Friday, May 1, 2020

Lakukan 5 Hal Ini Ketika Anak Alami Verbal Bullying

verbal bullying diambil dari popbela.com


Assalamualaikum,
Dear Pembaca,
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju pra-dewasa. Di dalamnya terdapat pergolakan batin yang sangat besar bagi si teenager.
Banyak orang bilang kenakalan anak mencapai puncaknya saat remaja. Begitu pula yang terjadi pada si sulung saya,  masuk masa remaja si sulung jadi mulai berubah. Dia jadi memiliki privasi, lebih suka mengurung diri di kamar entah itu membaca buku ataupun melihat tayangan di laptop. Suka membantah, lebih vokal dan suka merasa dia itu sudah besar tapi tingkah lakunya masih seperti anak-anak.

Anak saya pernah mengalami apa yang disebut dengan verbal bullying. Verbal Bullying adalah kata-kata kasar yang dikeluarkan oleh pelaku bullying untuk membuat sasarannya menjadi tertekan. Anak saya pada dasarnya memang pemalu dan pendiam. Beda banget dengan si adik yang suka ngobrol dan curhat. Pulang sekolahpun sukanya nyerocos duluan, entah itu bercerita tentang temannya, gurunya atau apa yang dia alami di sekolah. Si sulung itu kalau berada di rumah itu suka cerita dengan si adik sampai lewat jam 9 malam, tetapi kalau di sekolah dirinya teramat sangat pendiam, bahkan kepada gurunyapun kalau tidak diajak ngobrol dia tidak akan ngomong. Saya waktu itu memang agak khilaf dengan anak-anak ketika kelahiran anak yang ketiga. Saya sadar saya kurang melakukan komunikasi dengan anak-anak sepulang sekolah terutama dengan si sulung. Saya lebih banyak memperhatikan anak saya yang lebih kecil. 

Sampai suatu hari ada panggilan dari guru BK kalau anak saya ada masalah di sekolah dan dia sempat dibully dengan temannya. Teman yang membullynya itu adalah teman cowok. Tidak tahu ya entah dia itu naksir atau gimana tiap anak saya pas pelajaran olah raga selalu diolok-olok tidak bisa. Anak saya memang tidak suka pelajaran olah raga, anaknya mageran...dirumahpun suka saya suruh olahraga tetapi paling cuman 5 menit setelah itu pulang ke rumah. Dia sepertinya kurang nyaman dengan sekolah yang sekarang, dia merasa teman-temannya itu banyak yang "FAKE" dan tidak tulus. Kelas 2 dia sempat mogok sekolah dan pingin pindah sekolah. Saya juga sudah mencari sekolah, namun timingnya kurang tepat kata kepala sekolah swasta yang saya incar. Oia sebelumnya si kakak itu sekolah di sekolah islam swasta dan selama itu tidak ada masalah dan baru masuk SMP ini dia memiliki masalah dengan temannya. SMP sekarang ini adalah SMP Negeri.

Saya kemudian merubah sikap saya untuk lebih perhatian kepada anak-anak saya. Terutama si sulung. Tiap pulang sekolah hp saya simpan dan saya mengajak mereka mengobrol. Saya rasa bullying itu bisa terjadi dimana saja, tinggal bagaimana peran orang tua menyikapinya. Biasanya, pelaku bullying  adalah anak-anak yang kurang perhatian dan bisa jadi dia dirumah juga suka dibully oleh orang tuanya. Alhamdulilah, si sulung sekarang sudah mulai berubah. Dia sebenarnya tidak pendiam tetapi dia memilih "mute" atau diam kala lingkungannya tidak cocok. Untuk SMA nanti sengaja saya pilih SMA swasta yang mungkin bisa lebih menyenangkan hatinya. Harapan saya semoga nanti dia bisa berubah dan bisa bergaul dengan siapa saja, dan saya menyuruhnya untuk mengikuti kegiatan ekstra karate untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.

Bullying atau perundungan pada dasarnya adalah perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang yang memiliki kekuatan lebih besar daripada korban. Perilaku bullying bisa berupa tindakan fisik maupun verbal yang dilakukan secara berulang-ulang. 

