Wednesday, February 22, 2017

Damai dan Majulah Indonesiaku

Dear all,

Suatu waktu saya melihat tayangan di televisi kalau tidak salah di Trans tv pada saat awal mulai siaran biasanya ada lagu Indonesia Tanah Air Beta yang dinyanyikan oleh almarhum Utha Likumahuwa dengan penuh penghayatan dan jujur itu sangat menyentuh batin saya. Berikut syairnya:

Indonesia tanah air beta
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala, slalu dipuja-puja bangsa
Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata.........

Seandainya  suatu saat saya dilahirkan ditempat yang berbeda dan ditanya, saya akan tetap memilih Indonesia sebagai negara saya, tumpah darah saya. Meskipun ada banyak permasalahan disana, namun saya tetap bangga menjadi bagian darinya.
Indonesia dengan keanekaragamannya, berbagai macam suku dan adat, serta berbeda-beda warna kulitnya. Sebagai seorang muslim saya kayaknya lebih suka tinggal di Indonesia karena di Indonesia semua orang bebas beragama dan dilindungi, dan bisa hidup berdampingan. Kalau Anda melihat di negara lain seperti Syuriah dan negara-negara lain belum tentu kita bisa seperti ini. Mau ke sholat dimanapun bisa, mau ke gereja bisa melenggang santai, mau ke wihara ayuk, mau ke kuil-kuil oke. Indonesia adalah negara yang sangat demokratis menurut saya. 

Beberapa waktu yang lalu sempat ada berita-berita sara yang membuat Indonesia agak semrawut, dan sayapun sebagai seorang ibu rumah tangga turut khawatir dengan banyaknya berita hoax dan sara. Apalagi jelang pilkada Jakarta.. .
Ada perasaan takut kalau sampai-sampai terjadi pertumpahan darah karena banyaknya demo jelang pilkada, tapi alhamdulilah bisa berlangsung damai.

Lain waktu lagi saya melihat tayangan Discovery Channel tentang negara Jepang yang sudah maju dengan teknologi pertaniannya. Di Jepang, menanam padi sudah tidak menggunakan tangan melainkan dengan alat semacam traktor yang rodanya diprogram otomatis bisa menanam padi. Sangat berbeda dengan negara kita yang jauh ketinggalan, masih banyak dijumpai para petani yang membajak sawah dengan sapi dan menanam padi dengan manual. Seandainya pertanian Indonesia bisa lebih maju, kita tak perlu lah mengimpor beras dari luar negeri dan bisa menghemat uang. Tapi, saya juga tidak tahu apakah sesederhana itu? 

Lain waktu lagi saya melihat negara Denmark, duh iri banget dengan negara ini. Negara ini disebut-sebut sebagai negara dengan standar kebahagiaan tertinggi di dunia. Bagaimana tidak, negara ini hanya menerapkan 7 jam kerja dalam sehari, karena jam kerja yang panjang sangat rentan terhadap stres, selain itu mereka memiliki cuti yang panjang dalam setahun yaitu 5 pekan dan 35 hari dalam setahun. 
Meski mereka memiliki pajak yang tinggi, namun mereka sangat berbahagia karena pajak yang tinggi itu nantinya untuk mereka sendiri seperti rumah sakit gratis, pendidikan gratis serta beasiswa untuk anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi. Bahkan, orang-orang yang masih pengangguran pun diberi tunjangan oleh Pemerintah Denmark. Ngiri ga tuh?


Denmark - Google Image 
Lain waktu lagi saya melihat Papua, sebuah ibukota yang terletak di paling barat Indonesia. Pulau nan elok terkenal dengan Raja Ampatnya yang cantik namun sayangnya banyak penduduknya yang masih tertinggal baik dalam hal pendidikan maupun kesehatan. Listrik juga sering mati dan barang-barang mahal. Untunglah, di Pemerintahan Pak Jokowi ini sedang digenjot pembangunan jalan di Papua. Semoga bila sudah banyak fasilitas jalan di Papua harga-harga bisa diturunkan. Menurut adik saya yang tinggal di Papua harga-harga di Papua 2 kali lipatnya harga-harga di Jawa. Jadi ya kerasa banget.

