Showing posts with label Fototerapi. Show all posts
Showing posts with label Fototerapi. Show all posts

Friday, October 12, 2018

Ketika Si Kecil Kena Kuning

Hai teman,
Lama sekali tidak nulis blog tersayangku ini. Seperti biasa, sibuk dengan si baby saya yang masih berumur 1.5  bulan. Alhamdulilah sekarang Baby Lisa sehat dan sudah mulai gemuk. Bulan kemaren saya timbang di posyandu, berat badannya sudah naik 8 ons dan alhamdulilahnya bisa asi eksklusif  di usia saya yang tidak lagi muda (diatas 37 tahun he he). Nanti lain kali saya ceritakan, pokoknya asi eksklusif saya ini benar-benar penuh perjuangan.

Lisa berat badannya sekarang sudah 4.3 kilogram di usia 7 minggu
Gambar ini diambil setelah Lisa imunisasi di bidan untuk BCG dan Polio

Saat Lisa bobok 

Pada saat melahirkan dan  mendengar kata perawat bahwa berat badan Lisa 3 kilogram, saya merasa kok mungil banget. Padahal kata orang-orang itu udah gedhe lho. Soalnya kakak-kakaknya rata-rata diatas 3 kilogram, kakak pertama 3.9 kilogram dan kakak kedua 3.5 kilogram. Tapi yang penting sehat dan masih dalam ukuran berat normal. Padahal saya sudah mengurangi porsi makan saya pada bulan kehamilan 8 sesuai anjuran dokter. Namun, bayi saya tetap besar. Alhamdulilah. Satu hal lagi yang patut saya syukuri ini adalah ini adalah operasi saesar yang ketiga buat saya. Alhamdulilah lagi semuanya berjalan dengan lancar dan ditangani oleh dokter Prima Gestylania.

Kelahiran anak saya yang ketiga ini membawa kebahagiaan yang luar biasa kepada keluarga saya (setelah 9 tahun lamanya tidak punya momongan). Terutama anak-anak. Mereka berebutan ingin memberi nama adiknya. Si kakak pingin adiknya dinamai Lisa, karena suka dengan grup cewek KPop Korea yang tengah hits yaitu Blackpink. Sedang, adiknya pinginnya diberi nama Laila. Jadi, supaya adil kita memberi jalan tengah yaitu nama panjangnya Laila Nur Khalisa artinya gadis cantik yang lahir di malam hari (19.30 malam) dan memiliki hati yang ikhlas.

Baru 1.5 minggu dipenuhi dengan rasa bahagia, si kecil Lisa ternyata terkena kuning. Awalnya saya hanya melihat dari matanya, kok matanya terlihat  kuning. Namun, waktu itu saya abaikan saja dikarenakan saya masih sangat capek paska operasi saesar dan juga terus menerus bergadang setiap hari. Bayangkan, tiap jam 12 malam si Lisa selalu bangun dan tidak tidur lagi sampai jam 4 pagi. Jadinya, saya tidak bisa mengerjakan kegiatan rumah tangga, menulis dan lain-lain. Untuk menghilangkan rasa capek, ketika si Lisa tidur sayapun ikutan tidur.

Foto Lisa usia berusia 1.5 minggu dan sudah kena kuning
Setelah beberapa orang berkomentar bahwa anak saya terkena kuning, barulah saya nyadar kalau memang si Lisa terkena kuning atau istilah medisnya Jaundice. Mulai dari mata, badan, kaki dan tangannya terlihat kuning. Kebetulan paginya adalah saat untuk Lisa kontrol ke dokter spesialis anak di RS Roemani. Namun, karena saya males ngantrinya, dan juga lumayan jauh dari rumah, sayapun memutuskan untuk periksa di dokter spesialis anak di RSUD Ketileng yang notabene dekat dari rumah, untuk mengantisipasi hal yang terburuk misalnya disuruh mondok di rumah sakit jadi wira-wirinya tidak terlalu repot.

Ketika kontrol di RSUD Ketileng saya bertemu dengan dr. Lilia SpA. Beliau menyarankan agar si Lisa diambil darahnya dulu untuk mengetahui kadar bilirubinnya tinggi atau tidak. Karena, ketika beliau mengetes kulit Lisa dengan menekannya pelan-pelan, kulitnya kuning tiap kali ditekan. Akhirnya saya dan suami melakukan tes darah di RSUD Ketileng dan hasilnya akan diberikan 2 jam selanjutnya. Saya tidak tega melihat Lisa diambil darahnya, Ayahnya yang memegangi tangannya. Benar-benar drama.

