Saturday, September 19, 2020
Strong Woman Do Bong Soon, Drakor Favorit Pertama Saya
Saturday, July 25, 2020
Do dan Don't Saat Mendampingi Anak Daring Di Rumah
Berikut ini saya tuliskan berdasarkan pengalaman saya selama mendampingi anak saya Lala menjalani tugas daring.
Do :
- Saya biasakan Lala mandi di pagi hari seperti saat dia berangkat sekolah, sehingga kala nanti tiba saatnya sekolah dibuka, dia sudah terbiasa bangun pagi.
- Mengijinkannya bermain kala tidak ada tugas.
- Menjaga moodnya dengan baik, kalau dia kelihatan capek ya jangan dipaksa untuk mengerjakan. Untunglah, untuk mengerjakan tugas ada tenggang waktu sampai jam 23.00.
Dont :
- Tidak berekspektasi terlalu tinggi terhadap nilai.
- Ortu tidak boleh stress juga ketika mendampingi anak, jadi harus rileks. Bila perlu mungkin sebelum mendampingi anak kita ngemil deh makanan/minuman kesukaan kita.
- Jangan lupa untuk memberikan pujian kepada mereka. Pujian ini tidak melulu karena mereka mendapat nilai yang bagus, tetapi karena mereka telah berusaha dengan baik. Misal : mau membantu kita di dapur, menyirami bunga, atau mau berolahraga.
Saturday, July 11, 2020
Belilah Kue Putuku
Assalamualaikum,
Seperti
biasa, kegiatan rutin saya setiap sore hari kalau tidak pergi ke luar taman
kompleks sambil mendulang makan si kecil, saya jalan-jalan naik motor dengan si
kecil dan suami sambil melihat-lihat pemandangan sore hari ataupun belanja
kebutuhan sehari-hari.
Sama seperti
orang dewasa, si bocil kan juga terkadang merasa bosan terus menerus berada di
rumah. Apalagi, selama pandemi Corona ini kami lebih suka berada di rumah.
Keluar rumah kalau memang perlu banget, baru keluar rumah.
Terkadang di jalan saya menemui sesuatu kejadian dan saya tulis di blog. Seperti beberapa hari yang lalu misalnya saya menemui bapak-bapak yang sudah sepuh berjualan kursi dipanggul. Itu kan pekerjaan yang berat banget ya untuk seorang kakek berusia sekitar 60-70an. Saya suka iba melihatnya. Seharusnya usia segitu orang sudah saatnya pensiun dan menikmati sisa hidupnya dengan tenang.
Kisah lainnya adalah ketika suatu malam sekitar jam 8 malam di belakang rumah saya terdengar ada suara penjual kue putu lewat dengan suara khasnya. Nampaknya dagangannya belum banyak terjual. Kue putu adalah jenis makanan tradisional nusantara yang berupa kue dengan isian gula jawa dibalut dengan parutan kelapa, dan tepung beras butiran kasar. Kue ini dikukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Kue ini dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam.
Jaman dahulu di masa kecil saya di tahun 80-an salah satu kuliner Indonesia kue putu ini sangat berjaya. Setiap ada penjual kue putu lewat, selalu dikerumuni dengan antrean anak-anak yang sudah mengular. Selain itu juga ada juga gulali yang bisa dibentuk- bentuk menyerupai binatang kuda, ikan, dan lain-lain bergantung request anak-anak di jaman itu dan fungsinya bisa seperti peluit. Kemudian jajanan lainnya yang ngehits di masa saya kecil adalah Gethuk Pisang, Kolak Ketan Roti dan lain-lainnya. Kalau ingat masa itu, rasanya ingin waktu bisa berputar lagi ke masa itu bak pintu ajaibnya Doraemon. Begitu cepatnya waktu berlalu ya.
