Sunday, May 31, 2015

Second Opinion

Foto pribadi Blog Mama Lala
    
Dear my readers,

        Hai semua......sudah lama sekali tidak nulis blog,  karena sibuk dengan si kakak yang sedang UKK.  Sekarang aku mau bercerita tentang pengalamanku beberapa waktu lalu. Simak ya.

         Peristiwa ini sudah terjadi 10 tahun yang lalu...namun aku masih ingat benar sampai sekarang.  Waktu itu usia anakku yang pertama masih 6 bulan..lagi lucu-lucunya.  Karena aku full time mom atau bahasa kerennya ibu rumah tangga aku bisa memberi ASI sepenuhnya buat si kecil.  Senang sekali rasanya melihat si kakak bisa tumbuh sehat dan gemuk...kemana-mana jadi "piala bergilir".  Ya iyalah, wong aku waktu itu masih tinggal bersama dengan mertua di Pondok Mertua Asri karena kakak  suami kebetulan sudah punya rumah sendiri, jadi aku dan suami diminta untuk menjaga mertua di rumahnya yang asri.
          Ada enak tidaknya tinggal dengan mertua, enaknya kalo kita pergi kemana-mana ada yang nemenin si kecil.  Bahkan keluar sebentar ke Indomaret yang deket rumah sekitar 100m dari rumah aja ibu mertua selalu bilang, "Cilikan ben neng omah wae mengko ndak mambu angin (b jawa :Si kecil di rumah aja biar ga kena angin).  Mungkin saking sayangnya ma si kecil yang waktu itu cucu pertama.  Jadi kalo pergi kemana-mana dengan suami serasa masih pacaran saja....Ga enaknya..... ga usah diceritain ya?Ya, namanya hidup satu rumah dengan kadang ada sedikit riak-riak itu biasa..aku mengambil yang positifnya saja.

       Tahun itu adalah tahun kesedihan buat aku dan suami.  Bagaimana tidak, pada tahun itu aku masuk rumah sakit karena sakit maag. Memang kadang-kadang kalo suka telat makan maagku kambuh. Otomatis si kecil sementara dalam pengasuhan mertua dan  minum susu formula.  Aku yang waktu itu dirawat dirumah sakit hanya bisa berdoa semoga segera pulang karena selalu terbayang-bayang wajah si kecil...bagaimana makannya....bagaimana susunya.  Apalagi waktu itu adalah masa peralihan buat si kecil dari minum ASI ke makanan yang lebih kasar seperti bubur tim, kue-kue kering, buah dll..

       Untunglah, 3 hari kemudian aku boleh pulang kerumah.  Bahagia rasanya  ketika bertemu si kecil mengalahkan rasa sakit bekas suntikan jarum infus.  Kupeluk dan kuciumi si kecil dengan erat tak lupa kuucapkan terima kasih kepada mertuaku karena sudah mengasuh si kecil selama aku di rumah sakit.

       Semenjak aku dirawat di rumah sakit dan si kecil minum susu formula serta makanan-makanan pendamping lainnya,  si kecil pupnya menjadi kurang lancar. Biasanya tiap hari pup, ini bisa 4 hari baru pup itu saja harus menggunakan obat pencahar untuk bayi..kalo tidak salah namanya Microlax cair. Padahal tiap hari aku selalu rutin memberinya buah pepaya, juga rutin memberinya air putih sehabis makan bubur tim.  Dan yang paling lama adalah si kecil baru pup setelah 1 minggu.  Selanjutnya juga begitu, pupnya tidak pernah lancar.  Padahal kalo terus menerus memakai Microlax kan tidak bagus untuk area pupnya.

       Karena bingung bercampur panik akupun lalu berkonsultasi ke dokter spesialis anak di sebuah RS A. Pada pemeriksaan awal si dokter muda ini memeriksa bagian perut dengan stetoskopnya. Kemudian memberiku beberapa pertanyaan. Kemudian beliau membuat analisa kalo kemungkinan si kecil memiliki kelainan usus yang disebut Hirshprung, yaitu kelainan usus besar yang menyebabkan penderitanya sulit untuk BAB (untuk lengkapnya bisa lihat di google). Dan harus segera dioperasi.  Itu tanpa melalui prosedur seperti rontgen misalnya.  Beliau menambahkan,kalau tidak segera dioperasi akan berkelanjutan sampai dia dewasa nanti.  Lututku serasa lemas  ketika mendengar pernyataan dokter tadi.  Sepulang dari dokter aku hanya bisa menangis dan merenung.  Meski suami dan mertuaku berusaha menghibur tetapi  hati ini rasanya sedih sekali dan tidak bisa menerima kenyataan.
  
