Showing posts with label Suami selingkuh. Show all posts
Showing posts with label Suami selingkuh. Show all posts

Friday, September 30, 2016

Suami Selingkuh, Maukah Anda Memaafkan?


Hai moms,

Selingkuh.


Itulah kenyataan pahit yang harus diterima oleh teman saya beberapa waktu lalu (mungkin sekitar 2 tahun yang lalu). Seorang ibu rumah tangga berparas cantik, lugu, dengan tubuh semampai, pandai mengurus anak-anak. Ketiga anaknya rata-rata adalah anak yang berprestasi di sekolah. Semua kelihatan sempurna.
Entah apa yang ada di pikiran suaminya tatkala itu, hingga suatu ketika dengan terbata-bata suaminya berkata bahwa dia memiliki affair dengan seorang wanita yang tak lain adalah teman akrab teman saya yang notabene juga ibu rumah tangga. Mereka berdua (suami dan WILnya) itu memang pandai sekali bersandiwara, bahkan menutupi perselingkuhan mereka untuk beberapa waktu lamanya. Ternyata, mereka sudah sering janjian di suatu tempat yang mereka rahasiakan.

Mendengar pengakuan suaminya yang berselingkuh, teman saya langsung marah besar. Semua isi rumah dibanting, mulai lemari, piring-piring, uleganpun tak luput dari sasarannya. Bahkan, dia tidak peduli dengan tetangga yang mendengarnya. Di sisi lain dia merasa gagal sebagai seorang istri (mungkin karena tertekan, depresi). Meskipun, itu sebenarnya hanya perasaannya saja. Kemudian teman saya berkata "Kamu pilih siapa dia atau aku?". Kalau memilih dia aku akan pergi dari rumah ini". Namun, tentunya itu hanya gertakan saja karena waktu itu teman saya tinggal di Kalimantan, dan jauh dari kerabat yang ada di Pulau Jawa.


Image result for depresi gambar
Perasaan depresi dan tertekan kala mendengar suaminya selingkuh


Setelah peristiwa selingkuh itu terungkap, apakah suaminya langsung berubah 100 derajat? Tidak.
Dia juga masih suka chatting di fb, di wa dengan teman-teman wanitanya selama SMA. Bahkan, kadang-kadang suka kirim salam dengan teman-teman wanita di depan teman saya. Dasar ganjeun bin genit. Maklumlah, waktu itu  posisi jabatan suaminya sangat tinggi, ibaratnya hanya "menjentikkan jari" langsung keluar uang. 


Kejadian itu membuat perangai anaknya berubah 100 derajat, apalagi si sulung waktu itu sudah kelas 6 sudah mulai mengerti, si tengah kelas 3 SD sedang yang kecil masih berusia 3 tahun. Si sulung menjadi pendiam, serta menjaga jarak dengan si Bapak. Sedang anak yang tengah inilah yang hingga sekarang menjadi anak yang paling berempati kepada si ibu. Dia sangat helpful kepada si ibu, sedang si sulung menjadi pendiam dan terkesan cuek dengan segala hal yang terjadi dengan ayah ibunya. 

Karena peristiwa perselingkuhan itu sampai ke telinga si bos suami, akhirnya suaminya dipecat dari pekerjaannya. Kemudian mereka memutuskan untuk pindah di Jawa, dan akhirnya kita bertemu dan berteman.

Sungguh, sulit bagi teman saya untuk melupakan perselingkuhan yang telah dilakukan suaminya. Meskipun dia sudah meminta maaf, namun tidak semudah itu melupakannya. Teman sayapun rela bertahan demi anak-anak yang sudah menginjak besar. 

Karena anak saya satu sekolahan dengan anak teman saya tersebut, otomatis membuat kami dekat dan akrab. Dari situlah, teman saya menceritakan sebuah aib yang hendak dia kubur dalam-dalam. Dari sekian banyak percakapan saya dengannya, hal yang paling sering diingatnya adalah perselingkuhan suaminya itu. 
Saya sebagai sahabat selalu berusaha menghiburnya untuk jangan mengingat ingat peristiwa itu. Karena, semakin kita recall akan semakin kuat "cengkeramannya" di otak kita. Selebihnya saya lebih memilih menjadi pendengar saja. Dan nampaknya itulah yang sedang dia butuhkan yaitu teman untuk mendengar.

Perselingkuhan itu otomatis membuat hubungannya dengan suami menjadi hambar. Bahkan malas bicara kalau tidak perlu sekali.  

Ketika pindah di Jawa suami teman saya itu dalam keadaan jobless. Semuanya, dalam keadaan nol derajat. Tanpa pekerjaan dan uang yang menipis karena pindah kan juga butuh uang. Suaminyapun jatuh bangun mencari pekerjaan ke sana sini. Di situlah, kesabaran teman saya diuji. Di saat dia diselingkuhi, keadaan ekonomi keluarga juga terperosok. Teman saya mengaku dia sebenarnya sudah tidak tahu apakah dia masih cinta atau tidak suaminya, namun dia mencoba untuk mendukung suaminya demi anak-anak. Mulai dari mencoba bisnis sendiri bisnis aqua galon, bisnis kuliner, semuanya gagal. Bahkan, mereka nyaris putus asa. Mungkin ini hukuman dari Allah swt ya? kata teman saya. Karena kegagalan demi kegagalan akhirnya suami memutuskan melamar kerja menjadi pegawai kantoran dan akhirnya memperoleh pekerjaan tetap di luar Jawa dengan karir yang lumayan bagus, meski tidak sebagus yang pertama. Dari kejadian inilah semoga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk mencintai pasangan kita baik kelebihan dan kekurangannya. 

Apa yang harus kita lakukan apabila kita bila suami/pasangan selingkuh menurut Mamah Dedeh yang pernah saya lihat tempo hari :

  • Koreksi diri kita, instropeksi apakah selama ini kita telah melayani suami dengan baik dalam beberapa hal seperti memasakannya, melayani kebutuhan seksualnya dengan baik serta memelihara komunikasi dengan baik.
  • Jika semua sudah Anda kerjakan, berarti ini adalah sebuah ujian bagi Anda.
  • Pertimbangkan juga dengan matang apabila di kemudian hari Anda memutuskan untuk meneruskan/menghentikan pernikahan Anda karena adanya buah hati yang masih memerlukan perhatian khusus Anda.
  • Bila Anda merasa bahwa PIL/WIL Anda lebih cantik/ganteng, percayalah itu semua merupakan tipu daya setan. Semua adalah fatamorgana.
Alhamdulilah, dengan berjalannya waktu suami teman saya sudah banyak berubah. Teman sayapun bersabar dengan kekhilafan suaminya tersebut, meski kepercayaannya belum penuh 100%. Jika Anda pada posisi teman saya, maukah Anda memaafkannya? Silahkan share di kolom komentar.

Semoga bermanfaat.

(Tulisan ini kupersembahkan untuk my bestie yg ada di Kalimantan, kuakan selalu mendoakanmu).............














Back to Top