Kue putu sekarang mulai tergerus dengan zaman modern yang serba instan berganti dengan jajanan kekinian seperti pizza, donat, sosis goreng, dan lain-lain. Saya selalu membeli kue putu keliling yang dijual oleh bapak-bapak yang usianya sepuh ini. Beliau ini kue Putunya murah pula cuman seribu rupiah. Saya biasanya beli 10. Terkadang juga ada bapak-bapak penjual kue putu yang harganya lebih mahal 2 ribu juga saya beli untuk membantu perekonomian mereka.
Baca juga : Traveling Dengan Honda Bebek Adalah Permata Pengalamanku
Jajanan di masa kecil saya kalau saya nilai justru lebih sehat ketimbang jajanan sekarang yang lebih banyak pengawet dan pewarna. Makanya saya lebih suka membuat sendiri jajanan untuk mereka karena selain bisa menghemat uang juga lebih sehat. Terutama di masa pandemi ini sudah pasti anggaran belanja lebih boros. Jadinya, saya harus pintar-pintar untuk mengelola uang. Di sore hari biasanya saya sudah sibuk di dapur membuat jajanan untuk mereka seperti membuat bakwan goreng, pisang goreng, kentang goreng dan lain-lainnya. Anak-anak selalu suka dengan jajanan buatan saya dan terkadang belum selesai goreng sudah ludes haha. It will be story to tell to our grandchildren soon. Kalau sedang jenuh ya beli Sari Roti atau ya tadi beli kue putu. Kalau kebetulan ada penjual kue putu lewat di depan rumah kalian tolong dibeli ya....karena selain sehat juga bisa menolong sesama.
Wednesday, July 1, 2020
Traveling Dengan Honda Bebek Adalah Permata Pengalamanku
honda bebek jadul (gambar diambil dari gridoto.com)
Assalamu'alaikum wr. wb. temans,
Saya memang hobi dengan yang namanya traveling alias jalan-jalan. Setiap
akhir pekan sebelum pandemi Corona, biasanya saya pergi keluar jalan-jalan
dengan suami dan anak-anak. Biasanya sih pergi jalan-jalan ke tempat wisata,
ngemall atau makan-makan di luar. Jalan-jalan itu bisa menghibur hati dan juga
melepaskan stress yang kita miliki. Selain itu juga bisa merekatkan bounding
antar anggota keluarga lho. Jalan-jalan saya sementara ini yang paling jauh ke
Telogo Sarangan naik mobil haha. Bagi saya itu sudah jauh banget lantaran sudah
melewati Jawa Timur. Pingin banget sih keluar negeri/umroh bareng keluarga
besar gitu. Kalau suami saya sudah lumayan sering ke luar negeri seperti
Singapura dan Australia tetapi karena urusan pekerjaan bukan murni travelling.
Semoga nanti impian saya tersebut bisa kesampaian.
Awalnya saya menyukai traveling dikarenakan ayah saya yang suka banget
ngajak saya jalan-jalan dengan honda bebeknya itu. Honda motor bebek di tahun
80-90an merupakan motor favorit orang pada jamannya. Memiliki honda motor
bebek adalah sebuah kebanggaan dijaman purba itu (eh
maksudnya tahun 80-90an). Bersama ayah, saya telah beberapa kali
menempuh perjalanan panjang di luar kota kelahiran saya Salatiga. Seperti ke
kota Solo dan Jogja. Bahkan, beberapa tahun sebelum beliau tiada ayah saya
pernah mengunjungi teman kuliahnya di Malang, Jawa Timur. Waktu itu beliau
tidak membawa jaket tebal. Aduh, ayah saya memang cuek banget orangnya. Kalau capek berhenti dan tidur di mushola/masjid. Sampai-sampai teman ayah
saya tadi membelikannya jaket. Ibu saya yang agak kelimpungan karena ketika
berangkat ke Malang tersebut ayah saya tidak meninggalkan pesan apapun ke ibu
dan anak-anak hingga lima hari tidak pulang ke rumah. Ketika akhirnya pulang,
sebenarnya ibu saya hendak marah kepada ayah tetapi tidak tega dan melupakannya
ha ha.
jalan-jalan naik motor (diambil dari travel.kompas.com) |
Ayah saya mengajarkan anak-anaknya untuk mandiri baik untuk anak laki-laki
ataupun anak perempuannya termasuk saya. Saya masih ingat benar ketika saya
mendaftar SMP saya disuruh mendaftar sendiri ke SMPN tersebut. Kata ayah saya letak SMPN itu kan dekat dan bisa terjangkau dari
rumah dan sayapun lalu mendaftar sendiri. Memang dekat sih dari rumah saya
sekitar 500-700 meter tetapi saya kan pingin banget ditemani ayah saya.