       Namun aku dan suami tidak menyerah begitu saja, suamiku kemudian berinisiatif  googling di komputer untuk melihat informasi tentang Hirsprung.  Ternyata banyak yang tidak sesuai dengan apa yang diungkapkan si dokter.  Tak perlu aku ceritakan semua. Diantaranya adalah kalo seseorang menderita Hirshprung logikanya dia akan rewel terus karena menahan sakit.  Tapi kok si kecil itu biasa aja.  Ketawa ketiwi.  Main dengan mainannya juga biasa.  Malah aku yang sering nangis he..he...he..

   Singkat cerita, kemudian aku dan suami berkonsultasi ke dokter spesialis lain untuk mencari second opinion.  Dokter ini berbeda pendapat dengan dokter yang pertama, menurutnya si kecil itu baik-baik saja, tidak ada masalah...bahkan menurutnya tidak perlu dioperasi hanya perlu pijatan lembut dibagian perut yang disebut pijatan LOVE  yaitu mengurut  perut  bayi dengan gerakan menyerupai bentuk cinta.  Ini dilakukan searah jarum jam beberapa kali bila si bayi telat pup.  Selain itu juga ditambah konsumsi buah-buahan,sayur-sayuran serta air putih.  Lega rasanya mendengar keterangan dokter ini, rasa sedihku langsung hilang seketika.  Begitu juga suami.

    Sepulang dari rumah sakit aku lalu mempraktikkan apa yang telah dikatakan dokter.  Alhamdulilah si kecil menjadi rutin pup dan tidak ada masalah dengan pupnya sampai sekarang.  Si kecil sekarang telah berumur hampir 10 tahun dan tumbuh menjadi anak yang pintar.
     
Salam hangat,




Friday, May 22, 2015

Bye...bye Masa Lalu

Image result for bye-bye masa lalu
Diambil dari google.com
       
        Semua orang di dunia ini punya masa lalu.  Masa lalu yang menyenangkan maupun masa lalu yang kelam. Masa lalu yang menyenangkan akan selalu kita kenang dan akan menjadi cerita buat anak cucu kita di masa depan.  Sebaliknya dengan masa lalu kita yang kelam.  Semakin kita kenang akan semakin membuat kita terpuruk dan sangat tidak mudah untuk move on untuk melupakannya.


       Kejadian ini nyata terjadi pada seorang teman sebut saja namanya M. Dia seorang ibu rumah tangga muda.  Mempunyai 2 anak-anak yang sempurna. Cantik-cantik dan lucu.  Rumah yang besar.  Suami yang baik hati. Tapi dia pernah bercerita kepada saya bahwa sebenarnya dia punya masa lalu yang kelam. Dia bercerita bahwa semenjak dia berusia 4 tahun kedua orang tuanya sering sekali bertengkar.  Awalnya dia tidak peduli dengan hal itu (mengingat usianya msh kecil).  Tapi lambat laun ketika dia SMP dia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan kehidupannya.  Ibunya berpendidikan SD tidak lulus sementara ayahnya PNS.Dia bercerita lagi kalau dalam seminggu bisa 1-2 kali orang tuanya bisa dipastikan bertengkar.  Biasanya pertengkaran itu disulut oleh sifat ibunya yang "gila harta".Ini terjadi tiap kali si ibu arisan/pengajian di tempat tetangganya yang rumahnya bagus.  Sepulang dari mengaji terus si ibu seringkali membanding-bandingkan rumahnya yang tidak sebagus rumah orang lain. Padahal menurut M rumah ibunya itu memang tidak mewah tapi masih layak dibandingkan tetangga-tetangga lain yang masih mengontrak, dan juga orang tuanya itu tidak  pernah berhutang kesana kemari.  Tapi entah mengapa si ibu M itu tidak pernah mau mensyukuri hal itu.


