Monday, April 9, 2018

Benar Ga Sih Kalau Wanita Itu Suka Nawar Kebangetan?

Assalamu'alaikum teman-teman,
Selamat hari Selasa, semoga hari ini membawa berkah bagi kita semua dan buat kalian yang lagi bekerja, selamat bekerja dan beraktivitas. Nah, hari ini adikku perempuan dari Papua mau pulang ke Jawa nih. Saya juga ikut senang tentunya. Bakalan bertemu 3 ponakan kecilku dengan logat Papuanya yang kental yang kadang bikin ketawa. Udah hampir 2 tahun kita tidak bertemu. Pastinya kangen banget. Dan hari ini juga bertepatan dengan ulang tahun adikku tanggal 9 April. Hbd my little sist.....

Saya mau bercerita tentang pengalaman saya beberapa minggu yang lalu. Ceritanya, saya itu lagi butuh banget pisau dapur. Eh, pas ke swalayan entah mengapa alat dapur itu selalu lupa beli. Singkat kata, sehari kemudian ada pedagang keliling lewat depan rumah menjajakan pisau. Langsung deh, saya panggil Bapak Penjual Pisau tersebut. Ternyata, dia tidak hanya berjualan pisau saja, dia juga menjual alat dapur yang lain seperti sendok sayur, susruk (alat penggorengan). Kebetulan saya juga lagi butuh alat penggorengan. Kualitasnya juga kelihatannya bagus dan awet. Kemudian, setelah itu saya tanya-tanya harga. Harganya murah juga untuk pisau dapur dengan gagang kayu Rp. 10.000,00 kalau gagang alumunium Rp. 15.000. Untuk alat penggorengannya Rp. 10.000,00 juga. Kemudian, saya memilih pisau dapur dengan gagang kayu sajalah.
Namanya wanita selalu tidak afdol bila tidak menawar. Padahal mampu lho beli segitu. Tetapi, selalu saja ditawar. Pak, aku beli pisau dapur 1, susruk 1 Rp. 15.000 ya? Bapaknya diam sebentar, lalu mengiyakan. Iya bu tidak apa-apa, buat penglaris. Alhamdulilah, berhasil juga tawar menawarnya.
Karena waktu itu saya habis menyapu halaman rumah, jadinya saya belum membawa uang sama sekali. Lantas, sayapun masuk ke dalam rumah untuk ambil uang.
Nah, kebetulan hari itu suami saya ada di rumah. Dia tanya berapa harganya? Rp. 15.000 mas, dua. Haruse Rp.20.000,00, tadi tak tawar.
Jawab suamiku : Kasihan, tidak usah ditawar dia kan butuh uang juga to. Udah Rp. 20.000,00 aja gpp. Iya ya, benar juga kata suami, aku jadi tidak tega juga.
Kemudian, Rp. 20.000,00 saya berikan kepada bapak penjual tersebut.

Diambil dari kaskus.co.id

Pernah tidak sih kalian seperti itu?
Kadang tanpa sadar kita menawar penjual keliling dengan harga yang kecil. Kasihan juga ya. Padahal, dia kan jalan kaki juga capek keliling kompleks. Terkadang, ada yang saya lihat pernah tidur di pos kompleks karena kecapaian. Habis itu saya jadi tidak tega kalau nawar penjual keliling. Anggap saja bersodaqoh saja.

Beda wanita beda pula dengan lelaki. Lelaki itu kan jarang banget menawar. Kayak suami saya, kalau belanja sendiri tidak tegaan dan jarang menawar. Makanya, pernah pas acara kantor di luar kota, kebetulan di acara itu sekalian jalan-jalan ke Marlboro. Saya berpesan anak-anak beliin baju ya yang murah-murah aja gpp. Pulangnya, saya dibelikan juga dompet dan anak-anak juga dibelikan baju, tapi kalau wanita kan biasanya menawar separo harga, seperti Rp. 50.000 jadi Rp. 25.000. Kalau tidak boleh, ya dinaikin sedikit. Kalau suamiku enggak pakai nawar-nawar. Katanya, sudah murah. Tapi, saya seneng juga sih dibeliin. Berarti dia juga perhatian sama istri.