Akhirnya, kakak perempuan saya yang menemani mendaftar di sekolah tersebut.
Duh, kalau ingat masa itu. Tidak seenak anak-anak jaman sekarang. Anak sekarang
kena panas sedikit sudah mengeluh. Pulang sekolah mintanya dijemput atau naik
gojek. Dari SD sampai SMA saya biasa jalan kaki ke sekolah. Itupun
beramai-ramai dengan anak-anak tetangga dan serunya tidak terasa jauh. Berangkat
dan pulang sekolah dengan jalan kaki saya nikmati, bahkan terkadang
hujan-hujanan dan itu asyik banget. Meskipun, setelah itu ibu saya sempat marah
dan bilang “kenapa sih tidak menunggu hujan reda?”.
Kisah saya yang lain bersama honda bebek punya ayah
adalah saya pernah ke Solo sendirian dan pergi jalan-jalan ke Ungaran naik
honda bebek. Sepanjang perjalanan saya melihat pemandangan Solo yang waktu itu masih banyak sawah dan lahan hijau. Waktu itu saya lulus SMA. Mungkin sekitar tahun 2000. Padahal, Honda Bebek tersebut karena termakan usia lama-lama
jalannya agak pelan seperti siput. Hehe.
Solo travelling saya dengan honda bebek punya ayah ini
benar-benar berkesan dan merupakan permata pengalamanku. Tiap kali saya naik
sepeda motor bebek itu jiwa saya merasa bebas seperti burung dan saya bisa
melihat berbagai pemandangan sepanjang perjalanan. Namun, sayangnya saya tidak
memiliki kamera di saat itu. Waktu itu juga belum ada handphone yang bisa untuk
selfi-selfi, bisanya cuman untuk menulis sms, membalas sms, dan menelpon. Jadi
ya, maaf ya saya tidak menampilkan foto-foto saya.
Sunday, June 21, 2020
Tidak Perlu Takut Melakukan Rapid Test
Assalamu’alaikum temans,
Tepat dua bulan yang lalu tetangga saya ada yang terpapar virus Covid-19. Beliau memiliki profesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Semarang. Profesi perawat memang rentan terpapar Covid-19, karena selama pandemi Covid-19 mereka sehari-hari menangani pasien Covid-19. Jadi itu lumrah terjadi.
Rumahnya cukup dekat dari rumah saya, mungkin sekitar 100 meter. Bisa
dibayangkan komplek saya langsung heboh dengan pemberitaan tersebut.
Tetangga-tetangga saya dan termasuk juga saya melakukan aksi memborong handsanitizer
dan masker kain. Pada saat itu harga masker medis juga selangit harganya.
Kebanyakan orang lebih percaya masker medis ketimbang masker kain. Tetapi,
akhirnya ada himbauan dari Pemerintah untuk orang awam lebih baik menggunakan
masker kain saja karena masker medis memang diperuntukkan untuk tenaga medis
dan jumlahnya juga terbatas. Akhirnya saya juga memakai masker kain dan saya
juga beli serepnya untuk ganti-ganti disaat masker kain satunya dicuci.
Adanya tetangga saya yang PDP Corona membuat semua anggota
keluarga yang serumah dengan penderita otomatis menjadi ODP. Namun, setelah dites ternyata anak dan
istri penderita Covid-19 tersebut negatif. Setelah kejadian tersebut suasana
kompleks perumahan saya menjadi sunyi
sepi. Orang jadi begitu paranoidnya untuk keluar rumah atau sekedar melewati
rumah tetangga saya yang PDP Covid-19 tersebut. Anak-anak saya larang untuk
bermain dan setiap keluar rumah harus menggunakan masker. Sayapun jadi agak
cemas takut ketularan Covid-19. Anak-anakpun kemudian diliburkan setelah makin
lama Covid-19 di Semarang semakin merajalela dan ditetapkan sebagai pandemi.
