Tuesday, March 6, 2018

Ketika Si Kakak Haid Untuk Pertama Kali

diambil dari collaskin-yogyakarta.blogspot.com


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mah, aku kok belum M ya ? Padahal hampir semua temenku cewek di kelas sudah haid semua. Kalau dihitung-hitung tinggal 2 yang belum, aku dan si Salma, curhat si kakak, 12 tahun, kelas 1 SMP, beberapa bulan yang lalu.
Saya sebagai seorang ibu tentulah harus bisa membuatnya tenang, bukan semakin membuatnya gundah gulana.
Jawab saya: Ya, nanti kalau sudah saatnya kan nanti haid. Tidak usah cemas.  Just find the right time for you.
Saya hanya berdoa semoga nanti pas Kakak M untuk pertama kali pas dirumah saja, jadi dianya tidak kalang kabut. Coba bayangkan aja kalau M pertama kali pas di sekolah, tentunya dia bakalan bingung.

Bulan selanjutnya si Salma M.
Salma, udah M kok mah akhirnya kata Kakak.
Ya, semoga habis itu kamu ya.
Amiin, katanya.

Bulan berikutnya ........
Suatu pagi, ketika si kakak hendak berangkat sekolah tiba-tiba dia berteriak dari kamar mandi :
Mah, aku M, katanya. Dia sepertinya agak panik, bingung melihat darah haidnya. Makanya, tadi malam kok perutku sakit. Hampir semua temannya bilang kalau ketika mau M, mereka mengeluh sakit perut.
Saya : Alhamdulilah kamu sudah M, selesaikan mandinya. Mamah tak ke warung budhe Jarwo beli pembalut.
Langsung saya buru-buru beli pembalut, belinya langsung 2. Saya biasanya pakai merk Charm, karena lembut dipakai.

Usai si kakak mandi, kemudian saya suruh dia pakai pembalutnya dan memakai legging supaya makin nyaman. Tak lupa saya menyuruhnya membawa beberapa pembalut untuk persediaan di sekolah.  Kalau ada apa-apa saya suruh si kakak telepon ke rumah.

Sepulang sekolah si kakak cerita kalau teman-teman dekatnya memberinya selamat karena sudah haid. Selamat ya....akhirnya yang ditunggu-tunggu udah datang.
Kemudian dia cerita lagi kalau tadi di sekolah dia masih agak canggung dan belum terbiasa. Makanya, jalannya kayak robot he he he.
Eh, kak, jalan seperti biasa aja seperti kamu tidak M.

Saya juga memberinya banyak nasihat seperti misalnya :
  • Jaga pergaulan dengan baik. Karena kalau sudah haid, perempuan sudah bisa dibuahi/hamil. Boleh berteman dengan lain jenis, tetapi sebatas teman saja tidak lebih. Fokus ke belajar. 
  • Saya suruh mencuci sendiri celana dalamnya, sebagai tanggung jawab kedewasaannya.
  • Jaga kebersihan vital dengan membelikannya sabun pembersih miss V 
  • Meski dia tidak sholat, tetapi tetap saya suruh dia baca-baca buku doa supaya pikiran tidak kosong.
Nah, itulah pengalaman saya ketika si kakak mendapatkan haid untuk yang pertama kali dan sedikit tips untuk kita sebagai orang tua agar tidak panik kala menghadapi anak kita yang sedang pertama kali mendapatkan haid.
Anak yang sudah mendapatkan haid berarti dia sudah memasuki gerbang kedewasaan. Kita akan mendapati perubahan perilaku pada si remaja. Yang tadinya manutan, jadi agak sedikit membangkang, memiliki ego sendiri dan privasi. Tentunya hal ini menuntut kita untuk lebih banyak menambah ilmu baik dengan membaca-baca buku tentang parenting ataupun mengikuti seminar-seminar.  Welcome to the teenage world my child ! Semoga bermanfaat ^^.










Monday, February 26, 2018

Ajarkan Anak Merasakan Kecewa


Haiiii..pembaca

Mempunyai 2 anak yang sudah besar-besar, kelas 1 SMP dan kelas 3 SD, membuat saya memiliki lumayan banyak pengalaman seputar tumbuh kembang anak. Karenanya, pada kesempatan ini saya hendak berbagi tips parenting yang mungkin bermanfaat untuk kalian semua.