Duhai para pemimpin kita mengapa kita tidak berpikir tentang Indonesia yang maju daripada saling berebut kekuasaan yang tidak ada akhirnya. Indonesia yang tidak perlu mengimpor beras, Indonesia yang merata pembangunannya, Indonesia yang maju dalam segala bidang. Mungkin inilah yang bisa saya persembahkan untuk Indonesia. Dari seorang ibu rumah tangga yang sederhana. Semoga bermanfaat ^_^









Saturday, February 18, 2017

Mengenang Semarang Tempo Dulu di Kota Lama



Hai ...hallo...aloha

Sudah lama nih tidak update blog, dikarenakan kesibukan saya di dunia nyata yang lumayan rempong yaitu bisnis kecil di rumah membuat seprei dan lain-lain yang lagi banyak pesanan.
Terkadang saya bingung harus membagi-bagi waktu antara menulis dan menjahit. Dua bidang yang sama-sama saya sukai. Tapi, karena sudah terlanjur  suka ya bagaimanapun saya harus berupaya agar masih tetap bisa menulis. Saya harus bisa membahagiakan pembaca saya yang merupakan raja bagi saya. Kamu...iya....kamu.

Nah, beberapa waktu yang lalu saya kepingin sekali jalan-jalan naik kereta api ke Solo. Sudah hampir 10 tahun lamanya tidak pernah ke Solo lagi. Ingin rasanya jalan-jalan ke kebun binatang atau kraton di Solo. Aturan mainnya kan beberapa hari sebelumnya harusnya saya beli tiket KA. Karena, jalan-jalan yang tidak terencana dan mendadak jadinya ya begitulah gagal sebelum bertanding. 

Sebelum kalian bingung dengan kata-kata diatas maka ada baiknya saya jelaskan dengan terperinci. Jadi, kami lupa tidak membeli tiket KA terlebih dahulu tujuan ke Solo. Sampai stasiun Tawang sekitar jam 8 pagi dengan perjalanan naik BRT, tiket sudah habis. Dikira Ayahnya itu beli tiket KA itu bisa mendadak.
Anak-anak sudah pasang tampang wajah kecewa. 
"Wah, gimana sih Yah? Sudah capek-capek berdiri di BRT malah tiketnya habis. Biasalah anak-anak sekarang jago banget bersilat lidah".
Akhirnya untuk mengobati kekecewaan anak-anak kamipun berkunjung ke kota Lama, karena letaknya berseberangan dengan Stasiun Tawang.
Mengunjungi Kota Lama Semarang, jadi terlintas di benak saya kota Semarang Tempo dulu dengan banyak bangunan-bangunan peninggalan bangsa Belanda yang eksotis. Nampak jalan-jalan yang masih kaya dengan arsitektur jaman Belanda. 

Ada tempat-tempat menarik yang berada di Kota Lama ini seperti 
1. Gereja Blenduk. Dinamakan blenduk karena kubahnya yang berbentuk blendhuk seperti kubah masjid. Gereja ini merupakan gereja kristen tertua di Jawa Tengah. 


Gereja Blenduk


2. Taman Srigunting 
Taman Srigunting terletak di samping Gereja Blenduk. Tempatnya rapi dengan pepohonan yang rindang dan ditanami bunga-bunga. Di taman tersebut sekarang ada tempat persewaan sepeda kuno yang dengan aneka pilihan dengan tarif yang sangat murah yaitu sekitar Rp 5.000,an. Anda bisa berselfie-selfie bareng keluarga atau sekedar menikmati pemandangannya. 


3. Toko Klithikan
Di sekitar Gereja Blendhuk terdapat banyak toko klithikan alias toko-toko yang menjual barang-barang antik. Harganya berkisar antara Rp.30.000an hingga jutaan. Ada berbagai macam barang antik seperti korek api, rokok, setrika, lampu penerang, peralatan rumah tangga, sepeda antik dan lain-lain. Merupakan tempat wisata yang menarik untuk saya dan anak-anak dan bagi Anda yang suka dunia fotografi tempat ini bagus banget untuk foto-foto.




4. 3 D Trick Art Old City Museum 



3 D 3 Art museum merupakan wahana wisata baru di Semarang yang membuat Anda bisa berfoto-foto dengan latar belakang gambar 3 D yang terlihat nyata dengan teknik seni yang canggih. Tiketnya berkisar Rp 40.000 per orang.
So, tunggu apalagi yuk berkunjung ke Kota Lama Semarang.





Back to Top