Sunday, June 21, 2020

Tidak Perlu Takut Melakukan Rapid Test

Gambar diambil dari liputan6.com

Assalamu’alaikum temans,

Tepat dua bulan yang lalu tetangga saya ada yang terpapar virus Covid-19. Beliau memiliki profesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Semarang. Profesi perawat memang rentan terpapar Covid-19, karena selama pandemi Covid-19 mereka sehari-hari menangani pasien Covid-19. Jadi itu lumrah terjadi. 

Rumahnya cukup dekat dari rumah saya, mungkin sekitar 100 meter. Bisa dibayangkan komplek saya langsung heboh dengan pemberitaan tersebut. Tetangga-tetangga saya dan termasuk juga saya melakukan aksi memborong handsanitizer dan masker kain. Pada saat itu harga masker medis juga selangit harganya. Kebanyakan orang lebih percaya masker medis ketimbang masker kain. Tetapi, akhirnya ada himbauan dari Pemerintah untuk orang awam lebih baik menggunakan masker kain saja karena masker medis memang diperuntukkan untuk tenaga medis dan jumlahnya juga terbatas. Akhirnya saya juga memakai masker kain dan saya juga beli serepnya untuk ganti-ganti disaat masker kain satunya dicuci.

Adanya tetangga saya yang PDP Corona membuat semua anggota keluarga yang serumah dengan penderita otomatis menjadi ODP. Namun, setelah dites ternyata anak dan istri penderita Covid-19 tersebut negatif. Setelah kejadian tersebut suasana kompleks perumahan saya menjadi  sunyi sepi. Orang jadi begitu paranoidnya untuk keluar rumah atau sekedar melewati rumah tetangga saya yang PDP Covid-19 tersebut. Anak-anak saya larang untuk bermain dan setiap keluar rumah harus menggunakan masker. Sayapun jadi agak cemas takut ketularan Covid-19. Anak-anakpun kemudian diliburkan setelah makin lama Covid-19 di Semarang semakin merajalela dan ditetapkan sebagai pandemi. Saya membatasi diri saya dan anak-anak untuk tidak terlalu banyak tahu tentang Covid-19. Cukup tahu yang pokoknya saja dan tidak perlu harus sampai detail, karena berada dirumah sudah membuat mereka cukup bosan, apalagi harus mendengar berita-berita negatif tentang Covid-19.

Alhamdulilah, setelah dua bulan berlalu tetangga saya tersebut dinyatakan negatif Covid-19 dan sudah aktif bekerja kembali. Kamipun bisa menghela nafas dengan kejadian tersebut. Dari RT/RW saya juga digalakkan kegiatan Jogo Tonggo untuk membantu tetangga yang terdampak Covid-19. Tentunya ini sangat positif sekali dan warga juga sangat antusias dengan kegiatan ini.

Virus Covid-19, gambar diambil dari AyoBekasi.net 

Saya pernah membaca  headline di sebuah berita online bahwa ada beberapa orang yang menganggap bahwa Covid-19 itu adalah penyakit bohong-bohongan dan ada yang percaya pada sebuah teori bahwa Covid-19 adalah sebuah konspirasi dari negara China. Banyak diantara mereka yang tidak menggunakan masker ketika keluar rumah. Padahal, Covid-19 adalah sebuah penyakit yang sangat berbahaya dan menular. Juga ada yang tidak mau menjalani rapid test karena berita ini.

Seperti yang telah kita ketahui jumlah penderita Covid-19 makin lama makin meningkat tajam. Untuk mengurangi penyebarannya, Presiden Jokowi menginstruksikan untuk melakukan rapid test, khususnya di beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki kasus COVID-19 yang tinggi. Tes ini ditujukan agar pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan virus Corona dan melakukan tindakan pencegahan agar jumlah kasus COVID-19 tidak semakin bertambah.

Baca Juga : 6 Panduan Kesehatan Ala Dokter Reisa Broto Asmoro di Masa New Normal 

Prosedur dan Interpretasi Hasil Rapid Test

Prosedur pemeriksaan rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah dari ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya, cairan untuk menandai antibodi akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya.

