Saturday, May 28, 2016

Setuju Atau Tidak Setuju Bila Kaos Turn Back Crime Dikomersilkan

Image result for kaos turn back crime



Dear my lovely readers,

Anda tentu mengenal Bapak Polisi ganteng yang satu ini? yaitu Bapak Kombes Pol Krishna Murti. Kalau belum kenal ya, kenalan dulu dong ma saya,  saya kan mantannya.  Please, jangan muntah ya...
  
Bagi Anda yang belum mengenal Kombes Polisi Krishna Murti, beliau adalah Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirskrimum) Polda Metro Jaya. Beliau  menangani banyak kasus yang menyita perhatian publik,  seperti kasus pembunuhan Dirut PT. Asaba, kasus mahasiswa yang diduga tewas bunuh diri Akseyna, kasus Jessica "kopi beracun", kasus pembunuhan sadis Enno, seorang wanita muda buruh pabrik.  Kata beliau, selama beliau membidangi bagian kriminal kasus ini adalah kasus yang paling sadis.


Mau lihat aksinya ?? Lihat gambar-gambar di bawah ini.  Dalam beraksi dia dan anak buahnya menggunakan kaos yang berlogo TURN BACK CRIME
Sudah ganteng, jadi tambah ganteng pak.  Pasti deh ibu-ibu atau remaja-remaja yang pada lihat tayangan Bapak Kombespol pada ngeces....
Melihat sosoknya yang lumayan humoris, dan cekatan tak butuh waktu lama beliau menjadi salah satu sosok yang diidolakan banyak orang Indonesia (termasuk saya--> ngacung).

Saya jadi inget film-film tentang detektif kesukaan saya jaman dulu seperti Hunter, Mission Imposible, Remington Steel dll.  Ternyata, ada juga sosoknya di dunia nyata. Sejak dulu saya memang suka cerita-cerita detektif gitu, pingin juga jadi polisi atau polwan tapi kok tumbuhnya enggak ke atas tapi kesamping he..he...Selain itu aku juga suka baca buku-buku berbau detektif seperti LIMA SEKAWAN, AGATHA CHRISTIE, TINTIN. Kalau sudah baca buku-buku ini lupa segalanya deh.










Baru-baru ini kaos Turn Back Crime mendadak menjadi trending topic lantaran diperdagangkan secara bebas di masyarakat.  Sebenarnya apa sih arti dari Turn Back Crime? (Walah,  enggak tahu lagi??)
Oke sini tak bisikin.
Turn Back Crime artinya adalah "hilangkan kejahatan". Merupakan komitmen dari Polisi sebagai pengayom masyarakat untuk melindungi masyarakat dari kejahatan.


Sempat dilarang peredarannya oleh Bapak Kapolri Badrodin Haiti, kemudian diperbolehkan lagi beredar karena banyak pedagang yang komplain dengan omset penjualan yang merosot tajam.


Menurut saya sebagai seorang warga Indonesia, sah-sah saja kaos Turn Back Crime dikomersilkan atau diperdagangkan, namun untuk ukuran anak-anak saja. Anak-anak kan cenderung mengimitasi/meniru figur yang menurut mereka dan orang tua baik seperti profesi polisi misalnya.  Mereka jadi tahu tugas polisi yang mulia, memberantas kejahatan, narkoba dan lain-lain. Jadi, mereka memiliki role model untuk dicontoh seperti Bapak Kombespol Krishna Murti ini. Kalau untuk ukuran dewasa saya memiliki kekhawatiran apabila disalahgunakan, misalnya untuk modus penipuan, atau kejahatan lain. Kan, ada tuh di teve yang kasus seorang pria yang mengaku-ngaku menjadi polisi dan menipu banyak wanita. 

Harapan saya ke depan sih semoga kaos TBC ini tidak menjadi modus kejahatan baru deh. 
Ini aja pendapat saya, mungkin pendapat saya terlalu berlebihan.  Bagaimana dengan Anda? Share komen disini yaaah.



Salam hangat,



N.i.n.g.r.u.m





Wednesday, May 25, 2016

Please Deh, Jangan Bebani Anak




Assalamu'alaikum wr. wb.

Dear readers,


Minggu-minggu ini saya sedang sibuk dengan anak-anak.  Mereka sedang menjalani tes semesteran untuk SD. Kakak Lia kelas 5 SD dan adiknya Lala kelas 1 SD.  Karena mereka bersekolah di sekolah swasta Islam, tesnya lebih awal. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana repotnya menemani belajar mereka berdua.  Pusing kepala berbie nih. Untungnya, suami mau membantu menemani belajar. Minta doanya ya readers semoga mereka bisa mengerjakan dengan baik. 