Monday, April 2, 2018

Masak Sendiri Lebih Aman Dan Sehat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hai semua....pa kabarnya? Selamat Hari Senin dan selamat beraktivitas kembali setelah libur panjang Hari Paskah. Beberapa bulan ini selama trisemester pertama kehamilan saya tiba-tiba jadi males dengan kegiatan rumah tangga. Terutama memasak. Padahal, biasanya saya cukup rajin memasak sendiri, itupun lebih karena alasan memasak sendiri lebih sehat dan lebih hemat tentunya. Karena, saya ibu rumah tangga yang lebih banyak waktu di rumah, tentunya pilihan memasak sendiri adalah pilihan yang sangat tepat bagi saya. Meskipun, saya tidak bisa masak berbagai masakan dalam satu waktu. Biasanya, saya masak sayur dan bikin lauk, udah. Seandainya, anak-anak tidak terlalu suka masakan saya hari itu, misalnya pedas maka saya tetap beli sayur tambahan untuk anak-anak.
Kadang, kan bosen juga kalau kita bikin sayur yang terus menerus mengikuti selera anak-anak. Pinginnya kan juga bervariasi juga, jadi suami juga tidak bosan dengan sayur yang itu-itu saja.

Masak sendiri yuk
Saya kadang heran juga dengan anak-anak. Mereka itu tidak suka masanan laut seperti cumi dan udang (kalau ikan laut suka sih). Padahal, sudah saya paksa-paksa masih saja mereka berdua tidak mau. Kalau, si kakak masih mending kalau cumi dibumbu crispy dia masih mau, sementara adiknya sama sekali tidak mau. Bahkan, mulutnya selalu tertutup rapat bila saya cobain cumi. Mereka hanya suka ikan laut seperti kakap dibumbu tepung crispy, nila dan lele goreng. Menu lainnya ayam diopor dan digoreng, nugget itu saja.
Di masa hamil seperti sekarang ini saya tiba-tiba kok semakin suka dengan masakan ikan-ikan laut seperti cumi, udang  dan juga daging sapi. Apalagi, selera makan saya sudah kembali seperti semula. Hmmm...pingin nambah-nambah nih. Tapi, pesan bu dokter, pertambahan berat badan bumil, tidak boleh berlebihan. Minimal 1/2 hingga 1 kilo sebulan. Ya bu, siapp.

Beberapa hari ini ada kabar yang kurang mengenakkan dari dunia kesehatan yaitu mengenai temuan BPOM dimana terdapat 27 merek ikan kalengan makarel dan sarden positif mengandung parasit cacing Anikasis Sp. Produk-produk ini biasanya terdapat di swalayan-swalayan, pasar dan warung. BPOM telah memerintahkan importir dan produsen ikan kaleng untuk segera menarik produk dari peredaran dan segera melakukan pemusnahan.
Makanan ikan kalengan yang diduga terdapat cacing

Temuan tersebut tentunya membuat kita was-was dalam mengkonsumsi produk-produk kalengan. Kita sebagai konsumen harus selalu jeli dalam membeli sebuah produk, jangan lupa untuk selalu mengecek kadaluarsa sebuah produk. Untunglah, saya sama sekali belum pernah membeli produk-produk ikan kalengan tersebut. Meskipun, pernah terbetik pingin mencoba, namun sama sekali belum terlaksana he he. Soalnya, saya lebih suka masak sendiri sih untuk produk-produk ikan. Karena, menurut saya kalau ikan kalengan tentunya lebih banyak pengawetnya. Jadi, cari amannya saja.

Alasan-alasan lainnya mengapa saya lebih suka memasak sendiri :

  • Kita bisa memperoleh sayur dan lauk yang segar setiap hari
          Pernah lho saya membeli lauk di luar eh ternyata lauknya itu sepertinya lauk yang kemaren dan digoreng lagi. Wah, tentunya kurang segar ya. Jadi kurang selera makan. Selain itu kadang-kadang sayur yang kita beli diluar itu udah diangetin beberapa kali jadinya tambah asin
  • Kita bisa menularkan hobi memasak ke anak-anak
Terkadang anak-anak saya ikutkan kegiatan memasak di dapur, meskipun cuma memotong wortel dengan pisau yang bergerigi. Tentunya,  sambil saya awasi. Mereka, jadi suka aktivitas memasak. Selain itu, di sekolahnya kadang-kadang ada cooking class seperti membuat dan menghias donat, mengoles mentega dan menabur meses di roti dll. Jadi, setidaknya mereka sudah terbiasa dengan aktivitas di dapur. Ooh..ternyata mama juga bekerja keras di dapur untuk menyajikan makanan sehari-hari untuk mereka.
  • Kita bisa berhemat belanja bulanan
Menjadi seorang ibu menuntut kita untuk bisa multitasking. Pintar mengasuh anak-anak, suami, serta pandai juga mengelola keuangan. Seorang istri bisa diidentikkan sebagai sekretaris suami. Memang, ada kalanya bolehlah kita sesekali jajan di luar, ke pemancingan atau ke restoran-restoran. Tetapi, jangan keseringan. Nanti tahu-tahu di akhir bulan kita ngutang he he. Pokoknya kita harus memastikan jangan sampai besar pasak daripada tiang.  


Nah, itu saja tips-tips dari saya. Semoga bermanfaat ya.....










