Wednesday, February 1, 2017

Yuk, Cegah Suami Berbuat Korupsi !!


Hai ..holla...hallo 😁

Minggu-minggu ini adalah ujian berat bagi lembaga konstitusi kita Mahkamah Agung dengan tertangkapnya hakim MK Patrialis Akbar yang diduga mendapatkan uang suap. Beliau tertangkap dalam sebuah OTT (Operasi Tangkap Tangan) yang dilakukan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Sebelumnya mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar juga tertangkap KPK dan dipenjara dikarenakan terbukti menerima suap.

Patrialis Akbar PD-IDGov.jpg
Patrialis Akbar - Wikipedia

Korupsi seakan tidak dapat dipisahkan dari negara republik tercinta ini. Meski sudah dibasmi tetapi terus tumbuh subur seperti jamur di musim hujan. 
Bahkan, tak jarang selain korupsi para pelaku juga diam-diam memiliki istri muda. Tertangkap korupsi tak serta merta mereka mengakui perbuatannya. Sangat berbeda dengan negara-negara seperti China, Korea dan negara-negara maju lain baru diduga korupsi saja mereka malu dan mengundurkan diri. Selain itu di China juga memberlakukan hukuman mati bagi para koruptor dan mencabut hak politiknya. Sedang Indonesia masih jauh dari itu. 

Suatu hari, saya membeli pecel dan gorengan di sebuah warung langganan saya. Lama tidak membeli pecel membuat nilai rasa pecel jadi makin maknyus di lidah saya. Waktu itu suami komentar : Lha yo, makan pakai pecel aja sudah enak ngapain sih banyak orang yang korupsi? 
Ya, begitulah memang sifat manusia itu pada dasarnya tidak pernah puas. Manusia sangat suka bermegah-megahan dalam hal harta sampai dia berada di liang lahat.. 

Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437)
Sumber : https://rumaysho.com/766-manusia-tidak-pernah-merasa-puas-dengan-harta.html
Saya rasa istri juga berperan besar dalam mencegah ataupun membuat suami berbuat korupsi. Hal itu seperti pisau bermata dua. Namun, alangkah baiknya kita sebagai istri berkontribusi besar agar mencegah suami berbuat korupsi, karena selain merugikan negara, mencemarkan nama baik keluarga juga hilangnya kewibawaan sebagai aparatur negara.

Selain itu penting bagi kita sebagai seorang istri untuk mengetahui seluk beluk uang suami yang perolehannya kurang wajar. Jangan berhepi-hepi dulu ketika suami pulang gajian membawa uang sekarung. Karena, nama baik istri/keluarga juga yang ikut dipertaruhkan. 

Ada sebuah kisah yang mungkin bisa menjadi inspirasi untuk Anda. 
Saya besar di sebuah kota kecil bernama Salatiga. Saya tinggal di sebuah kampung kecil. Di kampung tersebut ada sebuah keluarga kecil dengan 2 orang anak. Pasangan suami istri tersebut sangat tersohor kekayaannya dan sempurna pula penampilannya. Suaminya ganteng dan si istri cantik. Si suami bekerja di salah satu bank terkemuka di Indonesia. Si istri memiliki hobi suka dandan dan gemar shopping. Sebenarnya gaji di bank tersebut sudah sangat besar namun si istri selalu saja merasa kurang. Minta ini minta itu. Akhirnya si suami melakukan penggelapan uang. Korbannya juga tetangga saya juga. Sebut saja si A. Akhirnya tetangga saya tersebut masuk penjara. Dipecat dari Bank. Bebas dari penjara dia kesulitan mencari pekerjaan dan tragisnya dia meninggal bunuh diri. Sedang, si istri bekerja sebagai TKW di luar negeri. Keluarganya kocar kacir. 

Saya rasa penting juga bagi kita untuk mensyukuri apa yang kita miliki sekarang. Jangan mencari-cari apa yang kita tidak punya.

Semoga bermanfaat bagi para istri-istri ^_^.











Wednesday, January 25, 2017

Menjemput Jodoh


Assalamu'alaikum wr. wb.

Umur 25 tahun dan belum memiliki pasangan bagi seorang gadis kampung di tahun 2004 adalah merupakan mimpi buruk saya di waktu itu. Saya merasakan banyak cibiran-cibiran orang-orang kampung yang mengecap saya sebagai "perawan tua". Awal-awalnya saya merasa sedih dengan cibiran itu, setelah itu saya berpikir kalau semua omongan orang saya masukkan ke hati, lama-lama saya bisa jadi gila. 

Ya, saya adalah salah satu dari sejumput orang di kampung saya yang meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi yaitu tingkat Diploma. Waktu itu diploma adalah pendidikan paling tinggi. Rata-rata teman-teman saya hanyalah lulusan sma, menikah dan mempunyai anak, sudah. Bahkan teman dekat sepermainan saya waktu itu sudah memiliki 3 orang anak. Banyaklah orang-orang yang membisiki orang tua saya agar membuat ritual semacam membuang *maaf* beha ke sungai, mandi 7 kembang atau mandi di sungai untuk mengundang jodoh. Waduh bener-bener absurd dan tidak masuk akal pikir saya. Untunglah, kedua orang tua saya tidak terpengaruh, dan mereka memiliki latar belakang agama yang kuat.