       Sifat buruk ibu M yang lainnya adalah dia suka sekali mengumbar aib, bahkan tak segan-segan suka sekali menjelek-jelekkan M dan saudara-saudaranya yang lain tiap kali mereka berbuat salah di depan orang banyak dari semenjak mereka kecil. Selain itu ibu M ini suka sekali menggunjing, apa saja menjadi bahan gunjingan bahkan sesuatu hal yang kurang penting sekalipun.  Dan yang paling menyakitkan bagi M adalah bahwa si ibu itu suka sekali membanding-bandingkan dia dan saudaranya dengan anak-anak yang lain yang lebih pinter, lebih sukses dengan bahasa-bahasa yang sangat menyakitkan hati....seperti kamu itu bisanya apa?!! trus kita ini keturunan semut tidak akan bisa menjadi Gajah !! Alhasil karena perlakuan ini M dan saudara-saudaranya tumbuh dengan rasa percaya diri yang kurang.... ini berlangsung berulang-ulang dan terus menerus....bahkan sampai sekarang ketika M sudah berumah tangga kebiasaan si ibu ini belum juga berubah..Dia masih suka membanding-bandingkan anaknya dengan anak-anak tetangganya yang lebih sukses termasuk dalam pemberian nafkah per bulan dengan kata-kata yang tidak pantas:  Anaknya si A itu lo kalo ngasih uang untuk ibunya per bulan sampe jutaan kamu kok cuman segitu......padahal setiap bulannya si ibu rutin mendapat uang pensiun yang jumlahnya lumayan ....dan anak-anaknya sudah "mentas" semua dan rutin memberi jatah bulanan. Tetapi selalu mengeluh kurang...


       Sulit bagi M untuk melupakan bayang-bayang ibunya dan melupakan semua yang telah dilakukan si ibu sampai sekarang.  Dia sama sekali tidak membenci ibunya tetapi tidak dapat dihindari bahwa "kedekatan" mereka kurang. Kadang untuk sekedar pulang menemui ibunya di desa si M merasa malas sekali dan didera rasa takut kalau ibunya akan membandingkan pemberian uangnya dengan anak tetangga lain....  M ingin sekali ibu menyakan kabar cucu-cucunya selain setumpuk uang. Di lain waktu  M berinisiatif  berkonsultasi ke seorang psikolog yang superbaik.  Masih muda cantik lagi.  Kemudian psikolog tersebut memberikan beberapa nasihat yang langsung mengena di hatinya.  


Image result for gambar cinta


      Apa nasihat psikolog tadi?


"Anda jangan berpaling ke masa lalu Anda yang buruk. Anda itu memiliki kehidupan yang komplit.  Anak-anak yang lucu, rumah, suami yang baik. Itu adalah kehidupan Anda yang sekarang.  Berfokuslah kepada apa yang ada sekarang.  Ciptakan kehidupan indah yang mungkin semasa kecil Anda impikan.  Tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna.  Semua orang pasti punya masalah/ujian."



Salam hangat,







































































   

Thursday, March 12, 2015

Bosan Menjadi Ibu Rumah Tangga?

   


Apa kabarnya ibu-ibu rumah tangga yang ada di Indonesia hari ini?  Sudahkah Anda mensyukuri posisi yang sekarang ada pada Anda.  Atau justru Anda sedang meratapi nasib karena Anda hanya "cuma" ibu rumah tangga dengan sedikit menunduk malu.


Kenapa harus malu?? Menjadi ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang sangat mulia. Dengan menjadi ibu rumah tangga kita tidak akan ketinggalan momen-momen yang sangat berharga dalam kehidupan anak kita. Sementara wanita pekerja lainnya mendapatkan gaji yang memuaskan tetapi bayaran yang harus mereka bayar juga sangat mahal yaitu rumah yang tidak terawat, serta meninggalkan anak-anak mereka dalam keadaan sakit atau menangis.  Tentu sangat menyedihkan bukan? Bukan maksud saya untuk mendiskreditkan ibu pekerja.  Ibu bekerja juga pekerjaan yang mulia. Memang ada kalanya terdapat titik jenuh luar biasa ketika kita menjadi ibu rumah tangga full time dengan rutinitas itu-itu saja seperti masak, mencuci, mengepel, menjemput anak dll....


Hal ini juga pernah saya alami apalagi ketika melihat teman-teman kuliah dulu sukses dengan pekerjaannya.  Pernah sekali waktu melamar pekerjaan menjadi staf administrasi di sekolah  di deket rumah.  Alhamdulilah diterima, namun ketika akan berangkat bekerja mendadak si kecil sakit panas. Padahal sebelumnya dia sehat-sehat saja.  Kemudian saya cerita kepada teman begini komentarnya :Mungkin Allah swt ingin memberikanmu pilihan apakah kamu memilih menjalani kehidupanmu sebagai ibu rumah tangga atau meninggalkan anakmu ini yang sangat membutuhkanmu.  Setelah saya pikir-pikir mungkin perkataan temanku itu ada benarnya juga ya.....