Kasus 1 

Ceritanya sedikit flash back pada saat anak saya, yang pertama kelas TK besar. Namanya Lia. Waktu itu dia berusia 5 tahun. Karena, dia masuk TK belum genap 4 tahun, makanya di TK besar dia masih berusia 5 tahun. Di tahun tersebut 2009, dia mempunyai adik baru, Lala namanya.

Awalnya dia senang bukan main karena memiliki adik baru. Karena, semenjak di kandungan saya sudah mengenalkan si dedek kecil kepada si kakak. Namun setelah 1-3 hari, mulailah si kakak ini berulah. Dia seringkali tantrum. Yang tiba-tiba nangis sendiri dan bisa tahan berjam-jam. Biasanya, tantrum ini mulai ketika dia hendak berangkat tidur. Sekitar jam 8-9 malam. Mulailah dia tiba-tiba menangis, dan tanpa alasan yang jelas. Semakin saya beri perhatian, bukannya dia diam malah makin menjadi-jadi. Menangisnya bisa tahan 2 jaman lho. Saya yang seringkali kehilangan kesabaran, saya cubiti dia. Tapi, setelah itu saya jadi menyesal. Sangat menyesal.

Hal itu berlangsung sekitar 1 mingguan. Kemudian saya bilang dengan suami, kita tidak bisa membiarkan ini terus-menerus, saya capek mengurusi si kecil dan juga capek secara emosional menghadapi si kakak. Lantas, kamipun berkonsultasi ke psikolog anak di RS Kariadi dan dilayani dengan baik dengan ibu psikolog anak (namanya lupa, maaf ya sudah lama sekali soalnya). Beliau segera tahu kalau si kakak ini mengalami Temper Tantrum. 

Temper tantrum adalah kumpulan perilaku marah anak yang ditampilkan karena keinginannya tidak terpenuhi, seperti menangis dengan keras, berguling-guling di tanah bahkan sampai menjatuhkan barang-barang. Biasanya perilaku tersebut akan dipertahankan oleh anak, sampai keinginannya terpenuhi (www.afrakids.com). Hal ini dipicu oleh : 
  • Kecemburuan. Dia cemburu dengan adik barunya. Ada suatu ketakutan yang dia tidak bisa diungkapkan. Ketakutan bahwa perhatian kedua orang tuanya akan beralih ke si adik.

 Solusinya :

  • Meminta agar si kakak tetap mendapat prioritas perhatian yang utama. Kalau si bayi kan nangis, dinenenin bentar terus diem dan bobok. Sedang si kakak ini kalau tidak diberi perhatian, dia bakalan ngambek dan protes.
  • Jangan pernah memukuli/mencubit anak. Sebaliknya hadapilah dengan penuh kesabaran
  • Sering diajak mengobrol dan diajak bermain seperti saat dia belum punya adik.
  • Waktu itu ibu psikolog menyarankan sebaiknya kalau ibu mampu,  pakailah jasa pembantu supaya si kakak tetap diantar jemput sekolah dengan ibunya dalam artian dia tetap ada perhatian khusus dengan si ibu
  • Kala tantrum sebenarnya solusi terbaik adalah membiarkannya, lama-lama dia akan diam sendiri. Ibu tetaplah beraktivitas seperti biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Misalkan si kecil tantrum saat si ibu sedang beraktivitas di dapur, ya tetaplah masak seperti biasanya.
  • Ajarkan anak tentang berbagai macam emosi seperti sedih, gembira dan kecewa. Karena itulah bekalnya untuk bisa berhasil di masa mendatang.
Saya merasa sangat beruntung sekali karena bisa bertemu dengan psikolog anak yang tepat. Sejak itu untuk sementara waktu, saya memakai jasa pembantu. Karena, ada suatu kejadian si kakak ini pernah hampir menutupi si adik dengan bantal,  dikarenakan menangis tak kunjung diam. Waktu itu baru saja saya ke dapur sebentar lho. Kalau ingat masa itu....................
Saya kemudian mempraktikkan semua yang dijelaskan ibu psikolog tadi, dan juga tak lupa membeli buku-buku parenting.