Saya membatasi diri saya dan anak-anak untuk tidak terlalu banyak tahu tentang
Covid-19. Cukup tahu yang pokoknya saja dan tidak perlu harus sampai detail,
karena berada dirumah sudah membuat mereka cukup bosan, apalagi harus mendengar
berita-berita negatif tentang Covid-19.
Alhamdulilah, setelah dua bulan berlalu tetangga saya tersebut
dinyatakan negatif Covid-19 dan sudah aktif bekerja kembali. Kamipun bisa
menghela nafas dengan kejadian tersebut. Dari RT/RW saya juga digalakkan
kegiatan Jogo Tonggo untuk membantu tetangga yang terdampak Covid-19. Tentunya
ini sangat positif sekali dan warga juga sangat antusias dengan kegiatan ini.
Saya pernah membaca
headline di sebuah berita online bahwa ada beberapa orang yang
menganggap bahwa Covid-19 itu adalah penyakit bohong-bohongan dan ada yang
percaya pada sebuah teori bahwa Covid-19 adalah sebuah konspirasi dari negara
China. Banyak diantara mereka yang tidak menggunakan masker ketika keluar
rumah. Padahal, Covid-19 adalah sebuah penyakit yang sangat berbahaya dan
menular. Juga ada yang tidak mau menjalani rapid test karena berita ini.
Seperti yang telah kita ketahui
jumlah penderita Covid-19 makin lama makin meningkat tajam. Untuk mengurangi
penyebarannya, Presiden Jokowi menginstruksikan untuk melakukan rapid test,
khususnya di beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki kasus COVID-19 yang
tinggi. Tes ini ditujukan agar pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui
siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan virus Corona dan melakukan
tindakan pencegahan agar jumlah kasus COVID-19 tidak semakin bertambah.
Baca Juga : 6 Panduan Kesehatan Ala Dokter Reisa Broto Asmoro di Masa New Normal
Prosedur dan Interpretasi Hasil Rapid Test
Prosedur pemeriksaan rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah dari
ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya,
cairan untuk menandai antibodi akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya
akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya.
Hasil rapid test positif menandakan
bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona. Meski begitu, orang
yang sudah terinfeksi virus Corona dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya
bisa saja mendapatkan hasil rapid test yang negatif karena tubuhnya belum membentuk
antibodi terhadap virus Corona.
Oleh karena itu jika hasilnya rapid test negatif, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7–10 hari
setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama
14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat.
Ada kabar menggembirakan bagi kalian yang ingin mengikuti rapid test tetapi was-was untuk keluar rumah, kini Halodoc membuka layanan rapid test dengan bekerjasama dengan beberapa rumah sakit terdekat. Di layanan ini ada menu pilihan rapid test terdekat yang bisa disesuaikan dengan kota tempat tinggal kalian. Caranyapun sangat mudah dan kalian juga bisa memilih waktu yang kalian inginkan. Rapid test ini memerlukan beberapa kartu pengenal seperti kartu keluarga atau KTP. Biayanya akan tergantung biaya jasa tenaga medis dan penyedia alat yang diberikan dari Rumah Sakit. Sudah cukup jelas bukan? So, tidak perlu takut untuk melakukan rapid test ya....Saya percaya kita bisa melaluinya .....
