apabila disalahgunakan, misalnya untuk modus penipuan, atau kejahatan lain. Kan, ada tuh di teve yang kasus seorang pria yang mengaku-ngaku menjadi polisi dan menipu banyak wanita. 

Harapan saya ke depan sih semoga kaos TBC ini tidak menjadi modus kejahatan baru deh. 
Ini aja pendapat saya, mungkin pendapat saya terlalu berlebihan.  Bagaimana dengan Anda? Share komen disini yaaah.



Salam hangat,



N.i.n.g.r.u.m





Wednesday, May 25, 2016

Please Deh, Jangan Bebani Anak




Assalamu'alaikum wr. wb.

Dear readers,


Minggu-minggu ini saya sedang sibuk dengan anak-anak.  Mereka sedang menjalani tes semesteran untuk SD. Kakak Lia kelas 5 SD dan adiknya Lala kelas 1 SD.  Karena mereka bersekolah di sekolah swasta Islam, tesnya lebih awal. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana repotnya menemani belajar mereka berdua.  Pusing kepala berbie nih. Untungnya, suami mau membantu menemani belajar. Minta doanya ya readers semoga mereka bisa mengerjakan dengan baik. 

Kalau menurut saya pelajaran SD sekarang jauh lebih sulit dibanding waktu saya masih SD dulu.  Sekarang pelajaran matematika kelas 3 SD saja sudah seperti pelajaran matematika ketika saya SMP.  Kalau matematika kelas 1,2,3 saya masih bisa mengajari anak-anak tapi kalau sudah kelas 4 keatas saya pasrah aja sama ayahnya anak-anak.  Ayahnya lumayan jago matematika dan eksak-eksak gitu. Ya, bagi-bagi tugas dong.

Biasanya kalau lagi tes, untuk  sementara waktu anak-anak tidak saya ijinkan main baik main di luar atau main gadget seperti laptop, hp dll. Kalau belajar sudah selesai, baru saya bolehkan main gadget sebentar.  

Percaya atau tidak, dulu saya juga  termasuk orang tua yang perfeksionis soal nilai .Maunya ya semua angka di rapot itu yang minim 8 atau 9 lah. Terkadang, saya juga marah pada anak-anak bila nilainya jelek. Soalnya di sekolah anak-anak, persaingan nilai sangat ketat. Suami yang terkadang berbalik memarahi saya.  Maksudnya baik sih.  Intinya besok kalau kuliah banyak pelajaran di SD yang tidak digunakan lagi (tidak up to date). Yang penting anak-anak sudah mau belajar, itu sudah bagus kata suami. Justru semangat belajar itulah yang harus ditumbuhkan dari seorang anak.

Contoh kasus  lain adalah ada seorang ibu sebut saja namanya Nina mempunyai anak Novi.  Novi ini dikelasnya termasuk anak yang pandai rangkingnya 5 besar. Bu Nina ingin agar nilai matematika Novi selalu bagus, diatas 8.  Novi dileskan ke guru les privat. Ternyata, dileskanpun nilai matematikanya tidak terkatrol.  Cuman hanya pada angka 8. Itupun, Bu Nina masih melabeli Novi dengan kata-kata "payah".  

Karena sifat saya yang perfeksionis di "angka", dan tahu saya hobi baca, maka suami suatu saat pulang kerja suami menghadiahi buku ini.  Buku positive Parenting karya Muhammad Fauzil Adhim.  Bukunya enak banget untuk dibaca.  Bahasanya sangat cerdas dan mengalir, diselingi gambar-gambar yang sangat ilustratif ala parenting.




Bagian dari bab-bab di buku ini semua saya sukai, namun kata-kata yang sampai sekarang saya ingat adalah :

Apa perbedaan mengejar anjing dan dikejar anjing ?

Mengejar anjing, meski anjingnya sudah jauhpun kita akan semangat terus, biasanya sambil membawa batu, kayu atau apapun yang ada di sekitar kita. Perasaan kita akan selalu senang karena merasa menang.

Sementara dikejar anjing, kita akan selalu merasa ketakutan dan perasaan kita menjadi tidak senang, takut dan kalah.  

Begitulah perumpamaan apabila kita terlalu membebani anak dengan angka-angka dan nilai-nilai sekolah yang terlalu tinggi. Bisa jadi, kitalah yang berubah menjadi "anjing". Bukankah masih banyak kecerdasan lain-lain yang dimiliki seorang anak (multiple inteligence). Anak yang tak pandai di bidang matematika, boleh jadi dia memiliki kecerdasan di bidang verbal seperti bahasa Inggris. Sebaliknya, anak yang pandai di bidang matematika boleh jadi dia agak "kurang" di bidang verbal. Namun, bukan berarti lantas kita membiarkan anak tidak belajar. Bukan itu. Berilah anak semangat belajar, namun jangan dibebani. Nilai harus 9, nilai harus 100.  Bayangkan, bila kita di posisi mereka. Bisa stress deh.

Buku Muhammad Fauzil Adhim ini sangat fenomenal dan best seller pada masanya.  Saya masih ingat benar waktu itu si kakak baru kelas 1 SD.  Sementara Lala masih 1 tahun. Terakhir, waktu ke Gramedia beberapa bulan yang lalu.  Buku ini masih nangkring di rak toko-toko Gramedia. 

Terus terang saya berterima kasih kepada Muhammad Fauzil Adhim yang telah membuat buku ini.  Karena membaca buku ini saya makin mencintai anak-anak, jarang marah, mencintai dan mensyukuri profesi saya sekarang sebagai seorang ibu rumah tangga. Meski, dulunya saya pernah bersekolah hingga Diploma, namun saya lebih memilih untuk menemani anak-anak karena mereka harta saya, dan kelak akan dipertanyakan pertanggungjawaban saya sebagai seorang ibu.



Salam hangat,


N.i.n.g.r.u.m















Back to Top