Namun begitu kita tidak boleh hanya berpuas diri dengan dengan "hanya" IRT saja.  Bukan berarti menjadi IRT kita lupa untuk mengupgrade diri dengan berbagai ilmu pengetahuan. Bukankah seorang ibu adalah madrasatul ula artinya ibu adalah pendidik  pertama yang membentuk karakter keturunannya. Baik buruk karakter anak berawal dari pendidikan si ibu. Okelah sesekali kita boleh juga merasa bosan, jenuh sebagai ibu rumah tangga namun kita harus punya jurus-jurus untuk menghalaunya.  Ini berdasarkan pengalaman pribadi saya sehari-hari lho.

Apa saja jurus-jurus jitu untuk menghalau rasa bosan ketika ketika menjadi Ibu Rumah Tangga ala Mama Lala ?



1.  Berolah raga

Pada tiap hari selasa dan sabtu pagi saya ikut klub senam aerobik di dekat komplek saya. Senang rasanya bertemu dengan teman-teman yang sehobi dengan saya.  Tak lupa bila saya punya barang dagangan seperti mukena atau seprei iseng-iseng deh promo sekalian.  Sambil menyelam minum air nih.He..he..he

2.  Ikut kumpulan-kumpulan Keagamaan/Pengajian

     Untuk meningkatkan kemampuan mengaji Al Quran terutama ilmu tajwid  saya ikut mengaji dan selain itu juga ikut kajian-kajian islami yang mencerahkan dengan berbagai topik seperti parenting, sahabat nabi dll.

3.  Ikut Kursus 

Saya sangat suka menjahit dari semenjak remaja.  Setelah tidak bekerja lagi, saya ikut kursus menjahit. Mulai dari membuat baju, celana, seprei dll...dan insya Allah bila kursus selesai saya akan menekuninya karena terbukti banyak ibu-ibu rumah tangga yang sukses dengan menekuni kursus sesuai passionnya dengan catatan kita harus bersungguh-sungguh dalam menjalaninya.  Selain menjahit kita juga dapat mengikuti kursus lain sesuai passion kita seperti memasak, merangkai bunga, merajut dll.

4.  Menulis

Dengan berbekal koneksi internet dan komputer kita sebagai ibu rumah tangga juga bisa mengoptimalkan kemampuan kita dengan menulis seperti membuat blog.  Memang awalnya agak susah, ditunjang lagi apabila kita kurang paham teknologi. Namun apabila kita terus menerus ingin belajar insya Allah lambat laun kita akan bisa. Seperti sebuah pepatah ''There Is a Will There Is A Way'' artinya disitu ada kemauan pasti ada jalan.

5.  Bertemu Teman-teman Sesama Ibu Rumah Tangga

Setiap hari saya antar-jemput sekolah anak-anak sendiri.  Dengan seringnya bertemu dengan sesama ibu-ibu yang juga menjemput anak-anak mereka lama-lama kita menjadi akrab dan berteman.  Bertemu dengan teman-teman yang seprofesi bisa menjadi obat dikala kita mengalami kejenuhan sebagai ibu rumah tangga.

6.  Membaca

Disela-sela kesibukan saya sehari-hari, sesekali saya meluangkan waktu untuk membaca buku.  Membaca buku apa saja yang enak dibaca, seperti membaca buku parenting, buku psikologi, buku ensiklopedia anak dan  tak lupa saya menularkan hobi membaca ini kepada anak-anak saya.  Sedikitnya satu atau 2 bulan sekali mereka saya belikan buku-buku anak-anak yang sesuai usia mereka tentunya seperti KKPK untuk si kakak atau dongeng-dongeng untuk si adek.  Mungkin karena melihat ibunya sangat suka membaca jadilah mereka juga suka sekali membaca. Bahkan kadangkala ketika berkunjung ke rumah utinya mereka selalu minta dibawakan buku-buku kesukaan mereka.  Sampai-sampai di rumah seperti perpustakaan kecil saking banyaknya koleksi buku-buku saya dan anak-anak. he...he..he

7.   Berpikir positif

Diantara hal-hal yang diatas yang paling penting adalah selalu berpikir positif.  Jangan pernah membanding-bandingkan suami dan anak-anak kita dengan suami dan anak-anak yang lain karena tidak akan pernah ada habisnya. Akan lebih baik bila kita berprinsip Rumput di Rumah Lebih Hijau Daripada Rumput Tetangga.  Syukuri apa yang ada sekarang...syukur-syukur kita bisa membantu ekonomi keluarga dengan menjalankan hobi kita yang bisa mendatangkan uang.

Semoga bermanfaat dan terima kasih telah membaca blog saya :)




Back to Top