Kasus 2
Ini cerita tentang si adik beberapa hari yang lalu. Ceritanya, Jum'at minggu kemaren saya menjemput si adik, Lala seperti biasa. Lala berumur 8 tahun kelas 3 SD Islam. Dia bilang kalau dia sudah janjian dengan teman-teman segengnya untuk main ke rumah Olin. Di rumah Olin ada kolam renangnya, dan semua teman-temannya diajak ke rumah. Kebetulan Lala itu hobi banget berenang. Makanya dia sangat exited banget. Pada hari Jumat sekolah lala pulangnya gasik yaitu jam 11. Tapi, bagi saya jam segitu sudah panas banget, apalagi kondisi saya lagi hamil muda gini malas keluar-keluar rumah.

Sepanjang perjalanan pulang dia sudah merengek minta ke rumahnya Olin nanti jam 12 siang. Katanya teman-temannya pada janjian jam 12 di sekolah, selanjutnya dijemput mamanya Olin. Saya juga tidak memiliki no wanya mama Olin, lantaran dia tidak masuk grup WA jadi kesulitan juga menghubunginya dan teman-teman saya juga tidak memiliki no wanya.

Mah, boleh ya ke rumahnya Olin? Boleh ya? dengan wajah mengiba-iba. Saya jawab : Tidak boleh sayang, kalau sore boleh kan tidak panas. Lagian, mama tidak punya no wanya mamanya Olin, terus mama males keluar. Belum mesti juga mamanya Olin setuju kan kalau janjian jam segitu La?
Saya lihat mukanya mulai meradang karena marah. 
Dia mulai ngomel-ngomel. Tapi, kan semua teman-temanku sudah janjian di sekolah dan nanti sore dianter pulang katanya lagi. 
Sampai di rumah, dia masuk kamar lalu guling-guling di kasur sampai-sampai seprei lepas semua. Nangis kekejer. 
Mama jahat. 
Kemudian, dia menangis tidak berhenti-henti. 
Ayahnya datang dan dia tidak tega : Nanti ayah anter ya, nanti ayah kan jumatan. 
Wah, ayah ga kompak og kataku.
Yah, ingat tidak psikolog dulu itu pernah bilang kalau anak itu harus sesekali juga merasakan kecewa biar dia jadi orang yang kuat dan tidak lemah. 
Udah, biarin aja nanti kan dia berhenti sendiri tantrumnya.
Setelah 15 menit menangis, dia capek sendiri. 
Ketika dia sudah agak tenang saya bilang,"Bukannya mamah tidak mau nganter, karena kan jam 12 itu kan panas banget Dek, dan ternyata tadi mamahnya Rahma wa katanya rumahnya jauh banget, dekatnya Giant. Nanti, kapan-kapan boleh janjian lagi dengan Olin tapi sore hari aja ya. 
Dia sudah senyum lagi. 
Kesimpulan: Ajarkan anak kita merasakan semua emosi senang, sedih, gembira dan kecewa. Bahwa, tidak semua keinginan itu harus terpenuhi. Supaya dia tumbuh menjadi pribadi kuat dan tidak manja.

Semoga bermanfaat ya ^^










Thursday, February 15, 2018

Hal-hal yang Perlu Kamu Perhatikan Ketika Pergi Ke Dieng

Haiiii.....
Assalamu'alaikum teman-teman ....
Beberapa hari ini cuaca kurang bersahabat ya ? Tiba-tiba hujan di pagi hari dan berangin kencang di siang hari. Semoga kalian senantiasa sehat ya. Tetaplah bersyukur setidaknya kita masih dilindungi Allah SWT, dihindarkan dari berbagai macam bencana yang tampaknya sedang melanda teman-teman kita di luar sana seperti bencana banjir, dan bencana kecelakaan lalulintas di Emen.
Nah, sekarang saya akan menulis pr arisan blogger yang sudah telat sebenarnya, maaf ya mbak Mara dan Mbak Erina Julia. Laptopku eror beberapa hari, terpaksa harus nginep di tempat servis. Oia, mbak Mara dan Mbak Erina Julia keduanya adalah blogger muda yang masih lajang dengan banyak aktivitas. Keduanya aktif di Komunitas Genpi yang bergerak di bidang pariwisata.