Friday, June 19, 2020
6 Panduan Kesehatan Ala Dokter Reisa Broto Asmoro di Masa New Normal
Assalamualaikum
temans,
Masuknya Dokter Reisa Broto Asmoro dalam Tim Komunikasi Publik Percepatan Penanganan Covid 19
memberikan warna baru dan angin segar bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk
saya. Kalau biasanya kita tiap sore hari memperoleh edukasi Covid-19 dari bapak
Achmad Yurianto saja, kini kita juga mendapatkan info tentang sosialisasi
kebiasaan baru di new normal life lewat dr Reisa Broto Asmoro . Saya akui saya
sangat jarang update berita tentang Covid-19 karena terus terang sejak
kemunculannya di bulan Februari 2020 membuat saya jenuh dengan berita seputar
Covid-19. Jadinya, kalau sedang berada di depan televisi saya lebih suka
menonton tayangan televisi yang berisi hiburan seperti misal acara memasak,
TikTok, film-film drama, dan acara hiburan lainnya. Dengan adanya dokter Reisa
ini saya jadi lumayan rajin melihat breaking news demi melihat dokter Reisa
yang cantik, apalagi yang merasa kaum Adam ya. Hehe.
Apa saja 6 Panduan Kesehatan dr Reisa Broto Asmoro di masa new normal ? :
Jaga Jarak dan memakai masker bila keluar rumah
Virus Covid-19 bisa bertahan beberapa saat di benda-benda seperti gagang pintu, keybord komputer, mesin atm, uang dan benda-benda lainnya karenanya sebaiknya kita jaga jarak minimal 1-2 meter untuk penularannya karena jaga jarak terbukti sangat efektif untuk mengurangi penularan Covid-19. Selain itu jangan lupa untuk selalu memakai masker bila keluar rumah. Untuk masker kain lebih baik 4 jam sekali ganti.
Jangan memegang anak kecil dan bayi jika bukan orang tuanya sendiri
Karena ada sebuah kasus anak bayi yang terpapar
Covid-19 akibat kontak fisik dari orang yang sebelumnya sudah terpapar
Covid-19. Kasihan banget kan kalau ada adik bayi yang terkena Covid-19. Kita
yang sudah berumur saja kesusahan kalau sampai terkena Covid-19. Dalam berita
televisi pernah beredar, akhirnya bayi yang terkena Covid-19 meninggal dunia.
Meski kita terkadang gemas melihat anak balita/bayi untuk sementara hindari
kontak fisik dengan mereka ini.
Makan makanan dengan gizi yang seimbang
Ingat dengan jargon empat sehat 5 sempurna ? Karena Covid-19 ini saya jadi makin perhatian dengan suami dan anak-anak saya. Saya jadi lebih rajin masak dan jarang beli karena anak-anak di rumah otomatis pengeluaran jadi membengkak. Jadinya, saya harus pintar-pintar untuk membuat menu yang sederhana tetapi tetap memenuhi gizi empat sehat lima sempurna. Semuanya ada protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Bahkan, suami saya juga sekarang membelikan susu buat anak-anak. Padahal, sebelumnya karena mereka sudah besar-besar jarang minum susu formula. Makan dengan gizi seimbang akan bagus di masa pandemi Covid-19. Alhamdulilah, anak-anak jarang sakit. Sakitpun yang ringan yang masih bisa saya obati sendiri seperti pilek/flu misalnya.
Banyak minum air putih
Minum air putih disarankan 8 gelas sehari untuk dewasa
dan 5 gelas sehari untuk anak-anak. Lima puluh persen tubuh kita adalah air
karenanya tiap hari kita harus mengkonsumsi air putih untuk metabolisme tubuh.
5.
Istirahat
yang cukup
Meski sudah makan makanan bergizi tetapi kita kurang
istirahat sama saja zonk. Misalnya kita suka begadang tengah malam. Tidur
kurang dari 8 jam dalam sehari sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh kita.
Buntutnya kita bisa terserang penyakit lainnya seperti diabetes misalnya.
Olahraga teratur
Olah raga sangat penting juga untuk menjaga tubuh kita
tetap bugar dan sehat. Jangan berlebihan juga ya...sesuaikan juga dengan
kemampuan tubuh. Kalau olah raga yang mudah dan murah ya jalan kaki saja
keliling kompleks kita misalnya. Jangan lupa pula bawa botol air putih atau
yang sedang ngetrend sekarang itu infused water juga bagus. Oia, kalau
kamu suka olah raga sepedaan kadang suka ngos-ngosan kan kalau pakai
masker?Baiknya selama bersepeda, masker kalian lepas saja tetapi saat kalian
ketemu dengan orang lain baru masker dipakai. Karena, berbahaya juga kalau
sepedaan dengan memakai masker, bisa kekurangan oksigen.