Dari dulu saya memang tipikal orang rumahan, lebih suka berlama-lama di rumah, keluarpun  untuk hal-hal yang positif semacam bekerja dan mengaji. Itu saja. Saya bergaulpun sangat pilih-pilih, maksudnya dengan orang-orang yang positif seperti perkumpulan remaja masjid dll. Karena, kampung saya lumayan semrawut ada yang suka mabuk, narkoba, dan ada beberapa remaja perempuan yang saya tidak suka dengan cara mereka berpakaian yang serba pendek. Dan oleh mereka saya dicap sombong.


Image result for jodoh
Diambil dari ilmuislami.com

Soal jodohpun bukan berarti saya tidak berusaha. Karena untuk mendapatkan jodoh kan kita tidak bisa hanya berdiam diri menunggu jodoh datang. Saya juga pernah dikenal-kenalin teman kakak saya, teman saya, anaknya teman ortu dan tidak ada satupun yang cocok. Yang dikenalin kakak saya seorang polisi tapi gemar mabuk, yang dikenalin teman saya dia sukaaa banget dengan saya tetapi saya tidak. Sama sekali tidak klik. Selain berusaha saya juga sholat tahajud setiap malam, memohon kepada Allah swt jodoh yang terbaik untuk saya. 

Waktu itu saya memiliki impian untuk memiliki suami seperti ayah saya. Saya begitu kagum dengan ayah saya. Seorang ayah yang sabar, sangat bertanggung jawab dan kuat agamanya. Sebenarnya banyak laki-laki yang ingin mendekati saya, namun entah mengapa saya merasa belum yakin. Terutama masalah agama. Saya yakin kalau seorang laki-laki baik di agamanya maka dia akan baik pula di keluarganya. Selain itu ada hal lain yang membuat saya ragu menikah karena ayah ibu saya kurang harmonis. Tidak perlu saya jelaskan alasannya. Kenangan itu masih membekas dalam hati saya sampai sekarang. Saya merasa takut untuk menyakiti dan disakiti ketika sudah menikah nanti. Untunglah, meski ayah ibu saya tidak harmonis saya memiliki pegangan agama yang kuat, sehingga saya tidak terjerumus ke pergaulan yang negatif.

Kemudian saya beranikan diri untuk menjalin hubungan dengan beberapa pria. Istilahnya yang tanpa dikenalin orang. Dan berakhir putus di tengah jalan. Sampai 3 kali. Sayapun semakin menenggelamkan diri saya dalam pekerjaan dan sejenak tidak ingin berpikir tentang lelaki.Pasrah dan ikhlas dengan Allah SWT.

Pertemuan dengan suami saya juga melalui perantara teman saya. Kita sudah lama sekali berteman. Jadilah, dia sudah sangat mengenal saya. Entah mengapa dari dulu saya suka banget cowok berkacamata, menurut saya kalau cowok berkacamata itu kayaknya cowok pinter. Nah, teman saya bilang kalau si B ingin bertaaruf dengan saya. Oia waktu itu saya belum berjilbab seperti sekarang he he. Kemudian si B main ke rumah saya. Kesan pertama saya ketika melihatnya adalah lumayan cakep, enak diajak ngomong (nyambung), humoris, rajin sholat dan hobinya naik gunung katanya. Wah, kayaknya sudah satu paket nih he he pikir saya dalam hati. Tapi, saya kan tidak mengerti respon dia terhadap saya. Waktu itu adalah waktu kemunculan handphone. Sepulang dari saya hujan turun sangat lebat. Si B datang ke rumah itu pagi dan pulang jam 12.00.

Dia sama sekali tidak mengirim pesan singkat waktu itu. Saya sudah berpikir yang tidak-tidak, jangan-jangan dia tidak suka dengan saya. Jangan-jangan cintaku bertepuk sebelah tangan?

Akhirnya ketika maghrib dia mengirim pesan singkat yang masih saya ingat sampai sekarang :

"Saya merasa cocok dengan kamu. Maukah kamu membina hubungan keluarga denganku ?
Tidak perlu waktu lama saya untuk menjawab saya katakan : "Saya mau."
Kemudian dia mengirim pesan singkat lagi :

"Bisakah kamu membaca Al Qur'an?
Saya jawab, "Bisa". Beberapa saat setelah itu dia meminta saya berhijab, dan saya mengiyakannya. 


Image result for balon



Selanjutnya hubungan kita berlanjut lewat pesan-pesan singkat di handphone. Baru berkenalan 2 minggu si dia sudah mengajak menikah. Kata si dia buat apa menunggu lama-lama karena sudah sama-sama cocok. Dia berjanji akan membuat saya bahagia. Saya menjawab saya masih ingin membuat orang tua saya bahagia jawab saya. Tiga bulan kemudian dia mengajak menikah (lagi). Saya menjawab saya masih trauma dengan kehidupan ortu saya jawab saya. Dia berusaha meyakinkan kalau itu tidak akan terjadi. Bulan ke 7 dia mengajak menikah lagi, akhirnya saya menjawab iya. Karena, saya sudah capek setiap kali ketemu selalu mengajak menikah. Iya, lelaki itu sudah seperti ayah saya. 

Akhirnya kami menikah pada tanggal 12 September 2004 bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan memiliki dua anak yang sama-sama lahir pada bulan September. Saya yakin kalau sudah jodoh segala sesuatu akan dipermudah seperti pertemuan saya dengan suami. Sebaliknya kalau belum jodoh meski dikejar sampai ke kutub utarapun kalau belum jodoh tidak akan klik. Jangan pernah putus asa menjemput jodoh kita. 

Semarang, 26 Januari 2017

Prananingrum



















Back to Top