Saya akan bercerita tentang pengalaman saya ketika pergi ke Dieng. Sebenarnya saya agak malas waktu diajak ke Dieng oleh suami, karena jalurnya yang berkelok-kelok. Namun, suami bilang wes to pemandangannya apik. Mungkin kalian udah hapal ya suamiku dulu di masa kuliah lumayan aktif  kegiatan pecinta gunung jadi dia suka mendaki gunung. Makanya, kalau jalan-jalan sukanya ke tempat-tempat yang berhawa-hawa sejuk pegunungan. Ini sebenarnya udah lama sih cerita di Dieng, tapi masih asik untuk disimak, anak-anak juga masih imuts.

Nah, saya akan memberi tips buat kalian yang pingin ke Dieng :
  • Berangkat pagi-pagi, karena waktu pagi adalah waktu yang ideal untuk membidik foto-foto keren 
  • Jangan lupa bawa baju hangat 
  • Bawa termos, kopi, teh, dan camilan-camilan yang banyak
  • Buat anak-anak jangan lupa obat antimo, karena jalanan yang berkelok-kelok buat yang tidak tahan bisa mabok perjalanan 
  • Ingatkan pak supir kalau capai menyetir, jangan dipaksakan untuk menyetir kalau sudah capai.
  • Untuk penginapan, cari penginapan yang berdekatan dengan lokasi-lokasi wisata andalan di Dieng  
Perjalanan dari Klipang ke Dataran Tinggi Dieng sekitar 3 jaman, namun karena kami lebih banyak berhentinya jadi sekitar 5 jaman baru nyampe. Alhamdulilah, anak-anak tidak rewel dan sangat suka perjalanan ke Dieng. Justru, saya yang agak rewel minta pulang. Ha..ha.Karena waktu itu cuacanya mendung dan perjalanannya penuh kelokan. Yah, namanya aja pegunungan masak lempeng-lempeng aja hi hi. Namun, saya akui pemandangannya sangat indah.
Perjalanan ke Dieng 
Setelah sekitar 2 jam diperjalanan saya dan anak-anak berhenti dulu di rumah makan. Kita sudah lafar sekali. Kita menetapkan pilihan di Restoran Djoglo yang berada di Jalan Raya Wonosobo-Parakan Km 15, Wonosobo. Restoran itu terletak di antara dua gunung yaitu Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.Waktu itu anak-anak memilih menu ayam bakar madu, dan kita ngikut aja. Masakannya enak dan ditambah hawa yang dingin, membuat nafsu makan kita bertambah. 

Foto-foto yang saya ambil di sekitar Resto Djoglo :
Dataran Tinggi Dieng

My two angel

Aww, look that face, LOL 
Makan dulu yak 

Resto Djoglo sangat kental dengan desain jati dan joglo 

Setelah makan, kami meneruskan perjalanan lagi. Tiba di Dieng kami mencari tempat penginapan yang dekat dengan lokasi wisata yang hits di Dieng seperti Telaga Warna, Kawah si Kidang dan Candi Arjuna. Kami tiba di lokasi Dieng sekitar jam 3.30 sore dan cuacanya sangat dingin sekali. Kamipun tidak ingin menghabiskan waktu dengan sia-sia, langsung capcuss jalan-jalan. 
Foto di penginapan yang sederhana, kalau tidak salah 1 kamarnya 300 ribu 



Welcome to Dieng !!!!

Pertama yang kami kunjungi adalah ini. Ini adalah ikonnya Dieng. Jangan lupa berfoto-foto disini.
Foto di sini epic banget 


Candi Arjuna 
Waktu itu Candi Arjuna sedang dipugar. Jadi, hanya foto-foto ini yang bisa saya sajikan.


Di depan Candi Arjuna
Aku sedang dipugar nih 

Kawah Si Kidang 
Jangan lupa pakai masker ya. Karena dari radius 100 meter sudah bisa tercium bau belerangnya.


Pake masker biar aman

Telaga Warna 
Telaga warnanya bagus. Ada jalur trackingnya. 



Ternyata asik lho jalan-jalan ke Dieng, tidak akan terlupakan untuk selamanya dan jadi ketagihan. Selamat berlibur ya. Gong Xi ..Gong Xi......





Back to Top