Monday, March 26, 2018

From Zero To Beauty...Yuk Daur Ulang Sampah Bekasmu!

Haiii....
Assalamu'alaikum teman-teman ❤❤❤
Lama tak posting tulisan, karena si empunya blog lagi sok sibuk. Hi..hi..
Nah, mumpung hari ini ada waktu, maka saya akan berbagi cerita tentang kegiatan  saya beberapa hari yang lalu yaitu hari Kamis tanggal 22 Maret 2018. Acara tersebut merupakan acara workshop diselenggarakan oleh Titik Tengah Partnership Woman Blogger Movement, Alfamart, dan Laquina Creative Handmade,  bertempat di AllStay Hotel yang beralamat di Jalan Pemuda, Semarang di lantai 8.
Acara ini juga untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, Hari Bumi dan Hari Air.

Workshopnya mau dimulai  
Selfie-selfie dulu he he 

Saya berangkat bersama 2 blogger cantik yaitu mbak Martha Melliana yang merupakan blogger pendatang baru :) dan blogger yang sedang hamil 7 bulan tapi tetap aktif yaitu mbak Rahmi Aziza. Btw, ternyata mbak Martha itu tetangga saya lho, makanya saya tidak menyia-nyiakan kesempatan waktu beliau menawari nebeng di mobilnya untuk berangkat ke All Stay he..he..(just kidding mbak).
Rasanya sudah lama sekali tidak mengikuti event-even blogger karena merasa masih kurang fit untuk ikut event, maklumlah bumil. Kangen dengan teman-teman sehobi a.k.a. teman-teman ngeblog.
 Workshop kali ini sangat menarik karena bertemakan tentang daur ulang sampah. Kita kan sukanya memandang sebelah mata sampah-sampah seperti bekas dus susu bekas, plastik-plastik, kaleng-kaleng bekas dll. Padahal, kalau kita jeli dan kreatif seperti Owner Laquina yaitu mbak Alfa Yuniar kita bisa lho menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Dari dus-dus susu bekas ini mbak Alfa bisa menyulapnya menjadi dompet koin yang cantik, tempat-tempat kado dan lain-lainnya. Kreatif banget ya ?
Mbak Alfa ini memulai usaha daur ulang sampah ini dari mulai tahun 2015.
Nah, di workshop ini mbak Alfa ingin mengajak semua orang untuk peduli sampah, selain itu kami para blogger juga diajari bagaimana cara membuat dompet koin yang cantik dan imut. Duh, tak sabar untuk bikin ya.

Perwakilan dari Alfamart Mas Heru Suprianto juga mengatakan bahwa workshop ini merupakan bentuk kampanye pengurangan sampah rumah tangga dan diharapkan masyarakat nantinya bisa memelihara lingkungan dan mengolah sampah dengan benar.


Perwakilan dari Alfamart Mas Heru Suprianto
Kemudian kami mulai mendapat pengarahan dari Mbak Alfa tentang cara membuat dompet koinnya. Masing-masing blogger mendapat bahan membuat dompet koin yang berupa potongan dus susu, kain perca, kancing dan lem yang dipakai bersama-sama. Semuanya nampak antusias untuk membuat dompet koin begitu dengan saya.
Karena saya terlalu fokus ke bikin dompet koin, jadinya fotonya tidak bisa komplit. Jadi, maaf bila saya hanya bisa menampilkan sebagian saja ya.

MC Mbak Isul dan Mbak Alfa Kurnia dari Laquinna Creative Handmade
Semua antusias sekali membuat dompet koin 
Saya agak kesulitan di bagian memasang kancingnya. Padahal, gampang ternyata. Serta ada insiden kancing kebalik. Sebenarnya udah jadi,
terpaksa saya bongkar lagi. Namun, akhirnya dengan sedikit kerja keras, dompet sayapun jadi. Kata teman-teman saya punya saya rapi sih. He..he..Alhamdulilah.


Ini bahan-bahan untuk membuat dompet koin : dus susu, kain perca, kancing, lem kain 

Dompet koin buatan saya ....lumayan cakep kan? Pingin buat lagi nanti di rumah

Tiba di ujung acara teman-teman yang hasil karya dompet koinnya tercepat dan rapi mendapat hadiah dari Mbak Alfa. Sayangnya, saya tidak terpilih. Hu..hu...
Tetapi, saya merasa senang dengan mengikuti workshop ini karena menambah ilmu saya tentang memanfaatkan barang-barang bekas. Padahal, saya selama ini selalu membuang dus susu bekas. Wah, sayang ya...
Ini juga membangkitkan ide saya untuk mengajari anak-anak cara membuat dompet koin kala mereka liburan nanti.
Ketika saya pulang ke rumah anak-anak juga suka dengan dompet koin saya dan jadi bahan rebutan.







Back to Top