Semoga saja dengan kemunculan dr Reisa setiap hari menjadikan orang Indonesia itu jadi lebih manut dan efek kedepannya Covid-19 bisa lebih cepat selesai. Mungkin itu juga yang diharapkan oleh Pemerintah Indonesia. Pemerintah sepertinya ingin agar kegiatan ekonomi bisa terselenggara lebih cepat, lantaran kalau tidak ekonomi Indonesia bisa terpuruk gara-gara Covid-19. Tidak hanya Indonesia bahkan negara besar seperti Amerika Serikat bisa terpuruk ekonominya di masa pandemi Covid-19. Banyak orang Amerika yang menjual rumahnya lantaran menjadi korban PHK karena Covid-19.
Friday, June 12, 2020
Be Happy and Love Your Self
Assalamu'alaikum
temans,
Beberapa
tahun ke belakang kalau kita dengar lagu-lagu yang bertemakan Self Love
kebanyakan dari grup-grup Korea ya, semacam Blackpink, Exo, Mamamoo, BTS, NCT
dan lain-lain kemudian makin lama makin menjalar ke Indonesia dengan keluarnya
grup JKT 48 dan grup lainnya. Kebanyakan lagu-lagu mereka ini memiliki genre
musik yang energik dan penuh semangat. Kemunculan JKT 48 juga sangat disambut
gembira di Indonesia, apalagi para penggemar cowok ya. Sayapun suka banget
dengan mereka. Tapi, nama mereka sekarang sudah agak meredup karena gonta ganti
personil dan juga beberapa ada yang sudah menikah.
Lagu-lagu
yang bertemakan self love juga memiliki dampak yang bagus untuk pendengarnya.
Karena ini bisa membangkitkan semangat hidup dan jadi lebih optimis menatap
masa depan. Namun, sayangnya di Indonesia lagu-lagu yang melow tetap menduduki
rangking pertama di youtube. Entahlah, mengapa kok kebanyakan lagu-lagu melow
sangat laris manis di Indonesia, meskipun lagu-lagu bertema self love juga
tetap menduduki tempat di hati pemirsa. Nanti kalian boleh cek di You Tube
deh. Namun, itu setidaknya merupakan sebuah progress di Indonesia
dengan adanya beberapa penyanyi yang mulai memasukkan ide self love ke dalam
lagu-lagu mereka ketimbang hanya lagu-lagu bertemakan cinta.
Tragedi Bunuh Diri Michael Jackson, Witney Houston, Anthony Bourdain
Siapa sih
yang tidak mengenal tokoh-tokoh diatas ini?Kaya, memiliki kedudukan, terkenal,
namun mereka tidak bahagia dengan dirinya sendiri dan memilih untuk mengakhiri
hidupnya dengan cara mereka sendiri alias bunuh diri. Padahal, begitu banyak
orang yang pingin banget seperti mereka. Memiliki banyak uang dan terkenal.
Sayapun termasuk yang ngefans (bukan fans berat ya) dengan lagu-lagunya Michael
Jackson ikut sedih mengapa M.J. meninggal dengan cara yang tidak wajar.
Kalau
dirunut banyak dari orang Amerika kebanyakan, dan artis Hollywood mereka lebih
memilih untuk tidak percaya akan Tuhan alias atheis. Menurut mereka apa yang
ada di langit dan bumi beserta isinya muncul karena kehendak alam bukan ciptaan
Tuhan. Jadi, mereka hidup itu seperti tidak ada arah/lentera. Rata-rata mereka
itu memiliki pola pikir bekerja sekeras mungkin bahkan sampai 24 jam dan
setelah mendapat banyak uang mereka bersenang-senang/berfoya-foya. Tanpa
mengenal Tuhan, hidup mereka dikeliling banyak harta namun gersang seperti
tanaman yang tidak pernah disiram.
