diambil dari psikologi indonesia |
Tuesday, May 19, 2020
Maafkanlah Dirimu Bila Gagal Meraih Sesuatu
Tuesday, May 12, 2020
Ramadhan di Tengah Pandemi Corona
Suasana Ramadan
kali ini benar-benar berbeda untuk semua orang muslim di dunia, khususnya di
Indonesia. Saya yang sebelumnya kalau keluar-keluar tidak pernah sekalipun
memakai masker, sekarang tiap keluar rumah selalu memakai masker. Saya yang
tadinya kalau habis pegang uang/bertransaksi jarang banget yang namanya cuci
tangan, sekarang tiap selesai berbelanja selalu cuci tangan. Memang, adanya
pandemi Corona sedikit banyak mengubah kebiasaan orang yang tadinya mungkin
agak jorok dan kurang memperhatikan kebersihan jadi suka kebersihan.
Ramadhan kali ini semua anggota keluarga saya mengikuti anjuran pemerintah belajar dari rumah, bekerja di rumah dan beribadah di rumah.
Memang,
awalnya ada kejenuhan yang luar biasa karena adanya pandemi Corona ini terutama
dari anak-anak ya. Mereka ingin sekali berkunjung ke utinya di Salatiga. Tapi
kan itu tidak mungkin untuk sementara waktu ini, karena kita masing-masing zona
merah. Dan lagi ibu saya sudah agak sepuh jadi rentan untuk menularkan atau
ditularkan. Memang, bulan ini kita disuruh untuk banyak-banyak bersabar dan
tawakal ya.
Untuk mengusir rasa bosan, anak-anak saya ajak masak, berjemur, bermain catur, mengaji, mengerjakan tugas online dan sore hari melihat tayangan pengajian di televisi. Saya rasa penting juga untuk mengajarkan keterampilan hidup seperti memasak ini pada anak-anak putri karena mereka tidak selamanya akan selalu ikut kita orang tuanya. Suatu saat mereka akan menikah dan punya suami, kalau mereka tidak diajarkan hal-hal kecil ini mereka akan kesulitan sendiri. Saya dulu juga buta sekali memasak, tapi untunglah ibu mertua saya dengan sabar mengajarkan memasak kepada saya. Dulu, kalau boleh jujur saya bisanya hanya masak mie godhog atau mie goreng. Disuruh ibu saya untuk belajar masakpun saya malas sekali. Ternyata bisa memasak itu sangat banyak manfaatnya seperti bisa mengirit pengeluaran dan suami juga tambah sayang.
Saya sangat bersyukur di masa Pandemi ini anak-anak sehat. Sakitpun paling yang ringan pilek. Saya agak parno kalau harus pergi ke rumah sakit, anak-anak suka takut melihat para dokter memakai APD. Fyuh.
Ramadhan kali ini terjadi penurunan daya beli bagi masyarakat Indonesia. Untuk beberapa produk seperti kue lebaran dan baju-baju agak mengalami penurunan. Bahkan, beberapa toko kue merumahkan beberapa karyawannya. Saudara ipar saya yang notabene menerima pesanan kue lebaran juga menurun drastis pesanannya di bulan ini. Persiapan Lebaran ini saya sudah membeli beberapa jenis kue dan untuk baju belum sempat keluar nih. Namun, yang pasti persiapan hati dalam menyambut hari Iedul Fitri, dimana hati kita kembali suci dan memaafkan kesalahan orang lain.
Anak-anak saya bahkan berceloteh lucu. Duh, kalau ga ada mudik nanti ga dapat angpao dari Budhe Arum, Uti, Pakdhe Budi dong ma. Hehe. Jawab saya silaturahmi kan bisa kapan saja dek, Insyaallah mereka selalu ingat kamu meski kamu tidak pulang. Mudik tetap ada tapi ditunda. Gapapa kan?
Biasanya kalau Ramadhan tahun-tahun yang lalu hari pertama saya biasanya berkunjung ke rumah mertua di Tembalang, dan tidur sehari disana dan paginya sholat Ied di masjid terdekat mertua saya. Agak siang saya pulang ke Salatiga, rumah ibu saya. Disana sudah berkumpul kakak-kakak saya dan adik saya berikut ponakan-ponakan jadi sangat ramai. Malam harinya main mercon, dan bikin heboh tetangga-tetangga hehe. Paginya saya dan keluarga "ujung-ujung" atau berkeliling saling maaf memaafkan ke saudara-saudara terdekat ibu saya. Selain itu bertemu dengan saudara-saudara saya yang dari Jakarta. Kemudian jalan-jalan ke Boyolali, tempat saudara-saudara ibu saya. Benar-benar berkesan. Bagaimana dengan Ramadhan kalian teman?
Friday, May 1, 2020
Lakukan 5 Hal Ini Ketika Anak Alami Verbal Bullying
Anak Jadi Korban Bullying, Orangtua Harus Apa? (Dari HALODOC)
Saturday, April 18, 2020
Things To Do After Covid-19
Taman kompleks saya yang tadinya selalu ramai sekarang lengang |
Hanya ini pengunjungnya he he...Lisa anak saya |
Taman kompleks saya yang sangat asri, banyak pepohonan saya suka berlama-lama disini |
Thursday, April 9, 2020
Menggambar adalah Hobi yang Menyenangkan dan Menghasilkan
Beberapa gambar karya kak Aulia Hanifa, 14 tahun, SMP kelas 3 MTSN 1 Semarang |
- Pemilik Papillon Studio yang notabene adalah suami dari mbak Rahmi Aziza bisa sukses menjalankan bisnis nya di bidang gambar serta memiliki beberapa karyawan.
- Ada pelukis difabel asal kota saya yaitu Salatiga bernama Sabar Subandri. Dia teman TK saya lho. Saya masih ingat benar pas dia di sekolah TK suka nangis karena mungkin dia agak minder dengan teman-teman semasa TKnya. Sekarang lukisan-lukisannya sangat mendunia.
- Nama Christiawan Lie atau lebih akrab disapa Chris Lie, memang bukan lagi nama baru di dunia animasi. Ia pernah terlibat dalam pembuatan animasi sejumlah film papan atas Hollywood sebut saja Transformer 3, GI:Joe, Star Wars hingga Lord of The Rings. Chris sendiri telah suka menggambar sejak kecil. Hobi dan bakat itu lantas ditunjang pula oleh kecerdasannya yang diatas rata-rata. Asal tahu saja, Chris adalah lulusan terbaik dari fakultas Arsistektur Institut Teknologi Bandung.
- Penggemar film-film Avengers mungkin tak akan mengernyit heran ketika mendengar nama-nama seperti Robert Downey Jr, Chris Evans atau bahkan Tom Holland, tapi tidak demikian jika yang muncul adalah Ronny Ganny. Beliau adalah animator asal Indonesia yang diam-diam sudah memoles tampilan visual Hulk dan kawan-kawan sejak Avengers dirilis. Ronny Gani merupakan Senior Animator, Industrial Light & Magic's Singapapore.
- Rini Sugianto adalah animator perempuan asal Indonesia yang berada di balik film-film box office Hollywood. Beberapa diantaranya adalah The Adventure of Tintin, The Avengers, The Hobbit:The Desolation of Smaug dan Teenage Mutant Ninja Turtle. Kini, lulusan Universitas Parahyangan, Bandung jurusan arsitektur ini tinggal di California, Amerika Serikat. Rini sendiri telah memulai karir sejak 2005.