Tuesday, July 14, 2015

Wedgesku Sayang, Wedgesku Malang

Dear my friend,


Namanya wanita tu memang sukanya pengin tampil menarik ya.  Seperti juga saya. Mengingat wedges teringat kejadian pas lebaran tahun kemaren. Ceritanya temen-temenku waktu itu pada demam pakai wedges.  Memang tahun lalu wedges itu lagi tren.  Padahal tahu juga resikonya kalo pakai wedges kelamaan, kaki bakal jadi pegel-pegel.  Tetep aja dibeli. Jadi inget quote "Kalo ingin cantik memang harus rela bersakit-sakit sedikit" kayaknya berlaku buatku juga waktu itu.Namanya juga lagi tren, ngikut aja.  


wed42
kira-kira seperti inilah model wedges punyaku

Pas beli di sebuah mall di kotaku juga sempet beradu argumen dengan suami.  Yakin nih mau dipakai?  Soale suamiku tu tahu persis saya.  Suka moody.  Kalo sudah bosen ya engga dipakai.  Trus saya jawab iya mas nanti tak pakai tiap hari deh. Buat jemput sekolah juga. Kata suami : Kemayu he3.  

Jadilah wedges itu dibeli.  Harganya memang cukup mihil.  Tapi suer enak dipakai.  Mana ringan engga berat.  Apalagi belinya pas lebaran gitu, trus pulang kampung.  Rasanya seneng banget jadi pusat perhatian.  Cieee

Njut,  pas lebaran itu kan ga mungkin cuman berdiam diri di rumah.  Tentu maunya jalan-jalan.  Jadi inget, waktu itu pergilah saya dan sekeluarga ke Kampung Kopi Banaran di Bawen. Cakep kan tempatnya.  Iya dong Semarang punya he3. Nah, kalo pengin naik keretanya kan harus jalan kaki ke atas yang lumayan cukup naik turun jalannya.  Pakai wedges itu juga (namanya juga masih baru hi..hi).  Belum sampai ke tempat parkiran kereta api saya udah ga tahan pakai wedges, wedges saya copot terus jalan kaki tanpa alas.  Udah gitu masih juga diketawain suami dan anak-anak.  Si kakak bilang :  Makanya mah besok lagi ga usah pakai sandal tinggi.  

Kejadian itu telah lama lewat.  Setelah itu saya jadi jarang sekali pakai wedges, high heel atau semacamnya karena saya sebenarnya tipe orang yang simpel. Ga suka pakai sandal yang haknya tinggi semacam high heel atau wedges.  Ini bisa buat pelajaran buat temen-teman semua bahwa kalo kita membeli sesuatu jangan karena terpengaruh teman, tapi juga harus melihat kepribadian kita juga.  Jangan memaksakan diri menjadi orang lain.  Seperti quote saya di awal blog Be Sparkling Be Your Self.  

Oia gimana kabar wedges saya ?  Karena jarang dipakai wedges itupun jadi rusak sendiri. Paling dipakai kalo pas kondangan. Jemput anak-anak sekolah pun jarang saya pakai. Karena terkadang jemput anak waktunya mepet dan buru-buru jadilah pakai sandal tidak berhak macam Croc (tahu kan sandal croc?).  

Cukup seru kan?Bagaimana dengan Anda,  pernah punya pengalaman dengan wedges juga?



#Ceritaku

Sunday, July 12, 2015

Rame-rame Duduk di Depan

Image result for children


Minggu ini adalah minggu pertama anak-anak masuk sekolah setelah lama libur sekolah. Minggu ini juga terasa spesial karena anak saya yang nomer 2 Lala, masuk SD dan si kakak naik kelas 5.  Keduanya bersekolah di SD Islam swasta dekat rumah. Rasanya campur aduk bahagia sekaligus agak sedih karena si bontotku sudah tidak TK lagi.  Kok bisa begitu ya ?? Entahlah mungkin karena saya terlalu sayang ma si kecil.  Mungkin karena anak ragil kata temen-teman.   Kalo jadi lo kata mereka. Ha..ha..ha biasalah emak-emak.

Seperti biasa, kalo hari pertama masuk sekolah banyak ortu-ortu yang menunggui  anak-anaknya di sekolah karena masih masa adaptasi.  Ada yang mengintip-intip dari balik jendela selama KBM. Padahal sudah tidak diperbolehkan. Saya lihat juga masih ada beberapa anak yang nangis  memanggil-manggil mamanya.  Juga ada beragam ekspresi anak-anak yang masih lugu itu.  Ada yang cemberut, ada yang ceria, ada juga yang masih menggelendot sama mamanya.  Alhamdulilah, Lala bisa dengan begitu cepat beradaptasi dengan teman-teman barunya meskipun teman soulmatenya yang dari TK terdahulu banyak yang tidak satu kelas. 