Karena 2 jam itu termasuk lama maka saya pulang dulu ke rumah, sambil menyiap-nyiapkan baju-baju in case nanti disuruh mondok di Rumah Sakit. Setelah 2 jam suami saya kembali ke rumah sakit, dan mendapati bahwa bilirubin Lisa tergolong tinggi yaitu 13.13. Normalnya adalah dibawah 10. Sayapun langsung menitikkan air mata mendapati kenyataan itu. Bagaimana tidak, saya lagi hepi-hepinya menggendong bayi dan setelah 1 minggu di rumah ternyata Lisa sakit kuning. Namun, saya tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, dan suami juga menghibur saya. Menurut surat keterangan dokter saya disuruh melakukan fototerapi untuk si Lisa selama 24 jam. Alhamdulilah, hanya 1 hari. Sebelumnya, selama saya operasi saesar anak-anak sudah komplain karena meski ada utinya tetapi mereka lebih nyaman kalau ada ibunya di rumah. Dan waktu di rumah sakit Roemani dan (mungkin rumah sakit manapun), anak saya yang nomer 2 karena masih berumur dibawah 12 tahun tidak diperbolehkan masuk. Dia sampai nangis kalau jenguk saya di rumah sakit karena hanya bisa melihat saya dan adiknya di balik jendela. Sayapun paham benar dengan alasan rumah sakit tersebut. 

Fototerapi Lisa
Pada saat difototerapi Lisa dibawa ke ruangan khusus untuk bayi yaitu di NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Di ruangan tersebut juga saya melihat banyak inkubator untuk bayi penderita kuning dan ternyata penderita kuning banyak juga kala itu. Di ruangan tersebut yang diperbolehkan masuk adalah ibu bayi dan bapak bayi tidak diperbolehkan, dikarenakan ada ibu-ibu menyusui di dalam ruangan tersebut. Ibu bayipun diperbolehkan masuk ke ruangan tersebut kala mereka memberikan botol asi bayi untuk disusukan ke bayi.
Sesaat sebelum difototerapi, minum asi dengan selang kecil yang dimasukkan ke mulut.
 Jangan kuatir tidak sakit kok.

Video saat fototerapi, Lisa yang sebelah kanan.
Wah, Lisa nih kakinya ga sopan bener, padahal sebelahnya anak cowok anteng banget he he

Pada saat fototerapi tersebut saya disuruh membawa perlengkapan seperti pamper, tisu basah dan minyak telon. Waktu itu semua baju Lisa dilepas dan hanya memakai pamper saja dan ditaruh di inkubator dan matanya ditutup dengan kain untuk meminimalisir radiasi cahaya. Di ruang NICU tersebut juga terdapat ruang Maternal Care untuk pumping susu. Jadi, ketika ASI saya penuh, saya pumping, kemudian saya menemui perawat di NICU untuk diberikan kepada Lisa.
Sebenarnya, bisa saja saya pulang ke rumah untuk istirahat. Tetapi, nanggung kalau cuman 1 hari. Beberapa ibu ada yang anaknya di fototerapi selama beberapa minggu dikarenakan bayinya prematur sehingga puting susu ibunya belum bisa masuk ke mulut si bayi. Dan, karena fototerapinya lama, maka ibu tersebut tidak menunggui bayinya dan memilih pulang karena kan tidak ada kamar inap untuk si ibu, soalnya bayinya yang dirawat.

Perawatan pasca kuning
Alhamdulilah setelah 24 jam difototerapi bilirubin baby Lisa berangsur normal, kalau sebelumnya 13.13 ketika keluar dari ruang PICU kadar bilirubinnya 7. Sayapun senang dengan hasil tes terakhir ini, berarti Lisa diperbolehkan pulang.  Untuk perawatan pasca kuning saya diberikan saran untuk :
1. Tiap jam 7 pagi bayi di jemur. Kalaupun tidak bisa tiap jam 7 pagi, dibawah jam 9 pagi.
2. Sering-sering menyusui ASI.
Saya jadi ingat karena pasca melahirkan perawat di Roemani bilang ASI tidak bisa langsung banyak dan jumlahnya akan bertambah banyak jika sering menyusui. Waktu itu ASI saya masih sedikit. Pas penuhpun saya pumping paling hanya 20 ml dan akibatnya Lisa kekurangan ASI.
3. Tiap 2 jam bayi disusui. Bila bayi tidur, bangunkan. Ini yang dulu tidak saya lakukan. Saya justru senang tiap melihat baby Lisa tidur dan lupa dengan pesan perawat untuk menyusui tiap 2 jam payudara kiri 15 menit, kanan 15 menit.

Nah, demikian cerita saya tentang si kecil Lisa yang sempat sakit kuning semoga bermanfaat dan untuk mama-mama diluar sana yang anaknya juga menderita kuning tetap semangat dan jangan galau semua pasti berlalu.




Back to Top