Self Love juga dapat diartikan dengan menerima dan menghargai diri sendiri. Mencintai diri sendiri alias Self Love bagi beberapa orang sangat mudah untuk diucapkan tapi tidak mudah untuk dikerjakan di realita kehidupan mereka. Apalagi, jika mereka tidak memiliki support system yang tangguh seperti suami/istri yang baik ataupun latar belakang keluarga yang mendukung mereka menjadi lebih baik.
Menurut pendapat saya pribadi, untuk dapat mencintai diri kita sendiri kita harus mengenal diri sendiri dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan kita. Misal kita memiliki hobi menulis, menggambar atau menjahit kita harus mengoptimalkan hobi tersebut dengan baik sehingga bisa menjadi prestasi. Mempromosikan hobi tersebut ke media-media sosial kita pastilah lama-lama akan mendatangkan benefit yang akan bisa kita rasakan seperti mendatangkan uang, follower dan kepercayaan dari orang-orang. Hal itu tentunya akan dapat membuat rasa percaya diri kita bertambah bukan?
Satu lagi jangan bergaul dengan orang-orang yang memberi pengaruh negatif kepada kita.
Dalam sebuah hadist, Rasullulah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,”Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asap yang tak sedap (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628). Bergabunglah di komunitas-komunitas yang memiliki nilai positif untuk kita seperti komunitas menulis, menggambar dan menjahit misalnya. Least but not Last, cintailah diri Anda sendiri karena mencintai diri sendiri berarti menghargai ciptaanNya......
Friday, May 29, 2020
Kenali 5 Manfaat Membaca Bagi Anak, Untuk Meningkatkan Minat Baca
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sudah beberapa tahun lamanya Indonesia memiliki minat baca yang rendah, bahkan termasuk terendah di Asia. Hal itu ditunjang dengan rendahnya daya beli akan buku. Menurut beberapa orang, daripada beli buku mendingan buat makan atau kebutuhan lainnya.
Dari data UNESCO menyebutkan minat baca orang Indonesia hanya sekitar 0,001%. Itu artinya
diantara 1000 orang, hanya 1 orang yang rajin membaca. Indonesia memiliki
peringkat 60 dibawah Botswana untuk membaca. Sangat miris bukan?
Pemerintah Indonesia sudah berupaya untuk meningkatkan minat baca di
Indonesia antara lain dengan mendirikan perpustakaan gratis, perpustakaan
keliling dan membuat event-event festival literasi. Namun, hal itu nampaknya
belum berhasil untuk mengkatrol minat baca orang Indonesia.
Minat baca yang rendah itu bertolak belakang dengan sebuah fakta bahwa rata-rata orang Indonesia kuat menatap/membaca gadget selama 9 jam dalam sehari. Bahkan kecepatan tangan memberi likes lebih cepat daripada kecepatan otaknya. Untuk berkicau di media sosial orang Indonesia terutama orang Jakarta juga terhitung lebih cerewet di bandingkan orang Jepang. Indonesia menduduki urutan nomer 5 untuk kecerewetan di media sosial. Bisa dibayangkan ilmu kurang, malas membaca dan itu bisa menjadikan Indonesia menjadi sasaran empuk masuknya berita hoaks dan provokasi.
Rupa-rupanya malas membaca itu sudah menjadi “penyakit” di kalangan orang Indonesia. Terkadang, belum selesai membaca sebuah artikel sudah dishare duluan. Padahal, artikel itu belum tentu benar. Hal itu saya alami sendiri pada masa pandemi Corona ini. Bahkan, karena saya tidak kuat dengan informasi hoaks seputar Corona di sebuah grup sekolah ibu-ibu saya terpaksa keluar grup tersebut. Bayangkan, setiap hari sebut saja ibu x mengunggah info-info hoaks seputar Corona. Beberapa kali sudah saya luruskan kalau itu hoaks. Dia malah berkilah "harusnya berterimakasih dikasih informasi". Hmm.....macam tak betul budak ni. Padahal grup kita kan banyak. Bisa lebih dari 10 grup. Bikin puyeng bacanya. Apalagi, pas tetangga saya ada yang PDP Corona, saya membatasi diri untuk tidak terlalu banyak membaca berita seputar Corona, supaya tidak stress.