Kalau menurut saya pelajaran SD sekarang jauh lebih sulit dibanding waktu saya masih SD dulu.  Sekarang pelajaran matematika kelas 3 SD saja sudah seperti pelajaran matematika ketika saya SMP.  Kalau matematika kelas 1,2,3 saya masih bisa mengajari anak-anak tapi kalau sudah kelas 4 keatas saya pasrah aja sama ayahnya anak-anak.  Ayahnya lumayan jago matematika dan eksak-eksak gitu. Ya, bagi-bagi tugas dong.

Biasanya kalau lagi tes, untuk  sementara waktu anak-anak tidak saya ijinkan main baik main di luar atau main gadget seperti laptop, hp dll. Kalau belajar sudah selesai, baru saya bolehkan main gadget sebentar.  

Percaya atau tidak, dulu saya juga  termasuk orang tua yang perfeksionis soal nilai .Maunya ya semua angka di rapot itu yang minim 8 atau 9 lah. Terkadang, saya juga marah pada anak-anak bila nilainya jelek. Soalnya di sekolah anak-anak, persaingan nilai sangat ketat. Suami yang terkadang berbalik memarahi saya.  Maksudnya baik sih.  Intinya besok kalau kuliah banyak pelajaran di SD yang tidak digunakan lagi (tidak up to date). Yang penting anak-anak sudah mau belajar, itu sudah bagus kata suami. Justru semangat belajar itulah yang harus ditumbuhkan dari seorang anak.

Contoh kasus  lain adalah ada seorang ibu sebut saja namanya Nina mempunyai anak Novi.  Novi ini dikelasnya termasuk anak yang pandai rangkingnya 5 besar. Bu Nina ingin agar nilai matematika Novi selalu bagus, diatas 8.  Novi dileskan ke guru les privat. Ternyata, dileskanpun nilai matematikanya tidak terkatrol.  Cuman hanya pada angka 8. Itupun, Bu Nina masih melabeli Novi dengan kata-kata "payah".  

Karena sifat saya yang perfeksionis di "angka", dan tahu saya hobi baca, maka suami suatu saat pulang kerja suami menghadiahi buku ini.  Buku positive Parenting karya Muhammad Fauzil Adhim.  Bukunya enak banget untuk dibaca.  Bahasanya sangat cerdas dan mengalir, diselingi gambar-gambar yang sangat ilustratif ala parenting.




Bagian dari bab-bab di buku ini semua saya sukai, namun kata-kata yang sampai sekarang saya ingat adalah :

Apa perbedaan mengejar anjing dan dikejar anjing ?

Mengejar anjing, meski anjingnya sudah jauhpun kita akan semangat terus, biasanya sambil membawa batu, kayu atau apapun yang ada di sekitar kita. Perasaan kita akan selalu senang karena merasa menang.

Sementara dikejar anjing, kita akan selalu merasa ketakutan dan perasaan kita menjadi tidak senang, takut dan kalah.  

Begitulah perumpamaan apabila kita terlalu membebani anak dengan angka-angka dan nilai-nilai sekolah yang terlalu tinggi. Bisa jadi, kitalah yang berubah menjadi "anjing". Bukankah masih banyak kecerdasan lain-lain yang dimiliki seorang anak (multiple inteligence). Anak yang tak pandai di bidang matematika, boleh jadi dia memiliki kecerdasan di bidang verbal seperti bahasa Inggris. Sebaliknya, anak yang pandai di bidang matematika boleh jadi dia agak "kurang" di bidang verbal. Namun, bukan berarti lantas kita membiarkan anak tidak belajar. Bukan itu. Berilah anak semangat belajar, namun jangan dibebani. Nilai harus 9, nilai harus 100.  Bayangkan, bila kita di posisi mereka. Bisa stress deh.

Buku Muhammad Fauzil Adhim ini sangat fenomenal dan best seller pada masanya.  Saya masih ingat benar waktu itu si kakak baru kelas 1 SD.  Sementara Lala masih 1 tahun. Terakhir, waktu ke Gramedia beberapa bulan yang lalu.  Buku ini masih nangkring di rak toko-toko Gramedia. 

Terus terang saya berterima kasih kepada Muhammad Fauzil Adhim yang telah membuat buku ini.  Karena membaca buku ini saya makin mencintai anak-anak, jarang marah, mencintai dan mensyukuri profesi saya sekarang sebagai seorang ibu rumah tangga. Meski, dulunya saya pernah bersekolah hingga Diploma, namun saya lebih memilih untuk menemani anak-anak karena mereka harta saya, dan kelak akan dipertanyakan pertanggungjawaban saya sebagai seorang ibu.



