Minggu ini adalah minggu pertama anak-anak masuk sekolah setelah lama libur sekolah. Minggu ini juga terasa spesial karena anak saya yang nomer 2 Lala, masuk SD dan si kakak naik kelas 5. Keduanya bersekolah di SD Islam swasta dekat rumah. Rasanya campur aduk bahagia sekaligus agak sedih karena si bontotku sudah tidak TK lagi. Kok bisa begitu ya ?? Entahlah mungkin karena saya terlalu sayang ma si kecil. Mungkin karena anak ragil kata temen-teman. Kalo jadi lo kata mereka. Ha..ha..ha biasalah emak-emak.
Seperti biasa, kalo hari pertama masuk sekolah banyak ortu-ortu yang menunggui anak-anaknya di sekolah karena masih masa adaptasi. Ada yang mengintip-intip dari balik jendela selama KBM. Padahal sudah tidak diperbolehkan. Saya lihat juga masih ada beberapa anak yang nangis memanggil-manggil mamanya. Juga ada beragam ekspresi anak-anak yang masih lugu itu. Ada yang cemberut, ada yang ceria, ada juga yang masih menggelendot sama mamanya. Alhamdulilah, Lala bisa dengan begitu cepat beradaptasi dengan teman-teman barunya meskipun teman soulmatenya yang dari TK terdahulu banyak yang tidak satu kelas.
Sudah menjadi tradisi, kalo tahun ajaran baru SD ortu-ortu pada "berburu" bangku di depan. Menurut mereka, dengan duduk di depan anak bisa konsentrasi ke pelajaran, juga supaya bisa melihat tulisan di papan tulis dengan jelas. "Demam" ini terjadi juga dengan anak saya Lala. Bedanya, dia sukanya duduk di bangku nomer dua. Hari pertama sukses dapat bangku ke 2. Hari kedua eh ternyata bangku dia sudah diduduki anak lain. Sudah dikasih tahupun Lala tak mau duduk di bangku yang lain. Repot nih kalo begini. Akhirnya setelah dibujuk-bujuk Ustadahnya, baru dia mau duduk di bangku nomer 3.
Ada kejadian yang hampir serupa dengan anak saya, Lala. Malah saking penginnya duduk di depan, ortu-ortu pada berangkat pagi-pagi, terus semua pada masuk ke dalam kelas. Bisa dibayangkan kan? Sehingga kelas terasa begitu sesak. Padahal kegiatan belajar mengajar mau dimulai. Mungkin ini terjadi karena ada beberapa alasan diantaranya : baru pertama punya anak SD jadi agak salting sedikit, sementara saya sudah pengalaman dengan si kakak yang pertama. Emak-emaknya pun masih muda-muda euy, jauh dibawah saya, serasa tua sendiri nih he3. Ya, maklumlah mereka anaknya masih pada satu-satu. Yang agak lucu adalah ada bapak-bapak yang protes kepada wali kelas karena ingin agar anaknya duduk di depan. Malahan si Bapak ini sampe marah-marah kepada wali kelas. Padahal tempat duduknya sudah diduduki anak lain. Kasian banget wali kelasnya.
Karena kejadian ini terus sekolah membuat kebijakan yaitu :
Demikian pengalaman saya selama Lala masuk sekolah pertama.
Salam hangat,

#cerita parenting
Karena kejadian ini terus sekolah membuat kebijakan yaitu :
- Tempat duduk di depan diperuntukkan untuk anak-anak yang berangkatnya lebih pagi
- Setelah bel berbunyi, pintu gerbang sekolah ditutup sehingga tidak ada ortu-ortu yang masuk ke dalam kelas, juga agar anak-anak menjadi lebih mandiri.
- Memberlakukan sistem roling. Jadi tempat duduk anak itu bergilir...anak duduknya bergantian. Kadang di depan, kadang di belakang, kadang di tengah. Kecuali yang pakai kacamata di depan terus, kayak kakaknya.
Demikian pengalaman saya selama Lala masuk sekolah pertama.
Salam hangat,

#cerita parenting