Hasil rapid test positif menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona. Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi virus Corona dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya bisa saja mendapatkan hasil rapid test yang negatif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap virus Corona.

Oleh karena itu jika hasilnya rapid test negatif,  pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7–10 hari setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat.

Ada kabar menggembirakan bagi kalian yang ingin mengikuti rapid test tetapi was-was untuk keluar rumah, kini Halodoc membuka layanan rapid test dengan bekerjasama dengan beberapa rumah sakit terdekat. Di layanan ini ada menu pilihan rapid test terdekat  yang bisa disesuaikan dengan kota tempat tinggal kalian. Caranyapun sangat mudah dan kalian juga bisa memilih waktu yang kalian inginkan. Rapid test ini memerlukan beberapa kartu pengenal seperti kartu keluarga atau KTP. Biayanya akan tergantung biaya jasa tenaga medis dan penyedia alat yang diberikan dari Rumah Sakit. Sudah cukup jelas bukan? So, tidak perlu takut untuk melakukan rapid test ya....Saya percaya kita bisa melaluinya .....


 


 

 


15 comments :

  1. Terlepas dari beredarnya kabar-kabur yang mengatakan covid itu hoax, ya kita memang perlu mawas diri. kalau nggak perlu-perlu banget ya nggak perlu bepergian. Kalaupun bepergian dan perlu rapid tes keknya bisa pake halodoc ya Mbak. Hehehe

    ReplyDelete
  2. Sekarang semakin memudahkan ya, jadi sebelum keluar rumah bisa tahu mau rapid test ke mana aja

    ReplyDelete
  3. Alhamdhulilah bisa daftar rapid test via halodoc emang klo mo kluar rumah apalagi ngantri lama di RS untuk daftar kayanya serem gtu ya mbak. Riskan tertular

    ReplyDelete
  4. Heran deh sama yang menganggap covid cuma hoax. Apa nggak pernah baca berita. Apa perlu dia dikirim jadi relawan di RS rujukan covid.. Hehe gemes aku

    ReplyDelete
  5. Nah mendaftar lewat Halodoc malah lebih praktis dan cepat ya mba
    Oya, berapa ya kira2 biaya utk rapid test ini?

    ReplyDelete
  6. Rapid test saat ini sangat diperlukan ya mbak, mengingat penularan virus ini masih sangat tinggi. Perlu edukasi juga tentang rapid test bagi masyarakat awam yang belum tahu manfaatnya.

    Syukurlah ada cara mudah melakukan rapid test melalui aplikasi halodoc, semoga masyarakat bisa memanfaatkan dengan baik ya mbak

    ReplyDelete
  7. Penting banget lho rapid test ini padahal. Terutama untuk mereka yg kerjanya banyak diluar rumah. Bisa jadi screening awal. Ah, semoga makin banyak masyarakat yg sadar akan kesehatan ya mbak.

    ReplyDelete
  8. Kalau di desa sepertinya belum ada yang pernah rapid tes termasuk saya...Semoga masih aman-aman saja sampai pandemi selesai

    ReplyDelete
  9. Duh kebayang stresnya Mbak Ningrum tetangga dekat kena Corona ya, makin stres dan takut..aku berusaha tetap semangat nih mbak walau di rumah saja cari kegiatan yang produktif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mb stress bgt awalnya..tp alhamdulilah bisa melaluinya

      Delete
  10. Aku kemarin juga semepet iat-liat di Halodoc tentang covid test ini soalnya aku sudah hampir 2 minggu ini masuk kerja terus...

    ReplyDelete
  11. Paling penting memang di rumah aja ya? Kalau saya dan anak-anak merasa lebih aman di rumah meski bosennya luar biasa

    ReplyDelete
  12. Pandemi memang bikin orang gampang curiga, kampung sempat sepi. Tapi sekarang rame lagi, kayak udah gak ada covid. Coba kalo semua menjalani tes rapid atau swab, mungkin banyak yang ketahuan positif atau tidak

    ReplyDelete

Mana komentar HOREnya?..agar kita semakin akrab. Insya Allah pasti saya komen balik. Mohon maaf, karena banyaknya komentar spam, maka komentar yang masuk saya moderasi.
Terimakasih telah berkunjung^^



Back to Top