Sudah menjadi tradisi, kalo tahun ajaran baru SD ortu-ortu pada "berburu"  bangku di depan.  Menurut mereka, dengan duduk di depan anak bisa konsentrasi ke pelajaran, juga supaya bisa melihat tulisan di papan tulis dengan jelas. "Demam" ini terjadi juga dengan anak saya Lala.  Bedanya, dia sukanya duduk di bangku nomer dua.  Hari pertama sukses dapat bangku ke 2.  Hari kedua eh ternyata bangku dia sudah diduduki anak lain.  Sudah dikasih tahupun Lala  tak mau duduk di bangku yang lain.  Repot nih kalo begini.  Akhirnya setelah dibujuk-bujuk Ustadahnya, baru dia  mau duduk di bangku nomer 3.

Ada kejadian yang hampir serupa dengan anak saya, Lala. Malah saking penginnya duduk di depan, ortu-ortu pada berangkat pagi-pagi, terus semua pada masuk ke dalam kelas.  Bisa dibayangkan kan? Sehingga kelas terasa begitu sesak. Padahal kegiatan belajar mengajar mau dimulai. Mungkin ini terjadi karena ada beberapa alasan diantaranya : baru pertama punya anak SD jadi agak salting sedikit, sementara saya sudah pengalaman dengan si kakak yang pertama. Emak-emaknya pun masih muda-muda euy, jauh dibawah saya, serasa tua sendiri nih he3. Ya, maklumlah mereka anaknya masih pada satu-satu.   Yang agak lucu adalah  ada bapak-bapak yang protes kepada wali kelas karena ingin agar anaknya duduk di depan.  Malahan si Bapak ini sampe marah-marah kepada wali kelas.  Padahal tempat duduknya sudah diduduki anak lain.  Kasian banget wali kelasnya.

Karena kejadian ini terus sekolah membuat kebijakan yaitu :


  1. Tempat duduk di depan diperuntukkan untuk anak-anak yang berangkatnya lebih pagi
  2. Setelah bel berbunyi, pintu gerbang sekolah ditutup sehingga tidak ada ortu-ortu yang masuk ke dalam kelas, juga agar anak-anak menjadi lebih mandiri. 
  3. Memberlakukan sistem roling.  Jadi tempat duduk anak itu bergilir...anak duduknya bergantian.  Kadang di depan, kadang di belakang, kadang di tengah. Kecuali yang pakai kacamata di depan terus, kayak kakaknya.



Demikian pengalaman saya selama Lala masuk sekolah pertama.



Salam hangat,









#cerita parenting   








Friday, July 10, 2015

Hindari Investasi Bodong, Gunakan Reksadana BNI


Beberapa waktu yang lalu kita sempat dihebohkan tentang berita investasi bodong yang beredar di dunia maya ataupun di media massa lain. Pelakunya adalah seorang berwarga negara India yang tinggal di Indonesia, bernama Kamal Tarachand yang menawarkan bisnis MLM tisu wajah dengan investasi paling rendah 1 juta dan paling tinggi 471 juta dengan keuntungan Rp 50 ribu per hari untuk kontrak kerja selama 3 tahun lebih.  Harga tisu wajah mencapai Rp 1000-1350/pcs.  Menggiurkan memang. Diperkirakan sudah ribuan orang yang menginvestasikan uang mereka di MLM ini, namun setelah lama menunggu ternyata janji manis yang ditawarkan tak kunjung terealisasi. 

Sebenarnya kasus serupa juga telah sering terjadi,  namun entah mengapa masih saja ada orang yang begitu mudahnya percaya tentang investasi tipu-tipu begitu saja.  Tentunya Anda tidak menginginkan hal ini bukan?  Salah satu tips untuk mengetahui investasi kita bukan tipu-tipu adalah investasi kita terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Salah satunya adalah investasi reksadana BNI ini.  Oleh karena itu, di ulang tahun BNI  yang ke 69 tepat pada tanggal 5 Juli 2015  bertema “69 tahun BNI Berprestasi dan Berbagi Untuk Negeri” BNI ingin mengenalkan salah satu dari layanan Corporate Social Responsibility  BNI yaitu Supermarket Reksadana. 






Supermarket Reksadana
Merupakan salah satu produk dalam layanan BNI Emerald, berupa sarana pilihan lengkap investasi dalam Reksa Dana.  Kami menyadari bahwa setiap pribadi adalah berbeda, untuk itu kami menyediakan beragam pilihan produk Reksa Dana dan beberapa Manajer Investasi terkemuka yang telah bekerjasama dengan BNI.  Dalam Supermarket Reksadana ini, Anda akan memiliki keleluasaan dalam memilih jenis Reksadana yang sesuai dengan profil dan toleransi risiko yang Anda miliki. 