Anak Jadi Korban Bullying, Orangtua Harus Apa? (Dari HALODOC)

Pasti kesal dan sedih rasanya kalau buah hati menjadi korban tindakan yang tidak semestinya di sekolah. Nah, berikut tips yang bisa ibu dan ayah lakukan jika anak menjadi korban bullying:
1. Jeli Melihat Tanda-tandanya
Sayangnya, tidak semua anak akan bercerita pada orangtuanya jika mengalami tindakan tidak menyenangkan di sekolah. Umumnya, mereka lebih memilih merahasiakannya.
Artinya, ibu harus pandai mengenali tanda anak mengalami bullying, seperti anak terlihat murung atau sangat ketakutan jika disuruh pergi ke sekolah, seperti dilansir dari KidsHealth.
Jika benar bahwa anak telah di-bully, dengan pelan-pelan minta ia agar mau menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ibu dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi situasi tersebut, namun hindari mendorong anak membalas pelaku bully.
2. Beri Tahu Pihak Sekolah
Setelah mengetahui anak menjadi korban bullying, segera bicarakan masalah ini dengan pihak sekolah seperti guru atau kepala sekolah untuk sama-sama mencari solusinya. Hindari terbawa emosi, namun tetap fokuskan semuanya bertujuan agar anak mendapatkan keamanan.
Pasalnya, sebagian besar kasus bullying justru tidak diketahui oleh pihak sekolah, karena anak-anak pelaku bully baru mulai beraksi saat tidak ada guru di sekitarnya, seperti ketika sedang jam istirahat atau pulang sekolah.
3. Arahkan Anak Menghadapi Pelaku Bully
Beritahu anak bagaimana harus bersikap di depan pelaku bully. Si Kecil tidak boleh malu, minder, atau takut saat berhadapan dengan anak-anak nakal pelaku bully. Sebaliknya, mereka harus berani berkata kepada pelaku “berhenti mengejekku”, “diam”, dan “hentikan”. 
Laman BullyingUK menyarankan, orangtua untuk meyakinkan sang buah hati bahwa hal ini bukan kesalahan mereka. Mengalami bullying bukan berarti Si Kecil adalah anak yang lemah, pelaku tidak selalu adalah anak yang lebih kuat atau dominan. Jadi, penting untuk tetap membuat anak merasa percaya diri
4. Pantau Terus Keadaan Anak
Jangan menyerah ketika anak merengek tidak ingin sekolah karena menjadi korban bullying. Sebaliknya, tetap dukung sang buah hati untuk pergi ke sekolah, tetapi pastikan tetap memantau keadaan anak dengan aktif bertanya, seperti “Bagaimana hari ini?”, “Apakah anak itu masih melakukan bullying?”, “Lalu apa yang kamu lakukan saat mereka melakukan itu?”, dan lain-lain.
5. Pindah Sekolah
Jika masalah bullying terus berlanjut dan kondisi anak semakin parah, maka ibu bisa memikirkan untuk memikirkan solusi lainnya, seperti memindahkan anak ke sekolah baru atau mengganti konsep belajarnya menjadi belajar di rumah (homeschooling) untuk sementara waktu.
Pada intinya, jangan pernah sepelekan bullying pada anak. Hal ini bisa menyebabkan anak  trauma akibat bullying bisa terbawa hingga ia dewasa dan mempengaruhi kehidupannya nantinya.
Menurut kalian sudah benarkah tindakan yang saya lakukan? Tolong kasih masukan ya.......




Saturday, April 18, 2020

Things To Do After Covid-19

Assalamualaikum....
Dear pembaca,
Kalau dihitung-hitung sudah hampir 2 bulan ini pandemi Corona mulai menyebar ke Indonesia. Ada yang bilang bencana semacam Corona pernah terjadi per 100 tahun. Saya menganggap pandemi Corona itu sebagai "hukuman" Allah SWT kepada kita. Mungkin Allah SWT sudah terlanjur marah besar kepada umat manusia karena telah berbuat kerusakan yang melampaui batas. Maka bersabarlah dan "nikmatilah" masa kita selama Stay At Home. Jangan pernah mengeluh bosan, karena sebenarnya kita yang Stay At Home itu sangat beruntung sekali, dibandingkan dengan pengorbanan paramedis kita yang banyak mengorbankan jiwa dan raga. Sudah kita lihat di tayangan-tayangan televisi betapa banyak perawat dan dokter yang berguguran karena tugas mulianya kala pandemi Covid-19. We should appreciate them!