Untuk membangkitkan minat baca orang Indonesia saya rasa harus dimulai dari lingkup keluarga lebih dahulu. Anak kita terus tumbuh besar maka kita harus terus menerus menambah ilmu kita dari membaca buku terutama ilmu parenting/mengasuh anak. Saya sangat suka membaca lantaran juga dulu suka melihat Bapak saya suka membaca. Beliau suka membaca surat kabar. Kita langganan surat kabar Suara Merdeka. Terus saya suka meminjam majalah Bobo juga di tetangga. Karena menurut ibu saya majalah Bobo termasuk mahal kala itu dan ortu saya belum sanggup untuk membelikan. Kesukaan membaca saya tularkan ke anak-anak saya. Saya suka sekali membelikan mereka buku-buku cerita, buku dongeng, dan buku-buku tentang kepahlawanan. Karena si kakak sudah remaja, maka saya belikan juga buku-buku motivasi dan novel-novel untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.
Mulai umur 1.5 tahun anak-anak mulai pandai bicara dan menirukan kata-kata kita. Itulah saatnya kita untuk membelikan buku-buku bergizi untuk mereka. Di usia tersebut anak-anak saya belikan buku-buku sederhana tentang binatang, buku tentang buah-buahan, buku sederhana tentang kerjasasama seperti buku Halo Balita terbitan Dar Mizan yang berjudul Gajah Bersin ini. Anak saya yang balita sangat suka dengan buku itu. Dia berkali-kali minta diulang untuk diceritakan buku Gajah Bersin tersebut. Dari buku anak belajar tentang warna, macam-macam binatang, buah-buahan dan belajar tentang kecerdasan emosional.
Si kecil saya Lisa dengan buku baru kesukaannya berjudul Gajah Bersin, bukunya hardcover jadi tidak bisa disobek.
Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari membaca. Menurut Ayah Bunda 5 manfat membaca bagi anak adalah :
Prestasi
Berbagai penelitian menyebutkan, anak yang ‘terpapar’ bacaan
sejak dini sebelum ia masuk sekolah akan lebih bertanggung jawab dan ‘tampil’
lebih baik di semua aspek pendidikan formal ketika ia di sekolah kelak. Tidak
berhenti di sektor pendidikan formal, tapi anak juga memiliki bakat pembelajar
secara umum di semua bidang.
Kemampuan berkomunikasi
Saat Anda membacakan anak cerita, dengan memperkenalkan
berbagai tokoh serta berbagai ekspresi, anak jadi belajar berimajinasi dan
menyerap banyak hal. Ini membuat kemampuan berkomunikasinya jadi lebih baik
saat bersosialiasi dengan orang lain.
Kebutuhan
Terbiasa melihat dan mengalami sendiri bahwa membaca buku
merupakan hal yang menyenangkan, maka ini akan menjadi suatu kebutuhan yang
akan terus dicari anak sampai dewasa. Anak akan cenderung memilih buku sebagai
hiburan, ketimbang televisi maupun gadget.
Solusi baru
Momen anak memasuki babak baru dalam hidupnya, misalnya potty training maupun masuk pra sekolah, yang mengharuskan anak
bertemu dengan ritual atau orang baru, berpotensi bikin anak tertekan. Bantu ia
mengatasinya dengan membacakan cerita dengan kasus yang mirip, sebelum anak
akan menghadapi saat-saat tersebut. Ini bisa mengurangi kecemasannya.
Kemampuan berpikir logis
Membacakan anak cerita, selain membiasakannya berimajinasi,
juga melatih anak berpikir logis dan kritis, memahami konsep sebab-akibat, dan
belajar mengetahui nilai-nilai yang baik.