Apa itu Reksadana ?
Pengertian reksadana berdasarkan arti kata sebenarnya sangat simpel yakni kata "reksa" berarti memelihara, dan "dana" berarti uang atau modal.  Jadi berdasarkan katanya maka reksadana berarti memelihara uang, karena berkaitan erat dengan investasi maka bisa diartikan "memelihara uang untuk diinvestasikan" (Cermati.com).  Secara praktik reksadana mirip dengan "arisan" dimana sekumpulan orang mengumpulkan uang dan dikelola dalam jangka waktu tertentu.  Hanya saja dalam reksadana, uang yang dikumpulkan tersebut dikelola dalam jangka waktu tertentu dalam banyak bentuk investasi seperti saham, obligasi, deposito dan lain -lain.

Jenis-jenis dan Manfaat Reksadana
Jenis-jenis Reksadana BNI :
BNI Supermarket Reksadana menyediakan beberapa alternatif investasi Reksadana berdasarkan jenisnya yaitu : 

  1. Reksa Dana Pasar Uang, berinvestasi 100% ke dalam instrumen pasar uang (SBI, Deposito dll) dan obligasi dengan sisa jatuh tempo kurang dari satu tahun
  2. Reksa Dana Pendapatan Tetap, berinvestasi minimum 80% pada efek utang, umumnya pada obligasi
  3. Reksa Dana Saham berinvestasi minum 80% pada efek saham
  4. Reksa Dana Campuran berinvestasi pada kombinasi efek utang dan efek saham dalam proporsi dadn prosentase tertentu
  5. Reksa Dana Terproteksi memberikan proteksi dan investasi awal investor melalui mekanisme pengelolaan portofolionya 
Manfaat investasi di reksadana BNI:
  • Diversifikasi investasi
  • Transparansi terhadap instrumen investasinya dan nilai asset setiap saat dengan adanya Surat Konfirmasi untuk setiap transaksi dan Laporan Rekening Bulanan
  • Pengelolaan seddara profesional oleh Manajer Investasi
  • Kemudahan akses investasi dengan berbagai pilihan produk yang sesuai dengan profil resiko dan kebutuhan
  • Likuiditas
Manajer Investasi yang bekerjasama dengan BNI :

1.  PT. Schroder Investment Managemen Indonesia
2.  PT.  Danareksa Investmen Management
3.  PT.  Manulife Aset Manajemen Indonesia
4.  PT.  BNI Securities
5.  PT.  BNPParibas Investmen Management
6.  PT.  Bahana TCW Investmen Management
7.  PT.  Batavia Prosperindo Aset Manajemen
8.  PT.  Trimegah Asset Management

PERSYARATAN :
Tata Cara Pembelian Reksadana :
  • Menjadi nasabah BNI 
  • Minimum pembelian Rp 10 juta, untuk pertama kali dan pembelian selanjutnya minimum 1 juta
  • Nasabah terlebih dulu membaca dan memahami Prospektus Reksadana
  • Nasabah mengisi dan menandatangani formulir yang diperlukan di Kantor Cabang BNI terpilih dengan melampirkan fotokopi KTP yang masih berlaku
  • Nasabah melakukan penyetoran/transfer dana pembelian dengan biaya pembelian sebelum pukul 11.30 wib
Risiko Investasi
  • Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan 
  • Risiko Likuiditas
  • Risko Wanprestasi
  • Risiko perubahan politik dan ekonomi
Disclaimer
  • Investasi melalui Reksadana mengandung risiko Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.  Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang
  • Reksadana adalah produk Pasar Modal dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan pemerintah atau penjaminan Bank
  • BNI bertindak sebagai Agen Penjual Reksadana
  • BNI tidak bertanggung jawab atas segala tuntutan dan risiko atas pengelolaan portofolio Reksadana

Reksadana merupakan suatu produk investasi yang berkembang pesat dalam beberapa tahun ini. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang belum paham tentang manfaatnya.  Sebagai gambaran, dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta, jumlah investor dana aktif diperkirakan baru sekitar 240.000 orang.  Semoga dengan ulasan berikut ini bisa menjawab keingintahuan Anda semua tentang manfaat reksadana bni.  Selamat berinvestasi !!

Jika Anda mempunyai pertanyaan lebih lanjut seputar reksadana BNI dan produk-produk BNI lainnya Anda bisa menghubungi :


facebook bni :www.facebook.com/BNI

twitter bni: @bni 46



Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog 69 Tahun BNI.
 "BNI Berprestasi dan Berbagi Untuk Negeri"


#Lomba dan Kuis
Back to Top