Waktu itu saya berdoa semoga Corona tidak sampai masuk ke komplek perumahan saya. Eh.. ternyata ada juga yang terpapar Corona hiks..sempat syok juga. Sebelumnya saya mendapat wa dari teman saya apa benar ada tetangga saya yang PDP Corona, lengkap dengan nama dan alamat komplit plit. Terus saya jawab :iya memang ada warga yang masuk rumah sakit, tapi kalau sekarang statusnya menjadi PDP saya tidak tahu. Saya lebih memilih untuk tidak menanggapi kabar tersebut karena saya takut kalau salah ngomong. Baru nanti kalau sudah ada info dari RT, saya baru mau konfirmasi.Saya sempat kaget juga ketika tahu nama dan alamat tetangga saya tersebut diposting ke berbagai grup. Menurut saya itu tidak etis ya, kan kasihan juga beliaunya yang pekerjaannya sehari-hari sebagai perawat. Seharusnya data pasien dilindungi dan tidak disebarluaskan. Seandainya itu kita, apa yang kita rasakan? Pasti sakit hati ya. Sebenarnya dibuat inisial saja kan juga ga pa pa kan. Saya juga lumayan dekat dengan istri tetangga saya yang PDP tersebut, kalau menjenguk orang sakit beliaunya suka menghampiri saya. Jadinya, saya juga agak sungkan untuk terlalu mengeksposnya.

Taman kompleks saya yang tadinya selalu ramai sekarang lengang

Hanya ini pengunjungnya he he...Lisa anak saya 



Taman kompleks saya yang sangat asri, banyak pepohonan saya suka berlama-lama disini

Benarlah keesokan harinya saya  mendengar berita itu dari grup RT kalau ada warga yang terpapar Corona tapi tidak disebutkan siapa. Karena masing-masing sudah tahu dan berempati yang tinggi kepada tetangga saya tersebut. Suami saya langsung beli handsanitizer sebotol besar (sebelumnya sudah beli 100 ml) kemudian menambah pembelian masker-masker kain. Kemudian Takmir masjid saya mengumumkan agar jamaah tidak diperbolehkan solat di masjid, untuk sementara solat di rumah masing-masing.


Sehari paska pengumuman ada warga yang terpapar, suasana kompleks saya sangat sepi. Tidak ada seorangpun yang lewat di depan rumah saya. Tidak ada anak-anak yang bermain. Biasanya taman dekat rumah saya selalu ramai orang, sampai sekarangpun jadi sepi. Saya membatasi diri saya untuk tidak membaca-baca berita tentang Corona, khawatir jadi stress. Apalagi banyak sekali berita-berita hoax yang beredar.  Anak-anak saya jaga supaya tidak banyak tahu tentang Corona. Mereka wajib paham yang pokoknya saja, karena berada di rumah sudah cukup membosankan bagi mereka kasihan kalau masih melihat tayangan Corona. Untuk mengalihkan perhatian mereka dari Corona untungnya ada banyak tugas-tugas online, jadi mereka belajar di rumah dan sesekali guru mereka mengadakan tatap muka online lewat aplikasi Zoom.  Selain itu setiap hari anak-anak berjemur di depan rumah, mengaji tiap Subuh dan Magrib dan kadang-kadang kita masak bareng dan berolahraga ringan seperti main bulutangkis misalnya.

Sebenarnya anak saya yang nomer satu seharusnya Ujian Nasional menuju SMA di bulan-bulan ini, namun ujian selanjutnya dibatalkan oleh Diknas karena kondisi yang tidak memungkinkan setelah adanya pandemi Covid-19. Antara sedih dan bahagia karena semua tidak berjalan semestinya. Mungkin kala mendaftar sekolah baru, Covid-19 juga belum sepenuhnya "pergi" dari Indonesia. Tapi, semua ini sudah kehendak yang Diatas, maka saya harus menerimanya dengan lapang dada. Tidak tahu apakah nanti ada acara pisah-sambut sekolah. Saya cuman berharap mereka "Angkatan Covid-19" akan tumbuh menjadi generasi yang kuat dan bermental baja.

Alhamdulilah, kondisi kompleks perumahan saya sudah kondusif  tidak sepanik dulu dan meski belum stabil benar namun warga sudah terkondisikan dengan masuknya Corona semisal memakai masker kalau keluar rumah, jaga jarak dan tidak keluar rumah jika tidak perlu. Oia, tetangga saya tersebut alhamdulillah tes Coronanya negatif.

Harapan dan things to do saya after Covid-19 ini selesai adalah :
1. Ingin berenang bareng keluarga.
2. Ingin anak-anak sekolah seperti biasanya.
3. Roda perekonomian semakin membaik, para supir ojol dan taksi bisa bekerja seperti biasanya. Mereka sangat terdampak sekali dengan Covid ini. Saya pernah bertemu sopir Grab yang mengeluh sepi pendapatannya. Sehari cuman dapat 1 orang penumpang. Akhirnya, dia lebih memilih ngetem di depan rumah sakit karena pasti ada orderannya.
4. Mempertahankan pola hidup sehat seperti cuci tangan, pakai masker kalau keluar, berjemur, banyak makan buah-buahan dan pola hidup sehat lainnya.
5. Memperbanyak solat-solat Sunnah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Inilah harapan-harapan saya setelah Covid-19. Bagaimana dengan kamu?Share di kolom komentar yaaa...