Salam hangat,


N.i.n.g.r.u.m















Sunday, May 22, 2016

Anda Kalah Lomba ?Cabut Linknya




Assalamu'alaikum wr. wb.

Dear my readers,


Arrgghh..maaf dah lama engga nulis.  Lagi males tingkat dewa nih. 
Eh, tahu enggak readers ternyata menulis blog itu asyik lo.  Bisa menjadi kegiatan untuk mengusir kejenuhan kita di rumah dan juga bisa menyalurkan hobi menulis kita. Saya menyukai menulis blog sejak tahun 2014. Awalnya, saya sama sekali tidak tahu tentang blog, bahkan buta sama sekali.  Perkenalan saya dengan aktivitas ngeblog berawal dari suami saya. Suami saya menulis blog hanya untuk iseng-iseng saja sih.  Dia menulis tentang hobinya di design mesin teknik. Sempat sudah ada akun Adsensenya juga di blog misua, tapi karena penasaran diklik sendiri Adsensenya, yaa langsung dibanned dong ma Mbah Google. Tetapi, karena memang pada dasarnya cuman iseng ya sampe sekarang blog itu tidak diurusi lagi. Padahal, pengunjungnya udah buaanyak lo.

Dari tahun 2014 saya mulai menulis di blog menggunakan fasilitas Blogspot. Jangan ditanya, tulisannya waktu itu acak adul pokoknya.  Saking rajinnya menulis blog, sebulan cuma sekali aja nulisnya (pelit ya he..he..). Karena kesibukan mengurusi si kecil Lala, yang waktu itu berumur 3 tahun, saya vakum dulu dari dunia perbloggeran. Walah, baru mulai sudah vakum.  Jadi, resminya sih baru satu setengah tahun menulis blog. Yang tahun 2014 itu cuman pencitraan ha..ha..

Prestasi saya di bidang blogging masih biasa-biasa aja.  Karena sadar diri masih cupu dan batita banget. Beberapa kali ikut lomba belum pernah hoki. Bukan karena kalah lomba juga lho lantas frustasi bikin postingan ini.  Bukan juga...


Jujur, menurut saya alasan pokok saya ikut lomba :
Yang pertama adalah saya tidak mau munafik yang pertama karena hadiahnya (ya pasti dong), alasan kedua ingin mengasah ketrampilan menulis, alasan ketiga ingin menambah ilmu, alasan keempat ingin mengharumkan nama komunitas tentunya.

Tetapi seandainya saya kalah saya tidak pernah kecewa tuh. Tidak lantas nangis-nangis sambil ngekep bantal gitu. Menurut saya ya memang belum rejeki, atau belum hoki aja. Masih ada kesempatan-kesempatan lain. Betul tidak readers?


Image result for gambar aku rapopo


Setelah Anda serius untuk menekuni ngeblog ada baiknya Anda mempunyai komunitas. Mempunyai komunitas ada banyak manfaatnya loh. Ada teman-teman baru,  ada info-info lomba, ada info-info tentang seminar parenting buat Anda yang sudah berumahtangga, pokoknya seabreg deh manfaatnya.  Apalagi bila Anda ingin menjadi blogger profesional. Saya ikut 3 komunitas yaitu Komunitas Gandjelrel, Komunitas IIDN dan KEB (Komunitas Emak-emak Blogger).  Selain itu saya juga memiliki grup WA komunitas Gandjelrel.  Banyak komunitas Gandjelrel yang sama-sama menjadi anggota Komunitas IIDN dan KEB.
Di Gandjelrel juga saya mengenal banyak penulis terkenal seperti mbak Dedew (Dewi Rieka) Penulis Buku Anak Kos Dodol, Mbak Dian Nafi, Mbak Keisya Avicenna dll.  Buku-bukunya sangat terkenal loh.

Kalau Anda seorang bloggger, Anda tentunya pernah ikut lomba blog kan? Nah biasanya nih saya lupa mencabut link yang mengarah ke sebuah situs.  Ternyata, mbak Dedew bilang, sebaiknya setelah kita kalah lomba, link yang mengarah ke sebuah situs yang merupakan sponsor lomba kita di cabut aja.  Kalau tidak ya, mereka (brand) akan beruntung dong.  Sementara kita tidak dapat apa-apa. Hiks..

Demikian tips blogging saya untuk Anda hari ini.  Tunggu postingan saya berikutnya yaaaa

Salam hangat,



N.i.n.g.r.u.m



















Back to Top