Diambil dari google.com |
Semua orang di dunia ini punya masa lalu. Masa lalu yang menyenangkan maupun masa lalu yang kelam. Masa lalu yang menyenangkan akan selalu kita kenang dan akan menjadi cerita buat anak cucu kita di masa depan. Sebaliknya dengan masa lalu kita yang kelam. Semakin kita kenang akan semakin membuat kita terpuruk dan sangat tidak mudah untuk move on untuk melupakannya.
Kejadian ini nyata terjadi pada seorang teman sebut saja namanya M. Dia seorang ibu rumah tangga muda. Mempunyai 2 anak-anak yang sempurna. Cantik-cantik dan lucu. Rumah yang besar. Suami yang baik hati. Tapi dia pernah bercerita kepada saya bahwa sebenarnya dia punya masa lalu yang kelam. Dia bercerita bahwa semenjak dia berusia 4 tahun kedua orang tuanya sering sekali bertengkar. Awalnya dia tidak peduli dengan hal itu (mengingat usianya msh kecil). Tapi lambat laun ketika dia SMP dia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan kehidupannya. Ibunya berpendidikan SD tidak lulus sementara ayahnya PNS.Dia bercerita lagi kalau dalam seminggu bisa 1-2 kali orang tuanya bisa dipastikan bertengkar. Biasanya pertengkaran itu disulut oleh sifat ibunya yang "gila harta".Ini terjadi tiap kali si ibu arisan/pengajian di tempat tetangganya yang rumahnya bagus. Sepulang dari mengaji terus si ibu seringkali membanding-bandingkan rumahnya yang tidak sebagus rumah orang lain. Padahal menurut M rumah ibunya itu memang tidak mewah tapi masih layak dibandingkan tetangga-tetangga lain yang masih mengontrak, dan juga orang tuanya itu tidak pernah berhutang kesana kemari. Tapi entah mengapa si ibu M itu tidak pernah mau mensyukuri hal itu.
Sifat buruk ibu M yang lainnya adalah dia suka sekali mengumbar aib, bahkan tak segan-segan suka sekali menjelek-jelekkan M dan saudara-saudaranya yang lain tiap kali mereka berbuat salah di depan orang banyak dari semenjak mereka kecil. Selain itu ibu M ini suka sekali menggunjing, apa saja menjadi bahan gunjingan bahkan sesuatu hal yang kurang penting sekalipun. Dan yang paling menyakitkan bagi M adalah bahwa si ibu itu suka sekali membanding-bandingkan dia dan saudaranya dengan anak-anak yang lain yang lebih pinter, lebih sukses dengan bahasa-bahasa yang sangat menyakitkan hati....seperti kamu itu bisanya apa?!! trus kita ini keturunan semut tidak akan bisa menjadi Gajah !! Alhasil karena perlakuan ini M dan saudara-saudaranya tumbuh dengan rasa percaya diri yang kurang.... ini berlangsung berulang-ulang dan terus menerus....bahkan sampai sekarang ketika M sudah berumah tangga kebiasaan si ibu ini belum juga berubah..Dia masih suka membanding-bandingkan anaknya dengan anak-anak tetangganya yang lebih sukses termasuk dalam pemberian nafkah per bulan dengan kata-kata yang tidak pantas: Anaknya si A itu lo kalo ngasih uang untuk ibunya per bulan sampe jutaan kamu kok cuman segitu......padahal setiap bulannya si ibu rutin mendapat uang pensiun yang jumlahnya lumayan ....dan anak-anaknya sudah "mentas" semua dan rutin memberi jatah bulanan. Tetapi selalu mengeluh kurang...
Sulit bagi M untuk melupakan bayang-bayang ibunya dan melupakan semua yang telah dilakukan si ibu sampai sekarang. Dia sama sekali tidak membenci ibunya tetapi tidak dapat dihindari bahwa "kedekatan" mereka kurang. Kadang untuk sekedar pulang menemui ibunya di desa si M merasa malas sekali dan didera rasa takut kalau ibunya akan membandingkan pemberian uangnya dengan anak tetangga lain.... M ingin sekali ibu menyakan kabar cucu-cucunya selain setumpuk uang. Di lain waktu M berinisiatif berkonsultasi ke seorang psikolog yang superbaik. Masih muda cantik lagi. Kemudian psikolog tersebut memberikan beberapa nasihat yang langsung mengena di hatinya.
Apa nasihat psikolog tadi?
"Anda jangan berpaling ke masa lalu Anda yang buruk. Anda itu memiliki kehidupan yang komplit. Anak-anak yang lucu, rumah, suami yang baik. Itu adalah kehidupan Anda yang sekarang. Berfokuslah kepada apa yang ada sekarang. Ciptakan kehidupan indah yang mungkin semasa kecil Anda impikan. Tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua orang pasti punya masalah/ujian."
Salam hangat,