Thursday, April 9, 2020

Menggambar adalah Hobi yang Menyenangkan dan Menghasilkan

Assalamualaikum..
Dear pembaca tersayang,
Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan kondisi terbaik. Nah, kali ini saya akan bercerita tentang hobi. Jadi, mumpung anak-anak dirumah karena pandemi Corona, sesekali saya luangkan waktu untuk ngobrol dengan mereka yaitu mengenai cita-cita. Mulai dari kakaknya..kalau si kakak nih sudah kelihatan jelas dia suka menggambar dan SMA nanti dia akan mengambil Sekolah Kejuruan. Dulunya dia saya arahkan supaya jadi guru Bahasa Inggris karena dia juga pintar Bahasa Inggris. Namun, setelah SMP dia beralih lebih menekuni menggambar terutama animasi. Saya sebagai orang tua hanya bisa mendoakan dan mendukung apapun yang mereka pilih. Asalkan semuanya ditekuni dengan sepenuh hati dan jangan setengah-setengah.

Beberapa gambar karya kak Aulia Hanifa, 14 tahun, SMP kelas 3 MTSN 1 Semarang 


Beda lagi dengan si kakak, kalau adiknya Lala masih labil soal cita-cita. Maklum dia masih kelas 5 SD. Saat saya tanya tentang cita-citanya, dia menjawab ingin menjadi Youtuber. Dari dulu kalau saya tanya pasti jawabnya pingin jadi Youtuber. Katanya kalau jadi Youtuber uangnya banyak kayak Atta Halilintar. Selain Youtuber tuh apa to kak Lala cita-citanya?Jadi guru kek..polwan kek..atau dokter kek kata saya. Jawabnya bikin saya kaget bukan kepalang katanya "ingin jadi ibu rumahtangga" haha. Kayaknya enak jadi ibu rumahtangga katanya. Ya tidak apa apa kalau nanti jadi ibu rumahtangga tapi kamu juga harus sekolah yang tinggi dan bisa menghasilkan uang sendiri kata saya.
Kalau anak Anda memiliki hobi menggambar jangan diabaikan ya. Beri mereka dukungan. Karena  ini bisa menambah rasa percaya dirinya dan bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah di kemudian hari sebut saja tokoh-tokoh berikut ini:

  1. Pemilik Papillon Studio yang notabene adalah suami dari mbak Rahmi Aziza bisa sukses menjalankan bisnis nya di  bidang gambar serta memiliki beberapa karyawan. 
  2. Ada pelukis difabel asal kota saya yaitu Salatiga bernama Sabar Subandri. Dia  teman TK saya lho. Saya masih ingat benar pas dia di sekolah TK suka nangis karena mungkin dia agak minder dengan teman-teman semasa TKnya. Sekarang lukisan-lukisannya sangat mendunia. 
  3. Nama Christiawan Lie atau lebih akrab disapa Chris Lie, memang bukan lagi nama baru di dunia animasi. Ia pernah terlibat dalam pembuatan animasi sejumlah film papan atas Hollywood sebut saja Transformer 3, GI:Joe, Star Wars hingga Lord of The Rings. Chris sendiri telah suka menggambar sejak kecil. Hobi dan bakat itu lantas ditunjang pula oleh kecerdasannya yang diatas rata-rata. Asal tahu saja, Chris adalah lulusan terbaik dari fakultas Arsistektur Institut Teknologi Bandung. 
  4. Penggemar film-film Avengers mungkin tak akan mengernyit heran ketika mendengar nama-nama seperti Robert Downey Jr, Chris Evans atau bahkan Tom Holland, tapi tidak demikian jika yang muncul adalah Ronny Ganny. Beliau adalah animator asal Indonesia yang diam-diam sudah memoles tampilan visual Hulk dan kawan-kawan sejak Avengers dirilis. Ronny Gani merupakan Senior Animator, Industrial Light & Magic's Singapapore.
  5. Rini Sugianto adalah animator perempuan asal Indonesia yang berada di balik film-film box office Hollywood. Beberapa diantaranya adalah The Adventure of  Tintin, The Avengers, The Hobbit:The Desolation of Smaug dan Teenage Mutant Ninja Turtle. Kini, lulusan Universitas Parahyangan, Bandung jurusan arsitektur ini tinggal di California, Amerika Serikat. Rini sendiri telah memulai karir sejak 2005.
Menggambar adalah hobi yang menyenangkan sekaligus hobi yang  menghasilkan apabila ditekuni. Saya rasa hobi apapun kalau ditekuni akan menghasilkan. Anda setuju?



Back to Top